Keberadaan seorang perempuan yang sangat asing untuk Amoza, membuatnya sedikit canggung.
Apalagi terlihat jelas dari wajahnya, ia terus menundukkan kepalanya, enggan untuk menatap Amoza yang sedari tadi memperhatikannya.
"Kenapa lo nunduk?Lo masih takut sama gue?" Tanya Amoza memecahkan keheningan diantara keduanya.
Semua orang langsung menghentikan obrolan dan juga candaan, saat mendengar ucapan Amoza.
Tanpa menjawab perempuan itu menganggukkan kepalanya.
'Drama.' Batin Amoza sambil menatap sinis Stefani.
"Gue buatin kalian minum dulu." Ucap Amoza, lalu beranjak berdiri dari sana.
Davin yang sedang asik dengan ponselnya, langsung menghentikan kegiatannya, lalu menyusul Amoza.
Davin memperhatikan Amoza yang sepertinya tidak sadar, jika ia berada disana.
"Dasar tukang drama, emang gue gatau gimana sikap asli lo." Gerutunya.
Davin yang melihat itu tersenyum, istrinya ini sangat menggemaskan, jika sedang kesal.
"Kamu kenapa sayang?" Tanya Davin, yang membuat Amoza terkejut.
"Davin?" Ucapnya sambil membalikan tubuhnya menghadap kepada pria itu.
Untung saja blender yang sedang dipegang nya tidak terjatuh.
"Kamu ngagetin tau ga?" Kesalnya.
Amoza kembali melanjutkan membuat minuman untuk teman-temannya. Ia juga mengambil beberapa cemilan didalam kulkas.
"Amoza jangan kasih es terlalu banyak, Stefani ga suka es." Ucap Davin, yang membuat Amoza sedikit bingung.
Amoza mengerutkan keningnya, ia menatap pria itu. Sejak kapan ia mengenal Stefani?
"Kamu tau dari mana kalau Stefani ga suka es?" Tanya Amoza.
Davin sedikit gugup, ia menjawab pertanyaannya begitu lama, tidak seperti biasanya.
"Aku tau karena Stefani pacar Mahen, dia sering datang kerumah." Jawab Davin.
'Mahen?Si cowok brengsek itu adiknya Davin?' Batin Amoza.
"Iya udah kalau gitu, kamu aja yang buatin." Ucap Amoza, sambil memberikan buah dan juga es batu itu kepada Davin.
Ia hanya menyiapkan untuk kedua temannya, Arkana dan kedua temannya.
Lalu ia melangkahkan kakinya pergi dari sana, meninggalkan Davin yang masih terdiam tanpa ada pergerakan.
"Amoza kamu marah sama aku sayang?" Tanya Davin dengan suara yang sedikit tinggi, saat Amoza semakin menjauh.
"Minuman datangg." Ucap Amoza, lalu menaruh nampan itu diatas meja.
Amoza membiarkan mereka mengambil sendiri makanan dan juga minumannya.
"Stefani, untuk lo ada di Davin." Ucap Amoza.
Amoza kembali mengobrol dengan kedua sahabatnya, ia mengabaikan Davin yang kini sudah berada disana.
"Davin, kenapa lo ga bilang kalau Amoza itu istri lo?Kenapa lo dulu bilang kalau dia itu asisten lo." Tanya Juna.
Davin menatap Amoza yang kini tidak mau menatapnya.
"Ga ada alesan." Ucap Davin singkat.
"Kak Davin, gimana kabar Mahen kak?Aku udah ga diizinin buat jenguk lagi sama kakak aku." Tanya Stefani.
Amoza yang mendengar Stefani berbicara, ia merasa merinding mendengarnya.
"Mahen..."
"Gue ga tau." Lanjut Davin lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amoza (Transmigrasi)
Fiksi RemajaBagaimana jadinya jika jiwa kita berpindah hanya karena tersengat lebah dari setangkai bunga yang kita petik sendiri. Kecelakaan itu terjadi kepada seorang gadis yang bernama Kinan Priscilla Zeana. Dia harus menerima takdir yang sangat ia benci. Nam...