Di sebuah rumah minimalis bergaya mediterania, pagi ini sedang memperlihatkan sepasang suami istri yang sedang menunggu anak gadis semata wayang mereka untuk sarapan bersama sebelum memulai aktifitas masing-masing.
Sedikit cerita tentang keluarga Gracia dulu ya.
Sepasang suami istri yang hidup bahagia dengan enam orang anak laki-laki sebagai pewaris perusahaan yang bernama KH GROUP, salah satu perusahaan yang mempunyai ribuan anak perusahaan di bawahnya. Tidak hanya terkenal di Asia tapi juga Eropa dan Amerika. Yang pendirinya bernama Ferdy Harlan. Dia menikahi seorang puteri dari salah satu keluarga terhormat keturunan jepang yang bernama Maeda San.
Pernikahan keduanya melahirkan, seorang penerus pertama mereka yang bernama Antonio Harlan yang sudah jelas akan menerima dan menjalankan semua perusahaan di bidang properti, baik itu hotel, villa, perumahan, perkantoran, mall, rumah sakit dan semacamnya. Anak kedua mereka bernama Beny Harlan, dia di wariskan perusahaan Education Center, yaitu pusat pendidikan yang yang bertaraf internasional. Mulai dari pre school sampai jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Salah satu Universitas yang paling banyak di minati para orang tua,yang ingin anak-anaknya bisa bersaing dengan lulusan luar negeri.
Anak ketiga, Charles Harlan di berikan perusahaan transportasi dan logistik, mencakup perusahaan penerbangan terbesar di Asia. Dan ekspor impor.
Anak ke empat dan kelima adalah si kembar Dion dan Damar Harlan, yang di berikan mengelola perusahan minyak, gas serta tambang emas terbesar di Asia. Dan yang terakhir anak ke enam mereka bernama Haiko Harlan yang di berikan perusahaan di bidang digital yang semakin lama semakin berkembang pesat. Keluarga Harlan adalah keluarga yang sangat menjunjung tinggi nilai kekeluargaan mereka. Berkat didikan Maeda, ke enam anaknya tidak pernah ada yang berniat saling merebut apa yang mereka dapatkan. Apalagi sosok Antonio yang sangat menyayangi adik-adiknya, begitu juga semua adik-adiknya sangat menghormati kakak tertua mereka."Tumben Gracia belum turun Ma. " Antonio Harlan mendongak kearah Alina, istrinya yang sedang menaruh secangkir espresso di hadapan suaminya.
"Bentar lagi palingan Pa. " Alina kemudian duduk di samping Antonio.
"Morning Pa, Ma. " Gracia mencium pipi kedua orang tuanya secara bergantian, kemudian memilih untuk duduk di seberang orang tuanya.
"Morning sweetheart. " Keduanya menjawab secara berbarengan.
"Oh iya sweety hari ini mama mau menemani papa kamu ini ke Bali untuk beberapa hari, weekend nanti kamu bisa nyusul kesana nak. " Gracia hanya mengangguk menanggapi ucapan mamanya.
"Liat nanti aja Ma, kalau Gre gak ada acara Gre nyusul. " Gracia secepat kilat menghabiskan pancake kesukaannya, setelah melihat ponselnya. "Maaf Ma, Pa hari ini Gre buru-buru mau jemput kak Feny soalnya. " Sebelum bergegas pergi tidak lupa dia memeluk kedua orang tuanya.
" Take care sweety".Saat ini Gracia sudah bersama dengan Feny yang tidak lain adalah kakak sepupunya untuk menuju ke rumah seseorang yang sudah sejak lama mencuri hatinya. Saat baru saja memarkirkan mobilnya, Gracia melihat ke seberang rumah yang menjadi tujuannya. "Lo telat lagi Gre". Feny menatap kearah yang sama dengan adik sepupunya itu. "Gue turun bentar Gre. " Namun Gracia hanya diam tanpa merespon ucapan Feny.
