14.

599 51 2
                                    

Sebuah mobil sedan hitam sedang menembus dinginnya kota Paris di malam hari. Gracia dan Shani baru saja tiba di kota ini, mereka di jemput oleh seorang sopir yang memang bekerja untuk Antonio. Shani kagum melihat indahnya bangunan-bangunan di sepanjang jalan.
Gracia terlihat sibuk dengan kegiatannya mengetik di ponselnya, dia terlihat sangat serius.
"Kamu lagi chat sama siapa sayang?"
"Wait sayang, aku ada urusan sama kak Jinan dan Zoy." Shani mengangguk mengerti.

Setelah beberapa menit mereka tiba di sebuah gedung tinggi yaitu apartemen yang terletak di daerah Ile Saint-Louis. Kali ini Shani agak heran dengan Gracia, yang biasanya memilih untuk membeli atau membangun rumah, villa, dengan gaya minimalis. Tapi di sini dia lebih memilih untuk membeli sebuah apartemen dengan style seperti abad ke tujuh belas, tapi bangunannya tetap terlihat mewah dan elegan. Di kawasan ini juga banyak terdapat toko roti, pasar, dan cafe.
"Welcome sayang, semoga betah ya." Gracia membuka pintu unitnya, dan mempersilahkan Shani masuk.
"Harus betah kan sama kamu Ge. " Gracia cekikikan kini gadis dingin itu sudah mulai bisa berkata manis, kadang juga Shani sudah bisa menggombal. Malam ini mereka memutuskan untuk segera beristirahat karena di perjalanan keduanya sudah sempat mampir untuk mengisi perut masing-masing.

Zoya dan Muthe sedang menunggu kedatangan teman-temannya di sebuah cafe.
"Sorry guys macet." Sisca mengibaskan rambutnya dan langsung memeluk Zee.
"Sumpah gue kangen banget sama lo Zoy. "
Muthe menarik Sisca secepatnya,
"Ya elah Mumu, belum juga sedetik kita pelukan, ya gak Zoy. " Zee hanya terkikik melihat tingkah dua orang tersebut.
Tidak lama setelah itu datang Chika dan Anin, hampir berbarengan juga dengan Gita dan Kathrina. Meja mereka seperti biasa paling ribut karena Sisca yang begitu suka menggoda Zoya.
"Udah Sis, kita pesen makan dulu kali ya, kasian tuh pelayannya dari tadi nungguin." Chika menyudahi pertengkaran kecil antara Muthe dan Sisca yang sedang memperebutkan Zee.
"Eh Kak Feni sama Christy sekalian katanya di pesenin aja, mereka kejebak macet." Muthe menunjukan text yang di kirim Christy padanya.

Jinan terlihat sibuk dengan beberapa orang di depannya.
"Gimana Nan?" Alina datang menghampiri gadis itu,
"Overall sudah 85% Tant, tinggal beberapa dekorasi dan pilihan hidangan sih." Jinan memperhatikan ke sekelilingnya.
"Okay i trust you, baby. " Jinan mengangguk dan seseorang datang membawakan beberapa menu.

Seharian ini Shani hanya di temani oleh Alina, karena Gracia sedang ada pekerjaan.
"Kamu mau yang mana sayang?" Shani sedang memilih pastry di depannya. Setelah makan siang tadi, Alina mengajak mantunya untuk menikmati coffee di sebuah cafe di jalanan kota Paris.
Shani terlihat sangat menikmati tinggal di sini, dia bahagia karena akhirnya bisa berkunjung ke salah satu Negara impiannya sejak dulu.
"Nanti kalau kamu dan Gege udah nikah, kalian mau tinggal di sini atau di Indonesia Shan?"
Shani tersedak kopinya mendengar pertanyaan Alina yang di katakan dengan enteng oleh wanita itu.
"Eh sayang, maafin Mama nak. " Alina panik membantu menepuk-nepuk punggung Shani.
"Gapapa Ma, aku udah gapapa. "

Jinan dan Gracia baru selesai dengan kegiatan mereka.
"Gre mau balik sekarang?
" Iya kak, kangen banget sama pacar aku hehe. "
Sungguh Gracia sudah tidak bisa berlama-lama lagi untuk meninggalkan kekasihnya. Dia sudah pergi sedari pagi sampai sore ini.
"Ah bucin." Gracia hanya cekikikan dengan ejekan Jinan, dia memang sangat bucin dengan Shani, bahkan lebih bucin dari sebelumnya.

Gracia ingin menjemput Shani di Hotel milik keluarganya. Sebuah Hotel berbintang lima yang letaknya sangat dekat dengan Eiffel Tower. Membuat Hotel ini menjadi salah satu Hotel populer di pusat kota Paris.
"Mah.. Shani mana?" Gracia datang ke ruang kerja Alina.
"Kok tanya mama, emang mama pacarnya Shani?"
Alina menjawab tanpa menoleh kepada anaknya tersebut.
"Ih gemesin banget mama ako. " Gracia mencium kedua pipi Alina bergantian.
"Nah gini nih yang bener, kasih salam dulu ke orang tua, ini malah tiba-tiba datang nanyain Shani mana Shani mana. " Gracia manggut-manggut saja mendengar ocehan ibu kandungnya tersebut, karena memang pernyataan Alina adalah sebuah kebenaran dan mutlak.
"Jadi kemana aku harus mencari mantu mama yang hilang itu? "
"Enak aja bilang Shani hilang, kamu pengen mama jewer gak sih Gege?"
"Aku kayanya jadi serba salah sekarang." Gracia mulai berpura-pura merajuk di depan Alina.
"Sorry sweetheart, kamu sudah tidak selucu itu. Jadi jangan sok-sokan bertingkah seperti bocil ya."

Oh My Shani [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang