Ara menatap semua bahan makanan yang tersedia di atas meja putih. Ada berbagai bahan, melihat itu matanya berbinar. Sudah sangat lama dia tidak menyentuh bahan-bahan makanan ini...
"Apakah bahannya lengkap? Kalau tidak aku akan menyuruh manager menambah bahan lagi?" Chika yang melihat binar mata Ara bertanya.
Ara menggeleng, semua bahan itu sudah cukup.
"Kamu hanya perlu menyiapkan 1 jenis makanan untuk kucoba, jika enak kamu diterima sebagai juru masak yang baru" Chika menjelaskan panjang lebar, Ara menatapnya dengan seringai lebar.
"Aku akan menunggu di luar dan tidak mengganggumu lagi"
Pintu dapur tertutup rapat sepeninggal Chika.
"Baik, ayo kita buat hidangan yang lezat" Gumam Ara antusias.
Tangan Ara bergerak naik meraih daging mentah di depannya, melijat daging itu dia tiba-tiba ingin membuat makanan yang kaya akan rasa.
Dengan wajah penuh kegembiraaan Ara menggiling daging yang tadi diraihnya hingga halus.
Di balik pintu dapur Chika dan manager mengintipnya.
"Menurutmu apa yang sedang dia masak?" Chika bertanya dengan nada rendah.
"Karena dia menggunakan daging sudah pasti makanan dengan tema daging"
"Enyah!"
Chika mendorong manager pergi sekuat yang dia bisa. Sekarang hanya tinggal dirinya saja yang diam-diam mengintip Ara memasak.
Di dapur, Ara meraih beberapa botol kecap dan bumbu lainnya.
Dia juga merebu daging ayam dan setelah 15 menit daging ayam tersebut di tiriskan dan di suwir, alis kanan Chika terangkat merasa penasaran.
Ara berjalan kesana-kemari dengan wajah yang tidak lelah sama sekali. Kedua tangannya bergerak aktif meraih dan menyatukan bahan-bahan. Sesekali dia juga akan menghembuskan nafasnya ke atas untuk meniup poninya yang lepek karena basah, terlihat kekanak-kanakan.
Sudut bibir Chika terangkat. Dia merasa Ara yang sedang memasak saat ini berbeda jauh dengan sosok perempuan yang masuk ke dalam restorannya dengan wajah datar.
Di dalam, Ara memasukkan adonan isinya yang berbahan utama daging ke isi kulit pangsit, membentuknya dengan cantik lalu meletakkan dengan hati-hati, takut jika pangsit yang dibuat menjadi berantakan.
Setelah semuanya selesai, Ara merebus pangsit. Sambil menunggu pangsit tersebut matang, dia meraih wajan dan spatula kemudian menumis bawang putih hingga mengaluarkan aroma harum. Chika menghirup nafas dalam-dalam saat mencium aroma halus dari bawang putih yang ditumis Ara.
Sayur yang telah di cuci bersih Ara masukkan, menumisnya hingga layu dan benar-benar sudah bisa di makan. Tidak lupa dia juga memasukkan pangsit yang telah masak dan mencampurnya dengan daging ayam yang tadi suwirnya.
Tangan Ara dengan terampil mengaduk rata semuanya, beberapa menit kemudian dia mematikan api dan meraih piring.
Takut jika Ara menyadari jika sedang di intip, Chika melangkah cepat ke salah-satu meja dan duduk dikursi tersebut. Manager yang melihat itu menatapnya bingung, ingin bertanya tapi setiap melihat manik mata Chika nyalinya seketika ciut.
Ting!
Pintu dapur terbuka perlahan, menampikan sosok Ara yang sedang membawa nampan.
"Silahkan"
"Apa ini?" Chika bertanya serius.
"Pangsit China, rasanya enak. Coba saja"
Chika berdehem kecil, sepiring pangsit yang Ara buat sangat harum. Manager yang berdiri di dekatnya menatap pangsit tersebut dengan tatapan lapar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cooking Love (ChikaxAra)
Teen FictionYessica Motonui harus memutar otak agar restoran keluarganya tidak tutup karena bangkrut yang di sebabkan oleh dendam sakit hati Javin, mantan tunangannya. Di saat restorannya berada di ujung tanduk, tiba-tiba seorang chef muda bernama Gistara Ran...