Tibanya di kampus, Feny masih setia dengan diamnya Gracia. Setelah memasuki gedung fakultas kedokteran, mereka sama-sama diam. "Gue ke kelas dulu ya Gre, sana lo belajar yang bener".Gracia mengangguk dan kemudian meneruskan perjalanannya menuju gedung fakultasnya, yaitu fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Saat ini Gracia dan gengnya Gita, Sisca, Anin, Chika dan Muthe sedang makan di kantin. "Eh Gre, tumbenan adek lo gak gabung". Anin menatap temannya yang dari tiba di kelas hanya dia saja. " Iya Gre, tumbenan tu anak belum muncul".Chika menimpali ucapan Anin. Gracia menghentikan kunyahan makanannya, "Palingan lagi ngebucin". Gracia menunjuk ke arah pintu masuk kantin dengan dagunya. Secara berbarengan kelimanya menengok ke arah yang Gracia tunjuk, di sana Azizi baru saja muncul dengan seorang gadis yang tidak asing bagi mereka. " O to the M to the G, oh my god". Mute kaget melihat ternyata sosok Marsha yang sedang bersama Zee saat ini adalah mahasiswi baru yang menjadi incaran banyak mahasiswa di kampusnya. "Kok bisa?". Chika dan Anin juga tidak kalah kaget, secara bagi mereka sosok gadis bernama Marsha itu adalah gadis yang sangat dingin dan sulit di dekati. " Haha kalian gak tau aja pesona adek gue gimana". Sisca hanya tersenyum senang melihat adik sepupu Gracia yang juga sudah di anggap sebagai adiknya sendiri itu sudah bisa mendekati gadis incarannya itu, walaupun hanya sebatas makan bareng di kantin. Gita yang dari tadi hanya diam melirik ke arah Gracia yang sibuk dengan ponselnya. "Guys gue ke kak Feny bentar ya". Gracia berlalu meninggalkan teman-temannya, sebelum mereka sempat menjawab ucapan Gracia. " Gue ke toilet bentar". Gita berpamitan juga kepada temannya.
Saat ini Feny sedang bersama dengan Shani di perpustakaan untuk mencari beberapa buku untuk tugas kuliah mereka. "Lo kenapa natap gue gitu Mpen?". Feny hanya menggeleng dengan sesekali masih menatap Shani. " Kalau tentang masalah tadi pagi, gue bener-bener minta maaf ya". Feny menghela nafas, "bukan ke gue kali minta maafnya Shan". Shani terdiam beberapa saat " Terus?".Pintu perpustakaan tiba-tiba terbuka dan menampilkan sosok gadis yang Feny tunggu-tunggu. "Ke dia Shan, gue ke toilet bentar ya Shan".Feny menepuk bahu Shani kemudian berlalu pergi keluar perpus dan menabrak bahu Gracia yang terdiam, sambil membisikan kata " Good luck my little girl.. "
Perlahan Gracia berjalan mendekat ke arah gadis di depannya. "Shan.. " Shani menatap sekilas ke arah Gracia, kemudian di melanjutkan kegiatannya mencari buku. Gracia semakin mendekat dan kini jarak mereka hanya berjarak vas bunga besar. "Shan, nanti pulang bareng ya? " Lagi Shani yang dikenal dengan sosok pendiam itu melirik Gracia. Bukannya dia tidak merasakan betapa Gracia ingin mencoba mendekatinya dari awal, sosok adik tingkatnya itu selalu mencoba segala hal untuk bisa sekedar mengobrol dengannya, mencuri-curi pandang saat berada di kampus. Dan sudah dua tahun juga Gracia selalu mengirim pesan kepadanya, entah hanya sekedar menyapa, mengajak berangkat atau pulang bareng kampus. Belum lagi ucapan Feny yang mengatakan kalau adiknya itu menaruh hati padanya. Tapi Shani tetaplah Shani dengan kediamannya menghadapi tingkah Gracia. "Maaf gue sudah ada janji". Gracia hanya tersenyum mengangguk, baginya sudah biasa mendapat perlakuan seperti ini dari gadis pujaan hatinya. Namun dia tidak pernah menyerah untuk meluluhkan hati si queen of ice ini. Sama halnya seperti kejadian tadi pagi, padahal Shani sudah tahu jika Gracia akan menjemputnya untuk pergi ke kampus bersama dengan Feny, tapi tiba-tiba dia melihat Shani akan memasuki sebuah mobil dengan seorang laki-laki yang dengan perhatiannya membukakan pintu mobil untuk gadisnya. "Pacar kamu? " Lagi Shani membalikkan badannya menghadap Gracia "Bukan urusan kamu" Shani kemudian berlalu meninggalkan sosok Gracia.
