3.

662 56 0
                                    

Sudah tiga hari Shani merasa agak sedikit tidak mood melakukan sesuatu. Gadis yang biasanya betah berdiam diri di rumah itu memutuskan untuk pergi berjalan-jalan sendiri di weekend kali ini. "Maa.. Shani mau keluar bentar ya." Dia mencium pipi wanita yang sudah melahirkannya itu. "Sendirian sayang?" Karena biasanya Shani hanya keluar rumah kalau di ajak Feny atau Muthe. Tapi kali ini mamanya tidak melihat sosok keduanya datang menjemput Shani. "Iya ma.. Palingan mau nyari camilan. " Shani mengambil kunci mobil yang tergantung di dekat tangga rumahnya. "Ya udah kamu ati-ati sayang. " Shani mengangguk dan bergegas menunju mobil range rover putihnya. Dia memang jarang mengemudi ke kampus sendiri, karena Feny pasti menjemputnya di tambah dengan gadis yang sering mengganggunya, selalu mencari kesempatan agar bisa mengantar jemput Shani. Tapi Shani tetaplah Shani, dia jarang mau ikut Feny jika ada Gracia. Seperti kejadian beberapa hari yang lalu, sebenarnya dia memang menunggu kedatangan Feny tapi tiba-tiba Ghana datang ingin mengantar Shani ke kampus. Ghana adalah salah satu dari banyaknya saingan Gre, dia mantan kakak tingkat Shani dulu. Alias sekarang sudah mapan dan menjadi seorang dokter. Karena merasa tidak enak dengan laki-laki muda itu, terpaksa Shani menerima ajakan si dokter muda.Walaupun perlakuan Ghana sangat gentle ke gadis berlesung pipi itu, tapi Shani memang tidak pernah menaruh rasa padanya, bahkan pada barisan laki-laki yang ingin mendekatinya. Tidak jarang dia merasa risih dengan perlakuan mereka. Dia pernah berpikir apakah harus membuka hati untuk salah satu dari mereka? Tentu saja Shani mengurungkan niatnya tersebut, karena baginya perasaan nyaman harus menjadi nomor satu ketika dia memilih untuk membuka hatinya. Berbeda dengan gadis bernama lengkap Shania Gracia, Shani seolah merasa ada yang kurang jika gadis berambut bondol itu tidak mengirim spam chat kepadanya, ya walaupun tak satupun chat nya yang dia balas, tidak bisa di pungkiri kadang dia merasa tersenyum sendiri jika membaca text Gre. Seperti tiga hari terakhir ini, adik sepupu Feny itu tidak menampakkan batang hidungnya,yang biasanya ada aja satu hari dia akan menghampiri Shani di kampus, atau hanya sekedar ingin menyapa "hay Shan". Memborbardir nya dengan text bermulut buaya, memberikan pantun dan lain sebagainya. " Bodoh" hanya itu yang bisa di katakan Shani. Tapi meskipun begitu Gre bisa membuat hari-hari Shani seakan kurang lengkap tanpa kehadirannya.Ingin bertanya pada Feny kemana perginya gadis itu, tapi gengsi lah ya bund ya. Padahal Feny yang sedari awal sampai  sekarang masih setia mendukung Gracia dan Shani untuk bisa menjalin hubungan yang lebih.Dia bisa merasakan perasaan tulus Gre kepada sahabatnya itu. Kenapa harus gengsi sih Shaneee!

Oke kita ceritakan awal mula Gracia mendekatinya. Feny dan Shani adalah dua sahabat yang sudah berteman sedari mereka sama-sama duduk di bangku sekolah menengah, mungkin kelas delapan. Shani yang mempunyai kepribadian tertutup itu adalah anak baru di kelas Feny, yang saat itu Feny menjadi ketua kelas. Karena sifat pendiamnya, Shani hampir di jauhi teman-teman sekelasnya, bagi bocil-bocil itu dulu Shani adalah gadis yang aneh hanya karena dia jarang berinteraksi dengan mereka. Tapi tidak dengan si ceria Feny, dia tidak gampang menyerah saat membuka percakapan dengan Shani, selalu ada cara agar mereka berdua minimal bisa makan di kantin bersama. Hingga akhirnya Shani mulai bisa terbuka mengenai pertemanannya dengan Feny, dan mereka menjadi semakin dekat layaknya sahabat yang sudah lama saling mengenal.
Saat acara ulang tahun Feny yang ke lima belas tahun,di sana pertama kali Gracia melihat sosok malaikat yang seakan jatuh dari langit, walaupun saat itu Gre kecil baru berumur tiga belas tahun atau masih kelas satu SMP tapi dia sudah berani mengungkapkan perasaan sukanya ke orang yang baru di lihatnya.

Flashback
Gre kecil baru kembali ke Jakarta setelah menyelesaikan sekolah dasarnya di pondok atau rumah Opanya. Karena saking menyayangi Gracia, Ferdy dan Maeda menawarkan diri untuk merawat cucunya itu sedari umur Gre empat tahun. Selain karena itu, Antonio saat itu sedang bolak-balik ke berbagai negara untuk memulai mengembangkan bisnisnya, dan tentu saja istrinya Alina ikut dengannya,tipikal istri yang selalu menemani suami kemanapun dia pergi. Mereka tidak mempercayakan Gre kecilnya ke orang lain atau babysitter manapun, dan tidak memungkinkan juga membawa Gre bepergian. Maka dari itu orang tua Gre setuju agar gadis kecilnya tinggal di pondok.
Sedari kecil dia sudah di ajarkan banyak hal untuk menjadi penerus Ferdy, Gre kecil sering mengikuti sang kakek ke meeting penting perusahaan.
Singkat cerita kedua orang tuanya memutuskan untuk mengambil alih Gre untuk tinggal bersama lagi karena perusahaan Antonio sudah berkembang pesat dan stabil,  sudah bisa di jalankan dengan mobile, meskipun terkadang memang harus turun langsung jika ada permasalahan serius. "Ayo sayang kita ke rumah kak Feny sekarang, acaranya sudah mau di mulai". Alina menghampiri putrinya yang sedang bermain candy crush di iPad miliknya. " Yuk ma, gak sabar ketemu kak Fen". Gadis kecil itu mematikan gadgetnya dan mengaitkan lengannya di tangan sang ibu. Feny adalah keponakan Alina, ibu Feny adalah kakak dari Alina, dengan begitu Feny menjadi kakak sepupunya, jadi bukan dari keluarga Harlan ya.

Oh My Shani [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang