10

13.5K 372 7
                                    

Disebuah ruangan yang sangat besar terdapat seorang gadis yang kini sedang bermain dengan laptop dan juga berkas.

Tangan gadis itu semakin cepat memasukkan setiap kata pada laptop.

Ia sudah hampir menyalin semua halaman dari berkas yang diberikan oleh Davin.

Gadis itu harus menyelesaikan tugasnya sebelum pria itu kembali setelah rapat.

"Sedikit lagi" Ucapnya

Mata dari gadis itu sudah mulai lelah, ia juga sudah beberapa kali menguap.

Namun karena pekerjaannya tinggal sedikit lagi, ia pun memilih untuk menyelesaikannya terlebih dahulu.

"Finally" Ucapnya.

Ia merentangkan tangannya, memijat sedikit lengannya yang sedikit terasa pegal.

Menyimpan laptop dan juga berkas diatas meja.

Ia membaringkan tubuhnya, menjadikan kepala sofa sebagai bantalannya.

Ia menggeliat sambil menguap.

"Tidur sebentar ga masalah kali ya, lagian Davin juga rapatnya sampe jam tiga" Ucapnya sambil melihat jam dinding yang menunjukkan pukul dua.

Ia mengatur posisinya mencari tempat ternyaman, lalu memejamkan matanya.

#####

Di sebuah ruangan sudah dipenuhi oleh orang orang yang memiliki jabatan penting di sebuah perusahaan.

Mereka duduk di meja bundar diruang rapat, tepatnya dikantor Davin.

"Bagaimana untuk proyek di masa depan yang akan dilakukan oleh perusahaan kalian?" Tanya salah satu CEO dari perusahaan lain.

"Saya akan melakukan pembuatan hotel dibeberapa kota dan juga negara, perusahaan kami sedang mencari lahan untuk menjalankan proyek kami" Ucap  Ravin dari Evan Group Construction

Ravin juga menghadiri rapat tersebut, karena ia juga salah satu pembisnis besar di negara ini.

"Kalau Pak Davin bagaimana dengan proyek yang akan bapak lakukan di masa depan?" Tanya Ravin sambil menatap Davin.

"Saya akan melakukan pembangunan untuk kepentingan masyarakat yang membutuhkan, seperti Mall, supermarket, Villa, rumah sakit dan juga saya akan memberikan beberapa investasi ke berbagai perusahaan lain untuk diajak bekerja sama" Ucap Davin

"Jadi kami bisa saling menguntungkan untuk satu sama lain" Lanjut Davin.

"Lalu bagaimana dengan proyek yang akan dilaksanakan oleh perusahaan kalian?Kapan akan dimulainya?" Tanya CEO tadi.

"Perusahaan kami sendiri, sudah mulai mencari lahan dari bulan lalu. Kami juga sudah mulai membangun hotel di negara lain" Ucap Ravin.

Ravin menunjukkan desain hotel pada layar monitor, agar semua orang yang berada diruangan itu dapat melihat proyek yang sudah dibuatnya.

"Itu adalah hotel yang berada di luar negeri tepatnya di Amerika, kami sudah membuat tiga bangunan hotel dengan desain modelnya seperti itu"  Ucap Ravin menjelaskan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu adalah hotel yang berada di luar negeri tepatnya di Amerika, kami sudah membuat tiga bangunan hotel dengan desain modelnya seperti itu"  Ucap Ravin menjelaskan.

Semuanya bertepuk tangan setelah melihat sebuah hotel yang begitu mewah.

"Silahkan untuk Pak Davin" Ucap CEO besar tadi.

"Untung proyek saya kali ini saya masih mempersiapkannya, karena untuk mencari tempat yang sesuai itu sedikit sulit. Dan untuk memfasilitasi masyarakat yang berada di desa terpencil butuh persetujuan dari pihak mereka untuk diadakannya pembangunan. Jadi proyek saya ini masih pada tahap persiapan" Ucap Davin

"Baik jika seperti itu, kita akan membatu untuk melakukan proyek ini secara bersama sama, untuk membangun perusahaan kami menjadi lebih besar lagi" Ucap CEO itu, lalu berdiri dan menjabat tangan yang lain.

Lalu ia membungkukkan tubuhnya memberikan salam dan meninggalkan tempat itu.

"Saya pasti akan mengalahkan anda tuan Davindra" Bisik Ravin sambil menjabat tangan Davin.

Davin menatap tajam, saat mendengar ucapan pria itu.

#####

Setelah rapat selesai Davin pun langsung pergi ke ruangannya. Ia tersenyum saat melihat gadisnya yang kini sedang tertidur.

Ia dibuat lebih senang saat gadisnya itu menggunakan mantel panjangnya sebagai selimut.

Davin melangkahkan kakinya mendekati gadisnya itu. Ia berusaha agar tidak mengeluarkan suara.

Ia duduk di sofa samping gadisnya, tatapannya sama sekali tidak berpaling dari gadisnya.

"Andai kita bisa sedekat ini saat kamu bangun" Ucap Davin pelan.

Davin merapikan rambut Amoza yang menghalangi wajahnya. Ia menyelipkan rambutnya pada telinganya.

Namun tiba-tiba tangan Davin di genggam oleh gadis itu.

Amoza menggenggam tangan Davin lalu membawanya sebagai tumpuan tidurnya.

Davin merogoh saku jasnya ia mengambil sebuah ponsel.

Ia membuka layar ponselnya, menekan aplikasi yang bertuliskan kamera.

Davin mengambil foto gadisnya yang kini sedang tertidur sambil memegang tangannya.

Hoamm

Amoza menggeliat dan terbangun, ia membuka matanya.

Betapa terkejutnya Amoza saat melihat Davin yang kini sedang menatapnya.

"Davin?" Ucapnya

"Lepaskan tangan saya, apakah kamu nyaman terus menggenggam tangan saya?" Ucap Davin yang sontak saja langsung membuat Amoza melepaskan tangannya dengan cepat.

Amoza mengubah posisinya menjadi duduk, ia menatap Davin yang kini sedang menatapnya juga.

"Lo dari kapan disini?" Tanya Amoza

"Ubah bahasa mu terlebih dahulu, baru saya akan menjawab"

"Dari kapan Pak Davin berada disini?" Tanya Amoza dengan suara khas bangun tidur.

"Sedari tadi" Jawab Davin yang membuat Amoza sedikit terkejut.

"Hah?!Pak Davin liat dong kalau saya tidur, tapi bapak tenang aja tugasnya sudah saya selesaikan, bapak boleh periksa" Ucapnya sambil memberikan laptopnya.

Davin menerima laptopnya, ia juga mengambil berkasnya, lalu ia memeriksa dokumen itu dengan teliti.

"Bagus" Ucap Davin saat semua kata yang berada diberkas disalin dengan benar oleh gadisnya itu.

Pujian Davin membuat Amoza tersenyum senang. Tidak sia-sia usahanya untuk menahan ngantuknya tadi.

'Berada dideket dia, kenapa gue bawaannya laper mulu si' batinnya sambil memegang perutnya yang mulai terasa lapar.

"Mari kita makan siang di luar" Ajak Davin sambil berdiri

"Makan?Oke let's go" Ucap Amoza senang.

Pria ini benar benar peka.

Tring

Baru saja Amoza bangun dari duduknya, tiba-tiba suara notifikasi ponselnya berbunyi.

Amoza melihat sebuah pesan yang dikirimkan seseorang.

08××××××××××

Hai cantik

Saya akhirnya menghubungimu juga

"Ravin?" Gumamnya













°
°
°
°
°

Amoza (Transmigrasi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang