7.

644 56 1
                                    

Sepasang gadis remaja tidur saling berpelukan. Hari sudah menunjukan pukul sembilan pagi, namun keduanya masih betah memejamkan matanya. Beberapa saat salah satu gadis yang memilik rambut lebih pendek itu terusik dengan suara gedoran pintu. Dengan terpaksa dia beranjak dari tempat tidur, namun sebelum itu dia mencium pipi kekasihnya yang agak bulat itu.

Zee membuka pintu tanpa mencuci muka terlebih dahulu karena orang yang di luar sana terlihat tidak sabar. Gedoran pintu juga di barengi dengan teriakan namanya. "Apa sih kak Chika? "
Chika kaget melihat wajah Zee yang masih mengantuk itu "ya ampun Azizi.. lo malah asik-asikan ya masih tidur jam segini. " Chika menabrak tubuh gadis itu dan masuk ke ruang tamu apartemen milik Marsha ini.
"Jadi ada keperluan apa kak Chika? gangguin orang tidur aja." Zee berdiri mengucek matanya malas melihat tingkah sahabat Gracia itu.
"Lo mending urusin dulu tu cici lo Zee. "
Chika menceritakan kalau tadi subuh Gracia tiba-tiba datang ke unit nya. Dan keadaannya cukup kacau, di tambah dengan bau alkohol yang sangat menyengat. Tadi bahkan gadis itu muntah beberapa kali. Dan akhirnya sekarang Gracia tertidur. Karena Chika akan pergi ke gereja, tidak mungkin dia meninggalkan sahabatnya itu sendirian, jadi dia ingat kalau Zee juga sedang menginap di apartemen kekasih nya yang hanya beda dua lantai dengan unitnya. "Ada yang aneh dari Gracia, Zoy. " Chika seakan teringat saat Gracia tidur dia mengigau sambil menangis dan mengatakan kalau dia sangat merindukan Shani.
"Ya udah, thanks ya kak Chika udah jagain ci Ge. "
Zee lebih memilih untuk tidak menanggapi ucapan Chika mengenai Shani.

Disinalah Azizi sekarang, dia sedang mengurus cicinya yang sedang mengeluarkan isi perutnya, yang hanya berisi cairan. "Udah ci? " Gracia mengangguk dan memilih untuk berbaring di ranjang Chika lagi. "Masih mual? " Gracia menggeleng. "Masih pusing? " Lagi dia hanya menggeleng. "Zoy sudah bawain bubur.cici maem ya, biar perutnya enakan. "

Setelah Gracia merasa lebih baik, Zee mengantarnya pulang. Setelah membersihkan diri,gadis itu kini sudah kembali tidur.Zee turun menemui Alina "Mama kapan sampai?" dia memeluk ibu kandung Gracia. "Baru banget sayang, gimana cici kamu?" Azizi melepas pelukan Alina "Cici barusan bobo mah. " Ibunya mengangguk.

Keduanya sangat mengerti dengan keadaan Gracia. Bagaimana dia mencoba menyibukkan diri dengan pekerjaannya selama ini. Hal itu tentu ada hubungannya dengan gadis yang sangat di cintainya, bahkan tidak hanya ibu serta adiknya saja yang tidak mengerti kenapa Shani tiba-tiba memperlakukan nya seburuk itu. Padahal mereka sudah sangat dekat, Muthe, Feni, Kathrina bahkan Gita tidak bisa berbuat apa untuk Gracia. Mereka hanya mencoba untuk tidak membicarakan Shani di depan Gracia, begitu juga sebaliknya.

Natio dan istrinya juga kadang menanyakan Gracia ke anaknya, karena sudah lama sekali rasanya gadis itu tidak pernah datang ke rumahnya. Dan Shani hanya mengatakan kalau dia itu sedang sibuk. Ayah kandungnya itu juga tidak menyangka jika sekarang anaknya malah dekat dengan laki-laki yang merupakan anak dari sahabatnya.

Beberapa hari kemudian Gracia sudah berada di Singapura. Saat ini dia sedang makan siang dengan seorang gadis cantik bernama Jinan. Dia adalah personal assistant Gracia. Awalnya dia hanya akan bekerja jika Gracia bepergian ke luar negeri saja, sedangkan jika Gracia sedang berada di jakarta, Jinan akan di liburkan. Karena usia keduanya hanya selisih kurang lebih tiga tahunan, jadi mereka terlihat seperti layaknya sahabat.
"Jadi, kak Jinan bisa tinggal di rumah aku aja dulu."
Saat ini keduanya sedang membahas kepindahan gadis yang memiliki fitur wajah tegas namun akan kelihatan manis jika tersenyum itu ke Jakarta. Jinan yang berasal dari Surabaya dan dari kecil memang sudah tinggal dengan orang tuanya, kini memilih untuk pindah dan membeli sebuah unit apartemen di Jakarta. Tapi unitnya masih memerlukan beberapa renovasi di bagian-bagian tertentu.
"Liat nanti deh ya, nona Gracia" gadis yang lebih muda itu memutar bola matanya, karena Jinan memanggilnya dengan embel-embel nona, padahal mereka hanya berdua saja saat ini. Memang Gracia meminta agar gadis itu hanya memanggilnya dengan formal jika berada di lingkungan kerja saja.

Oh My Shani [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang