Randell melangkah pergi meninggalkan putranya. Wajah tuanya tampak kelelahan.
Randell terus berjalan dan hanya berhenti ketika memasuki ruang kerjanya. Saat sudah berada di dalam dia menutup pintu dengan pelan lalu menuju kursinya.
Tubuh tua Randell duduk bersender pada kursi. Randel menghela nafas panjang, matanya yang sedikit berkabut bergerak meraih sebuah remote kecil yang ketika dia menekan tombol hitam di tengahnya, lemari kerja di samping meja Randell bergerak ke samping hingga akhirnya memperlihatkan sebuah foto hitam putih berukuran besar.
Melihat bagaimana foto itu di simpan dan dijaga sedemikian rupa tampaknya Randell sangat menghargainya.
Senyum Randell merekah saat mata tuanya menikmati gambar pada foto tersebut.
"Araaa, putri kita sudah besar. Dia keras kepala seperti kamu..." Lirih Randel, dia lalu bangkit dari duduknya dan melangkah ke arah dinding tempat di mana foto itu tergantung.
Tangan Randell gemetar saat jari-jarinya mengelus foto hitam putih tersebut.
Di atas lembaran foto, tergambar jelas potret seorang wanita berpenampilan manis. Senyumnya yang menawan membuat matanya menyipit, terlihat cantik saat dia menghadap ke arah kamera. Di pelukannya, seorang bayi yang bersembunyi pada selimut halus sedikit mengintip karena penasaran.
"KAKEK!"
Zio tiba-tiba berjalan masuk tanpa mengetuk pintu, membuat Randell gelagapan dan tergesa-gesa meraih remote untuk menggerakkan kembali lemari.
Meski tergesa-gesa akan tetapi Zio sudah melihatnya.
Dia ingin bertanya tentang foto yang menggantung itu, namun saat melihat sorot mata Randell suaranya tercekat.
"Apa yang kamu lakukam!?" Randell bertanya setengah menghardik, otot wajahnya tegang dan matanya merah membuat Zio mundur selangkah karena takut.
Sepanjang hidup Zio ini adalah pertama kalinya seseorang memarahinya, dia merasa sedih....
"K-kakek aku minta maaf"
"Keluar!"
"Tapi kakek, aku mau ngasih tau sesuatu"
"Zio.keluar.sekarang!" Balas Randell penuh penekanan.
Zio menatap kakeknya dalam, tapi karena sang kakek meyuruh pergi jadi dia dengan patuh mengikuti.
Di depan ruang kerja wajah Zio sama jeleknya dengan sang kakek yang berada di dalam. Merasa tidak bisa melakukan apapun lagi di sini dia melangkah ke arah gerbang samping dan berhenti di sana.
"Bagaimana?" Zack, yang belum juga pergi bertanya pada Zio.
Zio menggeleng membuat Zack mendengus marah.
"Kita coba lain kali, buat sekarang cukup"
"Iyaa" Zio mengangguk pasrah.
"Aku pergi sekarang. Selain Ara masih ada orang lain lagi"
"Siapa? Trus harta itu bagaimana?"
"Batal, kita berdua kan sudah sepakat, uangnya jadi milik kamu kalau Ara setuju"
"Hemmm kasih aku waktu 3 bulan, aku bakal membuat Ara masuk ke dalam keluarga Motonui walau sudah bersumpah" Janji Zio.
"Okeee"
Zack meninggalkan Zio dan bergegas masuk ke dalam mobilnya. Sesuai janji Zio, dia akan menunggu Ara meninggalkan keluarga Harlem dan pergi ke keluarga Motonui.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cooking Love (ChikaxAra)
Roman pour AdolescentsYessica Motonui harus memutar otak agar restoran keluarganya tidak tutup karena bangkrut yang di sebabkan oleh dendam sakit hati Javin, mantan tunangannya. Di saat restorannya berada di ujung tanduk, tiba-tiba seorang chef muda bernama Gistara Ran...