17

7.4K 228 4
                                    

Seorang gadis kini sedang terduduk lemas disebuah sofa panjang didalam bar, ditemani oleh kedua sahabatnya.

Ia sudah menghabiskan beberapa botol minuman yang mengandung alkohol hingga membuatnya sedikit tak sadarkan diri.

Ia meraih ponselnya yang terdapat diatas meja, membuka layar ponselnya yang disana terdapat sebuah jam.

Dilihatnya sekarang waktu sudah menunjukkan pukul dua belas, tepat tengah malam.

"Gue harus balik." Ucapnya pada kedua sahabatnya.

"Kok balik si za? ini masih sore." Tanya Agatha.

"Kok harus balik?Ntar yang ada itu cowok tau kalau gue ga ada dikamar." Jawab Amoza.

"Emang lo kuat buat pulang, gue liat lo udah mabuk berat." Ucap Maura.

"Yang mabuk itu lo, bukan gue. Udah ah gue mau balik bye." Ucap Amoza, lalu ia pergi dari sana.

Benar saja walaupun sudah meminum sebanyak itu, Amoza masih bisa ingat dan sadar walaupun hanya setengahnya.

Ia melangkahkan kakinya keluar dari dalam bar, berada disamping jalan untuk menunggu kendaraan yang sudah dipesannya.

Ia juga tadi sempat berpamitan dengan Ravin.

Pria itu juga tadi sempat mengajaknya pulang bersama, namun ia tolak. Karena ia tahu jika Davin dan Ravin mempunyai hubungan yang tak akur.

"Kepala gue sakit banget." Lirihnya sambil memegang kepalanya yang sedikit terasa berat dan sakit.

Amoza menatap pada sebuah mobil putih yang baru saja menepi dihadapannya.

"Gocar gue cepet banget." Ucapnya, lalu masuk begitu saja kedalam mobil.

"Jalan pa." Titah nya.

Mobil itu langsung melaju pergi dari sana. Amoza tersenyum lalu menyandarkan kepalanya kepada kaca mobil.

"Bapak kayak orang yang saya kenal, wajah bapak kalau diliat dari sini kayak mirip seseorang." Ucapnya sambil terus memperhatikan sang pengemudi.

Namun sang pengemudi tidak menjawab, ia hanya fokus menatap jalanan yang sudah sepi itu.

Pengemudi itu menancapkan gasnya, ia melajukan mobilnya pada kecepatan yang cukup tinggi.

"Arghh, Pakkk pelan pelann, saya mual." Ucap Amoza pada pengemudi itu.

Namun pengemudi itu tidak mendengarkannya, ia malah semakin mempercepat laju mobilnya.

"BAPAK MAU SAYA MUNTAH DI MOBIL BAPAKK." Teriaknya.

Ocehan dan teriakan dari Amoza sama sekali tidak berhenti sampai mereka tiba ditujuan.

"Huhhh, hahhh, Ukhukk ukhukk." Letihnya.

Amoza langsung keluar setelah mobil itu berhenti, ia mengatur napasnya. Amoza berusaha untuk menahan mualnya dengan cara menahan napas sepanjang perjalanan.

"Bapak gila hah!Bapak mau buat saya mati!" Marah Amoza pada pengemudi itu yang masih berada didalam mobil.

Tok Tok Tok

"Keluar Pak, saya butuh pertanggung jawaban." Ucap Amoza sambil mengetuk kaca mobil itu.

Pengemudi itu membuka pintu mobilnya, ia keluar dari dalam sana.

Pengemudi itu melepaskan topi yang ia pakai tadi. Lalu menatap Amoza yang sekarang sedang mematung.

"Da-Davin?" Ucapnya sambil terus menatap seseorang yang sekarang sedang menatapnya tajam.

Amoza (Transmigrasi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang