Sinar mentari pagi menyinari celah jendela kamar, seorang gadis yang masih betah memeluk gulingnya dengan erat. Untuk pertama kalinya dia merasa malas untuk pergi ke Universitas. Selain merasa masih sangat mengantuk karena hanya tidur ketika waktu sudah menunjukkan pukul setengah empat pagi, dia juga merasa hari ini akan berat untuk dia hadapi.
Ibu kandungnya datang melihat anak gadisnya yang masih betah menghangatkan diri di balik selimut tebal, tersenyum mendekat dan duduk di ranjang. "Hey, let's wake up my girl" Sang ibu mengguncang sedikit pundak gadis itu. Ini adalah salah satu impian yang mungkin menjadi keinginan sebagian anak di muka bumi ini, yaitu di bangunkan oleh emak tanpa teriakan dan omelan.
Sungguh Gracia sangat beruntung karena mamanya bukan mama Nobita, hehe.
Gadis itu saat ini sudah duduk dengan mengucek matanya. "How are you feeling today? " Alina memang menjadi tempat putrinya itu berkeluh kesah. Seperti kemarin Gracia yang pulang dengan keadaan cemberut, membuatnya bertanya-tanya. Padahal harusnya Gracia bahagia setelah beberapa hari tidak bertemu dengan Shani. Dan dia menceritakan kejadian di Mall tadi yang tidak sengaja bertemu dengan Gita juga George.
Bukan hal itu yang membuat Gracia cemberut, tapi Shani yang tiba-tiba berubah dingin lagi kepadanya. Memang Gracia mengakui kesalahannya karena Shani terpaksa mau makan bersama dua kenalan Gracia itu, padahal dia tahu bahwa Shani tidak menyukainya. Gracia berulang kali meminta maaf ke padanya, tetapi entah kenapa Shani merasa sangat kesal kepadanya dan tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan yang di lontarkan Gracia.
Semalaman Gracia berpikir tentang Gita yang juga mendiamkannya. "Aku harus gimana Ma? " Alina tersenyum melihat anaknya itu "pertama kamu harus menyelesaikan kesalahpahaman mu dengan Gita, bagaimanapun kalian sudah bersahabat sudah sangat lama kan". Gracia mengangguk "Dan untuk Shani, mungkin anak mama ini harus berjuang lebih keras lagi". Alina seakan meledek anaknya itu. Gracia jadi cemberut lagi. Semalam Shani juga mengabaikan text nya.
Shani baru saja memarkirkan mobilnya, dia diam sejenak menatap ponselnya. Rasa kesal dengan Gracia pagi ini masih dia rasakan. Padahal gadis itu sudah meminta maaf berkali-kali, tapi entah kenapa dia agak susah memaafkan Gracia. Shani juga dengan sengaja berangkat lebih pagi hari ini, dia memutuskan untuk membawa kendaraan sendiri. Meskipun semalam dia mengabaikan text Gracia, tapi pagi ini dia seakan menunggu gadis itu mengirim text lagi, namun nihil. Mungkin ini yang membuat Shani bertambah kesal pada gadis itu lagi.
Saat akan turun,Shani melirik ke spion, sebuah mobil rubicon berwarna kuning baru saja terparkir rapi tepat di belakang mobilnya. Dia seperti pernah melihat mobil itu, entah dimana. Dan benar saja dari arah kemudi turun Gadis yang dia hindari semalam. Siapa lagi kalau bukan Shania Gracia, namun dia tidak sendiri,karena seseorang muncul dari pintu samping. Mereka berdua berjalan melewati Shani yang terdiam di mobilnya.
"Huh.. " Menarik nafas panjang, kemudian keluar dari mobilnya dan membanting pintu dengan keras.Feni dan Shani saat ini sedang menuju kantin, awalnya Shani memang tidak mau ikut dengan sahabatnya itu karena bagaimana pun dia pasti akan bertemu dengan Gracia. "Tega banget lo nyuruh gue kantin sendirian, Shan. " Shani memutar bola mata malas kepada gadis berambut blonde itu. "Tapi gue ke toilet bentar Fen, ntar gue nyusul. " Saat akan memasuki area kantin Shani menghentikan langkahnya, dan pergi begitu saja sebelum Feni sempat berkata lagi.
Shani terdiam di salah satu bilik toilet yang letaknya paling pojok. Dia mengecek ponselnya untuk kesekian kalinya hari ini, lagi-lagi dia hanya bisa menghembuskan nafas berat. Dia mendengar langkah kaki memasuki toilet, dan mendengar seseorang seperti menahan tangisan. Ceklek, lagi ada langkah kaki lain mendekat.
"Gege emang salah sama Gita, maafin Gege ya. " Shani terdiam, orang di luar sana adalah Gracia, dan mungkin yang menahan tangis tadi adalah Gita. "What the hell" sebenarnya Shani dari dulu sangat penasaran dengan perasaan kedua gadis itu.
Karena terkadang jika melihat perlakuan manis Gita ke Gracia mengungkapkan seolah kedekatan mereka lebih dari sekedar hubungan persahabatan pada umumnya. Dia sama Feni pun tidak se sweet itu. Gracia juga kadang terlihat manja ke gadis itu. Faktor ini juga yang kadang dulu membuat Shani tidak yakin apakah benar Gracia menaruh perasaan padanya, jika di lihat dari cara Gracia yang memperlakukan sahabatnya sama seperti halnya cara dia ngetreat Shani. Jadi Shani dulu berpikir kalau Gracia hanya ingin mempermainkan nya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Shani [END]
General FictionPerjuangan seorang Shania Gracia untuk meluluhkan priness ice yang bernama Shani Indira.