Saat ini Gracia and the gank sedang berada di sebuah Mall, mereka ingin mencari gift untuk ulang tahun Amanda adiknya Muthe yang baru berumur sepuluh tahun. "Mumuchannn..." Gracia menyeret Muthe menjauh dari jangkauan teman-temannya, karena ada hal yang perlu dia tanyakan "Apaan ci Gegeee". Gracia hanya memutar mata malas, tapi apa daya dia memerlukan Muthe untuk saat ini. " Tentang ci Shani lagi? " Gracia langsung tersenyum mendengar nama itu. "Ih Muthe memang sahabat aku yang paling-paling pokoknya. " Sekarang giliran Muthe yang memutar matanya "So Gege mau tanya apa?" Gracia membisikan sesuatu, kemudian Muthe juga membisikan sesuatu, mereka tertawa terbahak-bahak. Kelakuan mereka berdua terlihat aneh oleh Sisca, Anin, Chika dan juga Gita.
"Kumat lagi mereka". Celetuk Chika. Gita kemudian beranjak pergi meninggalkan ketiga temannya.
Diantara keenam sahabat itu, memang Gita di kenal agak pendiam dan dewasa. Seperti sosok kakak bagi kelimanya, dan Muthe adalah adik terkecil dan ter imut. Sisca si paling logis, Chika si paling gak bisa diam dan Anin si paling Modis. Dan jangan lupakan Gracia si paling Shani.Malam harinya mereka sudah berada di rumah Muthe untuk merayakan ulang tahun adiknya.
Acara hanya di isi tiup lilin dan makan-makan dengan kedua orang tua Muthe, dan beberapa sepupunya, termasuk Shani dan kedua orang tuanya juga ada. Karena mama Shani dan mama Muthe adalah kakak beradik. Jadi otomatis Muthe dan Shani adalah saudara sepupu yang bisa di bilang sangat dekat. Karena Shani merupakan anak tunggal, kadang dia merasa ingin memiliki seorang adik perempuan, seperti Muthe jadi dia sangat menyayangi Muthe. Meski di kampus mereka jarang berinteraksi tapi kalau sudah ketemu Shani sangat memanjakan adiknya itu. Dan di antara para sahabat Gracia, hanya Muthe yang tahu perasaan yang Gracia rasakan kepada cici kesayangannya itu.Saat ini Anin, Chika dan Sisca tengah berpamitan kepada orang tua Muthe. Sedangkan Gracia tengah menunggu Gita yang masih berada d toilet kamar Muthe di atas. Shani mengantar kedua orang tuanya menuju mobil. "Kak Shani nggak ikut pulang? " Chika yang melihat Shani menghampirinya. "Gue entaran. " Shani kemudian berlalu meninggalkan Chika. "Uh dasar es batu". Chika mendumel " Kenapa lo Chik? " Anin dan Sisca muncul dari dalam rumah. "Itu kak Shani biasalah, ditanyain malah cuek". Ketiganya hanya tertawa barengan dan beranjak memasuki mobil Chika untuk pulang. Gita akan di antar pulang oleh Gracia karena rumah mereka berdua searah.
" Yuk Gre pulang. " Gita mengaitkan tangannya di lengan Gracia,sambil menuruni tangga rumah keluarga Muthe. "Om, tante kita juga pamit pulang sekarang ya. " Kedua orang tua Muthe serta Shani yang tengah mengobrol melihat keduanya. "Hati-hati ya, Gracia jangan ngebut-ngebut nak ya.. Sudah malam. " Gracia mengangguk dan tersenyum sambil melirik ke arah Shani yang melihat ke arah Gita yang masih mengaitkan tangannya di lengan Gracia. Dari arah dapur Muthe tersenyum smirk "oh ciciku cemburu tuh". Dia berjalan mendekati Gracia dan Gita yang juga berpamitan kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Shani [END]
General FictionPerjuangan seorang Shania Gracia untuk meluluhkan priness ice yang bernama Shani Indira.