Langit yang awalnya cerah kini tampak gelap, karena hujan deras turun mengguyur ibu kota.
Cuaca yang sangat dingin membuat Amoza menutup seluruh tubuhnya menggunakan selimut.
Ia sangat kedinginan padahal AC di kamarnya sudah dimatikan.
Ia juga sudah membuat teh panas untuk menghangatkan tubuhnya, namun cuaca disini sangat dingin.
"Amoza?" Panggil seorang pria yang masuk kedalam kamarnya.
"Apa?" Tanya Amoza sambil membuka selimutnya.
"Kamu ngapain?" Tanya Mahen.
"Lo ga ngerasa apa? Ini itu dingin, gue kedinginan." Jawab Amoza sambil menggulung tubuhnya menggunakan selimut.
"Mau aku peluk biar hangat?" Goda Mahen sambil mendekati Amoza.
Amoza langsung melotot, ia menatap tajam Mahen yang terus saja mendekat kearahnya.
"Mahen!Awas kalau lo berani, gue bakalan penggal lo!" Ucap Amoza memperingati.
"Aku suka dipenggal, apa lagi sama kamu." Ucap Mahen yang membuat Amoza mengepalkan tangannya dibalik selimut itu.
Mahen semakin melangkahkan kakinya mendekat, ia akan terus melangkah maju untuk membuat Amoza kesal.
Karena menurutnya, Amoza sangat menggemaskan ketika sedang marah ataupun sedang kesal.
"MAHEN!" Sentak Amoza sambil beranjak bangun.
"MAHEN AWAS LO YA!" Teriak Amoza lagi sambil mendorong tubuh Mahen.
Namun karena tubuh Mahen yang terlalu kuat, ia pun tidak mampu membuat Mahen bergerak sedikitpun.
"Amoza, aku cuman mau menghangatkan tubuh kamu aja." Ucap Mahen sambil tersenyum.
"PERGI!" Usir Amoza, namun tidak didengar oleh pria itu.
"MAHENDRA!" Teriak Amoza, yang sudah sangat kesal dan marah.
Mahen tertawa terbahak-bahak, ia mengacak rambut Amoza, yang semakin membuat Amoza menatapnya tajam.
"Aku bercanda sayang." Ucap Mahen.
"Sayang, sayang, makan tuh sayang." Ucap Amoza sambil melemparkan bantal ke arah Mahen.
Ia pun kembali menggulung dirinya didalam selimut, sambil memainkan ponselnya.
Tring Tring Tring
Ponselnya berbunyi saat ia baru saja membuka layarnya.
Ia menekan tombol hijau untuk menjawab sambungan telepon itu.
Ternyata itu adalah sebuah sambungan telepon video dari kedua temannya, yang sudah lama tidak bertemu.
"Hallo my besti kyuuu." Sapa Amoza.
Hallo za, eh tunggu tunggu. Kok gue ngerasa nada suara lo sedikit berbeda ya dari sebelumnya? Ucap Maura.
Gue juga ngerasain hal yang sama. Ucap Agatha yang merasakan perubahan dari temannya itu.
"Kalian bilang kayak gitu, karena udah lama ga ketemu sama gue." Ucap Amoza.
Iya udah kita ketemuan kalau gitu, udah lama ga nongkrong. Ucap Maura yang disetujui Agatha.
"Gue share lock lokasi nya nanti kalian datang kesini." Ucap Amoza sambil tersenyum senang.
Lalu ia mematikan sambungan telepon video nya, kembali menutup dirinya menggunakan selimut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amoza (Transmigrasi)
Novela JuvenilBagaimana jadinya jika jiwa kita berpindah hanya karena tersengat lebah dari setangkai bunga yang kita petik sendiri. Kecelakaan itu terjadi kepada seorang gadis yang bernama Kinan Priscilla Zeana. Dia harus menerima takdir yang sangat ia benci. Nam...