"Loli, makan dulu, Nak." Bi Minah dengan sabar mencoba menyuapi Loli yang sedang asik main. Bocah itu sangat sulit untuk makan. Seperti saat ini, Bi Minah yang setia duduk disampingnya dengan piring makanan Loli ditangannya.
Loli menutup mulutnya rapat-rapat ketika Bi Minah ingin menyuapinya. "BiMin, Loli nggak laper," rengek bocah itu. Di tangannya terdapat dua boneka. Sesekali Loli berbicara dengan boneka itu.
"Dua suap aja ya? Ntar kalo Loli nggak mau makan, Loli nggak gede-gede. Jadi nggak bisa sekolah. Katanya Loli mau sekolah kaya kak Aga, kan?"
Loli menoleh ke arah Bi Minah, matanya terlihat berbinar ketika kata sekolah disebut. Loli memang sangat ingin sekolah, tapi umurnya yang belum cukup membuatnya harus menunggu. "Loli pengen sekolah BiMin. Tapi Loli nggak mau makan, Loli masih kenyang BiMin," balas gadis kecil itu cemberut.
"Satu suap deh. Mau ya. Buka mulutnya, nak, aaaa." Bi Minah masih setia membujuk Loli.
Loli menggeleng kepalanya kuat. Hal itu membuat sendok yang dipegang Bi Minah jatuh ke lantai.
Prang!!
Loli terdiam, mata bocah itu mulai berkaca-kaca.
"M-maafin Loli BiMin, Loli nggak sengaja." Loli berujar terbata-bata. Takut mulai menjalar didirinya."Tidak apa-apa, nak. Bukan salah Loli." Bi Minah dengan segera mengambil sendok itu, lalu beralih membersihkan lantai.
"LOLI!!"
Suara keras itu berasal dari anak tangga. Wanita paruh baya itu melangkah cepat ke arah Loli yang sedang berada di sofa.
Memang Loli tadi sedang asik main di ruang tengah, namun Bi Minah datang untuk menyuapinya makanan.
Dina merebut boneka ditangan Loli lalu membuangnya ke lantai. Jangan tanyakan gadis kecil itu. Yang jelas dia sangat ketakutan.
"KENAPA KAMU SELALU BIKIN ULAH, HAH?!! TIDAK BISA KAMU SEKALI SAJA NURUT?" bentakan keras itu membuat Loli mulai menangis.
"Bukan salah Loli, nyonya. Ini salah saya. Tolong jangan marahin Loli nyonya. Saya mohon." Bi Minah menghampiri Loli yang masih duduk di sofa. Wanita paruh baya itu memeluk Loli yang menangis.
"MINGGIR BI MINAH!! SAYA AKAN KASIH PELAJARAN BUAT ANAK TIDAK TAU DIRI INI!! DIA PIKIR DIA SIAPA? DIA TIDAK LEBIH DARI ANAK PEMBAWA SIAL!" Dina menarik tangan Loli. Membuat pelukan Bi Minah terlepas.
"Mama hiks Loli minta maaf."
Plak
"Diam kamu!" Dengan tidak berperasaan Dina menampar Loli. Membuat gadis kecil itu semakin menangis. Tatkala merasakan panas dipipinya. Ujung bibirnya juga merasakan hal yang sama.
Plak
Plak
Plak
Bugh
KAMU SEDANG MEMBACA
Alghazel
De TodoKALO MAU NGINTIP, DI UTAMAKAN FOLLOW TERLEBIH DULU!! SETELAH ITU VOTE AND KOMEN!! Author butuh antusias kalian.❤️ *** Algha Dirgana. Seorang remaja yang masih duduk di bangku SMA. Algha terlahir di keluarga yang bisa dibilang cemara. Canda tawa sela...