19. ALGHAZEL

754 62 24
                                    

AYO VOTE DAN KOMEN!!
BIAR AUTHOR MAKIN SEMNGAT!!

AYO VOTE DAN KOMEN!!BIAR AUTHOR MAKIN SEMNGAT!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayo lagi tuhan, aku belum tumbang."

_Azella Valeska_

Setelah kepergian Wisnu, Azel merangkak menuju Dera yang tak jauh darinya. Dengan air mata yang tak berhenti jatuh, begitu pun dengan seluruh badan yang terasa begitu nyeri.

"Mama. Bangun, Ma."

"Ma, Azel mohon."

Azel terus saja menepuk-nepuk pipi Dera, berharap wanita itu bangun. Tidak butuh waktu lama, Dera akhirnya membuka mata, dengan ringisan yang keluar dari mulutnya. Melihat itu, Azel langsung menghapus air mata dan darah yang mengalir dari hidung mancungnya. Dia tidak ingin membuat Dera khawatir.

"A-Azel? Sayang, kamu tidak apa-apa?" Dera bangun dengan tangan menyusuri setiap inci wajah Azel.

Azel tersenyum tipis. "Azel gapapa, Ma," mati-matian cewek itu menahan ringisan saat tak sengaja Dera menyentuh keningnya yang dia yakini terdapat memar disana.

"Ma, luka Mama harus di obati. Ayo kerumah sakit." Azel mencoba bangkit, namun ditahan oleh Dera.

Dera menggeleng pelan. "Mama tidak apa-apa, Azel. Mama nggak perlu kerumah sakit."

"Ma?"

"Jangan, Nak. Mama tidak perlu kerumah sakit."

"Tapi kening Mama__"

"Ini tidak sakit Azel." Dera tersenyum singkat.

"Ma..." Azel menghambur kedalam pelukan Dera. Dia menangis sejadi-jadinya disana. Tubuhnya sangat sakit, apalagi saat Dera tak sengaja menyentuh punggungnya. Ya,,, disana terdapat karya Wisnu yang baru saja dibuat.

"Mama, A-Azel takut."

Dera merasakan sesak yang luar biasa. Hatinya serasa ditusuk ribuan jarum melihat Azel menangis didalam pelukannya. "Ada Mama, Nak. Jangan takut."

"Maafin Mama, Azel. Mama tidak bisa ngejagain kamu." Dera menggigit bibir bawahnya menahan isak tangis yang hampir keluar.

Azel menggeleng pelan dalam pelukan Dera. "M-mama yang terbaik. Tolong selalu peluk Azel, Ma."

"Tentu, sayang," lirih Dera pelan. "Bahunya tolong dikuatkan lagi, ya? Tuhan terlalu sayang sama Azel, makanya ujiannya sangat sulit. Janji sama Mama, jangan pernah nyerah. Jika bahagia tidak datang padamu, maka kamu yang harus mencarinya."

Azel mengangguk singkat. Isak tangisnya memenuhi ruangan itu. Entah kenapa, pelukan Dera sangat lah nyaman, bahkan dia sangat enggan untuk melepasnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AlghazelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang