Gadis dengan rambut sebahu terlihat sedang terdiam menatap ponselnya. Dia menatap foto seseorang yang baru saja di kirim berbarengan dengan ucapan "selamat pagi juga untuk mu".
Ya Gracia menerima balasan text dari Shani, tidak hanya text, gadis itu bahkan mengirim foto dirinya yang baru bangun tidur dengan senyum bahagia.
Kemarin setelah mengantar Shani pulang, Gracia mulai mengirim text lagi pada gadis itu. Gracia sudah memutuskan untuk memulai lagi memperjuangkan Shani. Dia juga sudah mengutus orang kepercayaannya untuk menyelidiki Mike.Shani merasa sikap Natio kepadanya menjadi menyebalkan, ayahnya sering menggodanya setelah Shani menginap di rumah Gracia. Seperti pagi ini ketika dia baru duduk untuk menyantap sarapannya, sang ayah sudah menyerbunya dengan berbagai pertanyaan "Anak papa cantik banget, kayak orang lagi jatuh cinta". Shani merasa malu di goda oleh ayahnya sendiri. " Kamu di jemput Gracia kan Shan? " Shani mengangguk ragu "pantesan keliatan bahagia banget,ya kan Ma. " Natio tersenyum melirik ke arah Indira. Setelah beberapa saat Gracia muncul dengan membawa beberapa paperbag di tangannya. "Pagi om, tante." Dia membungkuk sopan ke calon mertuanya. "Pagi Gracia.. Pagi nak." Kedua orang tua Shani menyambutnya dengan hangat. "Pagi Shani. " Gracia tersenyum ke arah Shani yang sedang memperhatikannya. "Pagi juga Gee.." Gracia meletakan bawaannya di meja makan. Gracia mengatakan itu titipan dari mamanya. Setelah berbincang sedikit, Gracia dan Shani berpamitan karena harus segera ke kampus.
Gracia membukakan pintu penumpang untuk Shani. "Silahkan tuan putri". Shani tersenyum malu. Gracia juga mengantar Shani sampai kelasnya, kini dia sudah berada di taman fakultas dengan para sahabatnya. " Shania Gracia, gue minta maaf banget." Anin langsung berlutut di hadapan Gracia. "Lo kenapa Nin?" Gracia terlihat bingung dengan sikap Anin yang tiba-tiba berlutut dengan wajah menyesal. "Gue baru di kasih tahu Sisca kemarin." Sisca memang sudah menceritakan sedikit hal tentang hubungan Gracia dan Shani, intinya saja bahwa Gracia menyukai Shani dan Shani juga sepertinya memiliki perasaan yang sama kepada gadis di depannya ini. Gracia memaafkan Anin, karena dia tidak merasa ada yang salah dengan perbuatan gadis itu kepadanya.
Sekarang yang Anin pikirkan adalah bagaimana nanti dia harus bersikap di depan Shani.Shani menunggu kedatangan Gracia di perpustakaan, namun gadis itu belum muncul bahkan pesan Shani belum di baca olehnya.
Dia memutuskan untuk mencari keberadaan Gracia setelah berpamitan kepada sahabatnya.
"Cici mau kemana? " Shani bertemu dengan Muthe dan teman-teman Gracia yang lainnya.Dia tersenyum ramah kepada mereka dan menarik tangan Muthe, "pinjem Muthe bentar ya guys."
Sisca menyenggol bahu Anin "Ci Shani kayaknya sudah punya rencana buat bunuh elo Nin." Chika hanya menahan tawa melihat ekspresi Anin.Ternyata Gracia sedang bersama dengan Zee di parkiran kampus, Shani datang menghampiri keduanya. Dia memang tahu dari Muthe kalau Gracia tadi sudah dalam perjalanan menemuinya tapi tiba-tiba Azizi menelpon Gracia. "Shan." Gracia mendekat dan menyapanya. "Kalau gitu Zoy ke rumah sakit sekarang ya ci." Zee terlihat agak khawatir. Dia juga sempat menyapa Shani. "Gee, Zee kenapa?" Gracia meminta maaf karena dia tidak jadi menemui Shani dan dia juga menjelaskan bahwa Marsha saat ini sedang di rawat di rumah sakit.
Shani dan Gracia menyusul Zee setelah kelas mereka selesai. Ternyata di ruang rawat Marsha sudah ada Ruby,mamanya Marsha dan juga Zee. Gracia mengenalkan dirinya sebagai teman Marsha, tapi ternyata Ruby mengenali Gracia. "Kamu Shania Gracia kan?" dia mengangguk sopan "iya tante, maaf apakah kita pernah bertemu sebelumnya? " Ruby mengangguk sedikit tersenyum. "Saya pernah melihat kamu beberapa kali." Gracia hanya menganggukkan kepalanya sebagai tanda mengerti. Gracia kemudian menanyakan keadaan Marsha, tapi Ruby lebih bersemangat ingin mengetahui sosok Gracia lebih jauh lagi. Zee dari tadi hanya diam, sedangkan Shani hanya memperhatikan Ruby yang begitu antusias menceritakan Marsh ke Gracia. " Wah saya harap kamu sama Marsha bisa lebih dekat lagi. " Gracia melirik ke arah adiknya. "Tentu tante, saya sudah menganggap Marsha sebagai adik saya juga." Ruby terlihat senang,sebenarnya dia berharap Gracia mempunyai hubungan lebih dari sekedar teman dengan anaknya. Dia juga sangat tahu bahwa gadis ini adalah cucu kesayangan Ferdy Harlan, tapi dia tidak tahu kalau Zee juga adalah cucu pria itu.
Ruby memang sudah mengetahui kedekatan anaknya dengan gadis yang dari tadi hanya diam itu. Tapi tidak tahu asal usulnya, dia hanya menebak jika Zee adalah anak orang kaya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Shani [END]
General FictionPerjuangan seorang Shania Gracia untuk meluluhkan priness ice yang bernama Shani Indira.