Mobil Ara kembali melaju dengan mantap menyusuri jalanan panjang. Setelah 15 menit, roda mobilnya memasuki gerbang mewah bercat putih, ada banyak kendaraan yang terparkir dengan rapi.
"Sudah sampai..." Ara menoleh pada Chika.
"Kamu yakin aku tidak perlu ganti baju?" Tanya Chika gugup, pakaiannya saat ini sama sekali tidak cocok untuk dipakai ketika datang ke pesta besar.
Ara menatap Chika dari ujung kepala hingga kaki, dia menggeleng.
"Ayo ikut..."
Keduanya turun dari mobil, akan tetapi Ara tidak langsung membawa Chika untuk masuk ke dalam. Dia justru menggandeng tangan Chika menuju pintu kecil di sudut bangunan, langkah kaki keduanya terdengar saat menyusuri kooridor panjang.
Ara membawa Chika memasuki salah-satu kamar.
Ketika dia membuka pintu, dua orang pelayan yang sedang merapikan ruangan terperanjat kaget.
"Dimana tukang riasnya?" Tanya Ara.
Chika yang berada di sampingnya menatap sekeliling. Tampaknya ruangan ini sering di gunakan untuk berganti pakaian atau sejenisnya, ada berbagai pakaian dengan merk terkenal yang menggantung dengan beberapa meja rias dan alat make-upnya.
"Mereka sudah pulang nona"
"Begitu..." Ara mengangguk paham, dia lalu menoleh ke Chika.
"Pilih gaun yang kamu suka dan ganti, kamu bisa make-up sendiri kan?"
"Aku bisa, tapi ruang gantinya dimana?" Mata cokelat Chika menatap sekeliling, selain pakaian dan beberapa kursi tidak ada hal lain. Ara tidak mungkin menyuruhnya berganti pakaian di depan pelayan kan?
"Ekhem! Kalian berdua keluar...tinggalkan kami"
Mendengar perintah Ara, kedua pelayan tersebut bergegas keluar. Diam-diam mereka menatap ke arah Chika...
Sepeninggal pelayan, Ara dengan cepat membantu Chika memilih gaun yang cocok untuknya.
Pilihannya jatuh pada gaun berwarna pink lembut.
"Aku ingin ganti baju" Ucap Chika.
"Silahkan..."
"Kamu---keluar dulu!"
Ara diam, ibu jarinya bergerak dari balik sepatunya. Wajahnya yang datar sangat berbanding terbalik dengan jantungnya yang berdetak kencang.
"Jangan lama-lama..."
Ceklek.
Setelah pintu di tutup, Chika dengan cepat mengganti pakaiannya. Tidak lupa baju yang tadi dia pakai di masukkan ke dalam salah-satu kantong pakaian yang sengaja di siapkan.
Selesai berpakaian, Chika duduk di depan meja rias. Jari-jarinya dengan telaten memainkan alat make-up di wajahnya. Wajah cantiknya yang dihiasi make-up feminine itu terlihat segar dan jauh lebih cantik dari biasanya.
Melihat pantulan dirinya sendiri dia tersenyum puas.
Chika bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah pintu, diputarnya knop pintu dan itu bersamaan dengan Ara yang hendak mengetuk pintu.
Tubuh Ara mematung saat melihat Chika dengan gaun yang membalut tubuhnya berdiri.
Chika tersenyum lebar.
"Bagaimana?" Tanyanya, meminta pendapat dari Ara.
Ara diam. Wajah cerah Chika yang memakai make-up jauh lebih cantik dari tadi siang, dia bahkan tidak tahu harua bereaksi seperti apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cooking Love (ChikaxAra)
Teen FictionYessica Motonui harus memutar otak agar restoran keluarganya tidak tutup karena bangkrut yang di sebabkan oleh dendam sakit hati Javin, mantan tunangannya. Di saat restorannya berada di ujung tanduk, tiba-tiba seorang chef muda bernama Gistara Ran...