CL 19 : Jangan Dibuat Sakit

2.4K 308 48
                                    

Brak!

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Tubuh Ruyi terjengkang jatuh ke lantai, berkali-kali sebuah tinju yang berat dan kuat menerjang wajah tampannya. Hanya dalam hitungan detik wajahnya yang putih bersih berubah lebam.

Ara mengerahkan seluruh tenaga didalam dirinya untuk membuat wajah Ruyi tidak bisa dikenali lagi.

Ruyi yang tidak siap dengan serangan mendadak itu hanya bisa menutup matanya dan berusaha melindungi wajahnya, namun pukulan yang diterimanya terlalu keras dan akhirnya dia pingsan.

Keringat mengalir di kening Ara, setelah memastikan Ruyi benar-benar pingsan Ara berdiri dan berjalan kearah Chika.

Mata Chika memanas saat Ara dengan ala bridal membopong tubuhnya untuk pergi meninggalkan kamar tersebut.

Kedua tangan Chika yang lemas memeluk leher Ara erat, wajahnya terbenam didada empuk Ara.

Ara membawa Chika keluar dari Bar melalui pintu samping, Ashel yang memang sudah menunggunya di pintu masuk bergegas maju.

Namun, tidak ada suara yang keluar. Wajah Ara sangat kusut dan marah, sangat tidak enak diajak untuk bicara saat ini.

Ashel hanya mengekor di belakang, setibanya di mobil Ara dia dengan sigap membantu Ara membuka pintu penumpang. Ara merebahkan tubuh Chika dikursi samping kemudi dan memakaikannya seatbelt.

Chika meraih lengan Ara, matanya sayu menatap Ara.

Ara tersenyum tipis, bibirnya dengan ringan mengecup bibir Chika singkat.

"Kita pulang yahhh" Ara merapikan surai rambut Chika.

Pintu mobil tertutup, Ara kemudian berbalik dan menatap Ashel.

"Orang didalam kasih pelajaran" Ucap Ara dingin.

"Dengan cara?"

"Cari wanita yang kena penyakit HIV dan suruh dia tidur dengan orang itu"

"Bos itu kejam!"

"Memangnya sejak kapan aku gak kejam?"

Ashel terdiam, karena pekerjaan sementara Ara dia lupa sosok cantik dengan tubuh ramping di depannya ini adalah seseorang yang berdarah dingin, dia bahkan tidak berkedip saat menikam jantung musuhnya.

Ara tidak mengganggu lamunan Ashel, dia berjalan mengitari mobil dan masuk ke dalam. Ara duduk dengan tenang di kursi kemudi, tangannya dengan lihai memainkan setir. Chika yang lemas disampingnya memejamkan mata.

Sepanjang perjalanan tidak ada suara apapun, hanya tangan kiri Ara yang sesekali mengusap puncak kepala Chika. Dan ketika mata cokelat Chika terbuka hatinya lega. Jika tadi dia terlambat sedikit saja, mungkin sekarang Ruyi sudah menyatukan miliknya dengan milik Chika.

Kembali memikirkan itu rahang Ara mengeras karena marah, mungkin menyadari kemarahan Ara mata cokelat Chika kembali terbuka.

Tangan kanan Chika bergerak dan mengusap lengan Ara.

"Aku gakpapa Ara"

"Tapi aku tetep sakit liat kamu hampir---"

"Ada kamu, aku gakpapa" Potong Chika, senyumnya yang lembut menghiasi wajah cantiknya.

Ara ikut tersenyum, dia meraih tangan Chika dan mengecupnya sayang.

"Tidur lagi, nanti aku bangunin kalau udah sampai"

Cooking Love (ChikaxAra)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang