45

2.5K 81 0
                                    


Mahen menatap tajam sosok itu, ia kembali mendekat dan menarik kerah baju sosok itu hingga membuatnya berdiri.

"Siapa lo?" Tanyanya.

BUGGG

"MAHEN." Teriak Amoza saat sosok itu memukul Mahen hingga terdorong kebelakang.

"Mahen lo gapapa?" Tanya Amoza sambil menghampiri pria itu.

"Aku gapapa, kamu mundur dulu ya." Ucap Mahen sambil memegang tangan Amoza.

"Mau kemana lo?" Tahan Mahen pada sosok itu, saat dia hendak pergi begitu saja.

"Urusan kita belum selesai." Ucapnya lagi.

BUGGG

BUGGG

Pukulan demi pukulan Mahen berikan pada sosok itu. Ia memukul wajahnya dan juga menendang perutnya.

Mahen sama sekali tidak memberi ampun pada sosok itu. Sosok yang bertubuh besar itu dengan mudah ia kalahkan.

"Mahen." Panggil Amoza saat sosok itu menahannya.

Sosok itu menahan tangannya dan juga mencekiknya dengan satu tangan lainnya.

"Lepasin dia!" Ucap Mahen.

"Jangan coba coba untuk maju atau tidak wanita ini akan mati." Ancam sosok itu sambil menekan leher Amoza menggunakan jari jarinya.

"AKHHH, Mahen tolongin guee." Teriak Amoza yang sudah sangat merasa kesakitan.

"Za." Panggil Mahen.

"AKHHH." Teriak Amoza sambil menginjak kaki sosok itu dengan keras.

Mahen sengaja memanggilnya dan memberikan kode dengan menggunakan matanya.

Untung saja ia mengerti, dengan cepat ia berlari kebelakang Mahen.

"GUE TAU SIAPA LO!" Teriak Amoza kepada sosok bertopeng itu, yang kini sedang melarikan diri lewat jendela kamarnya.

Sosok itu sempat mendengar ucapannya dan menatapnya sebelum benar-benar pergi.

"Amoza kamu gapapa kan? Ada yang luka?" Tanya Mahen sambil menggenggam tangannya.

"Aku gapapa." Jawab Amoza.

"Aku obatin leher kamu dulu ya, tunggu sebentar disini." Ucap Mahen sambil membantu Amoza untuk duduk di ranjang.

Mahen melangkahkan kakinya keluar dari kamar Amoza. Ia pergi keruang tv untuk mengambil obat P3k.

Tidak butuh waktu lama pria itu sudah datang kembali ke kamar Amoza.

"Mahen, kayaknya gue tau dia siapa." Ucap Amoza.

"Siapa?" Tanya Mahen sambil membuka kotak P3K itu.

"Tapi gue ga yakin, tapi dari suara dan matanya gue kayak ga asing." Ucap Amoza lagi.

"Coba angkat sedikit kepala kamu, biar aku obatin dulu lehernya." Ucap Mahen.

Amoza mengangkat sedikit kepalanya, ia membiarkan Mahen untuk mengobati luka akibat cekikan dari sosok misterius itu.

Mahen meniup leher Amoza saat melihatnya sedikit meringis kesakitan. Amoza meremas bantalnya saat merasakan hembusan dilehernya itu.

"Mahen?" Panggil Amoza yang membuat pria itu berdehem.

"Es krim upin ipin gue mana?" Tanyanya, saat ia mengingat tentang titipannya pada pria itu.

"Masih inget sama es krim disaat kayak gini." Ucap Mahen sambil mengacak rambut Amoza.

Amoza (Transmigrasi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang