16.

614 52 0
                                    

Memasuki semester baru, Shani dan Feni akan mulai di sibukkan dengan banyaknya ujian praktek. Mulai saat ini mereka tidak akan bisa bersantai lagi. Begitu juga Gracia yang sudah mulai jarang datang ke Universitas karena kesibukannya dengan pekerjaan di luar kota atau luar negeri.
Gracia dan Shani juga sudah memutuskan untuk tinggal di Apartemen, karena letaknya juga lumayan dekat dengan Universitas. Gracia sudah mendiskusikan hal ini sebelumnya dengan kekasihnya, dia tidak ingin Shani kecapean jika harus bolak-balik rumah Gracia dan Universitas setiap harinya, apalagi dia akan jarang bisa mengantar Shani. Dan juga dia tidak ingin Shani merasa kesepian di rumahnya jika di tinggal olehnya. Gracia juga tidak melarang kekasihnya menginap atau hanya sekedar mengunjungi kediaman orang tuanya. Alina juga beberapa kali mengunjungi mantunya jika sedang pulang ke Jakarta. Sebenarnya Gracia sudah memberikan Shani seorang sopir yang siap mengantar kemanapun dia ingin pergi, tapi Shani menolak untuk hal yang satu ini. Dia lebih nyaman jika mengendarai kendaraanya sendiri, lagi pula jarak kampus dan Apartemen hanya butuh waktu sepuluh menit saja, bahkan Apartemen nya sangat dekat dengan Mall dan cafe-cafe tempat nongkrong. Jadi kenapa dia harus membutuhkan seorang sopir lagi.

Gracia terbangun mendengar dering ponselnya, siapa lagi yang menghubunginya sepagi ini kalau bukan Shani Indira kekasihnya.
"Hallo Dokter Shani." Gracia menguap.
Shani tersenyum mendengar sapaan kekasihnya.
"Ge, bukannya di sana sudah jam sembilan pagi? Kok masih bobo? Katanya ada meeting." Shani melihat wajah kekasihnya yang masih mengantuk.
Saat ini Gracia sedang berada di Seoul.
"Iya sayang ini bangun. Kamu udah mau berangkat ke kampus?" Gracia melihat kekasihnya sudah rapi dan cantik dengan jas putih praktek nya. Shani mengangguk sambil memakan sepotong sandwich.
"Cepetan selesain urusan kamu di sana ya Ge, kamu gak kangen aku?" Shani sangat merindukan gadisnya itu, mereka sudah LDR selama tiga minggu. Rasa rindunya sudah tidak bisa dia tahan lagi. Apalagi hari ini adalah jadwal kepulangan Gracia.
"Iya sayang, kamu baik-baik di sana ya. Aku juga kangen banget sama kamu sayang." Gracia sudah membelikan Shani banyak oleh-oleh di setiap Negara atau Kota yang dia singgahi selama bekerja.
Walaupun Shani bilang dia tidak butuh oleh-oleh apapun darinya, karena yang dia butuhkan hanya Gracia bisa segera pulang secepatnya, tapi Gracia menyukai hal baru yang dia lakukan. Dulu jika di suruh menemani Alina belanja dia akan mengeluh capek lah. Sekarang justru Gracia menikmati sedikit waktunya hanya untuk mencarikan buah tangan untuk Shani.
"Ya udah kamu mandi sana, aku mau berangkat sekarang sayang."
Video call keduanya terputus, meski hanya beberapa menit sehari, keduanya tetap berusaha untuk mengabari satu sama lain. Shani mengerti Gracia pasti sangat kelelahan, selain urusan pekerjaan gadisnya juga di buat sibuk dengan tugas-tugas perkuliahannya. Kadang dia merasa kasihan dengan Gracia, tapi dia selalu berusaha mendukung kekasihnya tersebut. Shani tahu kelelahan itu akan membuahkan hasil yang luar biasa ke depannya nanti.

Jinan mengantar Gracia sampai di depan unit Apartemennya.
"Selamat menikmati waktu liburmu Gre."  Jinan menepuk pelan bahu Gracia.
"Jangan meledek, lo tau kak tugas kuliah gue bejibun." Jinan hanya cekikian menanggapi ucapan Gracia. Tapi dia bangga dengan gadis di depannya, dia selalu berusaha mengejar ketertinggalannya di Universitas, meski bisa saja gadis itu minta bantuan kepada Joana tapi sedikitpun Gracia tidak memanfaatkan hubungannya dengan Mominya itu hanya untuk berbuat curang. Tapi kalau hanya sekedar meminta bantuan untuk agar bisa ikut ujian online dia sering melakukannya.
"Ya udah Gre, gue balik." Jinan sekalian berpamitan karena besok pagi dia akan pulang ke Surabaya.

Gracia membuka pintu kamarnya, dia menghirup dalam udara yang masuk melalui lubang hidungnya.
"Bau Shani banget. "
Kekasihnya belum pulang karena masih ada kelas sampai sore. Mungkin sekarang sudah dalam perjalanan. Gracia memilih untuk berendam air hangat untuk beberapa saat.

Shani memasuki ruang tamu, dia mengira kekasihnya belum sampai di rumah. Tapi saat membuka pintu kamarnya dia tersenyum senang melihat koper milik kekasihnya.
"Sayaang" Shani mengetuk pintu kamar mandi, dia tahu gadisnya pasti sedang membersihkan diri.
Shani membuka pintu kamar mandi, dan melihat Gracia yang memejamkan matanya di bathub.
"Cape banget sayang?" Gracia kaget karena Shani berbisik di telinganya.
"Hey..barusan nyampe?" Gracia menatap kekasihnya penuh rindu. Shani mengangguk dan mencium pipi Gracia yang sedikit basah.
"Mau ikut gak sayang?" Gracia mengajak kekasihnya untuk bergabung di bathub dengannya.
Tanpa ia duga Shani mengiyakan ajakannya tersebut, karena gadis itu kini perlahan mulai membuka kancing kemejanya. Gracia tidak melepaskan pandangannya sedikitpun dari kekasihnya. Hingga hanya menyisakan pakaian dalamnya saja. Gracia tidak berkedip sama sekali, saat Shani berjalan perlahan mendekatinya.
"Sini sayang."  Shani mulai memasukkan kakinya satu persatu ke dalam air. Dia memilih bersandar di sisi lain bathub, keduanya saling menatap penuh rindu. Gracia menarik pelan tangan Shani agar mendekat dan membalikan tubuhnya perlahan. Kini dia memeluk gadisnya dari belakang.

Oh My Shani [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang