Sudah dua minggu berlalu, Gracia sudah pulang dari rumah sakit, dan dia sudah mulai beraktifitas seperti biasanya. Paginya ketika dia bangun saat di rumah sakit, Gracia sudah tidak melihat keberadaan Shani lagi, hanya Jinan dan kedua orang tuanya yang bersamanya.
Shani sedang berada di perpustakaan kampus, dia teringat kejadian beberapa hari yang lalu saat dia tanpa sengaja tertidur di sebelah Gracia. Dia tersenyum ketika mengingat Gracia yang mencium pipinya, tapi kemudian menjadi kepikiran ketika mengingat ucapan gadis itu.
Gracia dan Zee sedang berjalan menuju kelas Marsha. Zee memang meminta cici nya itu menemaninya,untuk menemui sang kekasih yang saat ini sedang kesal padanya. "Ci Gre.. kak Zoy.. " Atin memeluk keduanya secara berbarengan. "Kaka ipar mana? " Zee mengacak rambut Kathrina, otomatis pelukan ketiganya terlepas karena si kecil Atin memperbaiki rambutnya yang berantakan. "Marsha kan gak ke kampus hari ini" Zee dan Gracia saling bepandangan, karena tadi pagi mereka sudah sempat datang ke apartemen Marsha namun dia tidak ada di sana. Marsha memang tinggal terpisah dengan kedua orang tuanya,karena kedua orang tuanya sedang dalam proses perceraian,dia lebih memilih menjauh dari keduanya."Atin coba kamu telpon Marsha, tanyain dia lagi dimana? " Gracia menyuruh adik kecilnya, dan kemudian gadis itu mulai menghubungi sahabatnya. "Di luar jangkauan ci". Setelah beberapa kali mencoba tapi tetap tidak bisa tersambung.
Shani dan Feni baru saja keluar dari perpustakaan, sekarang keduanya berjalan menuju kantin. " Lo di jemput Mike, Shan? " Saat ini keduanya berbincang mengenai acara ulang tahun Universitas yang akan di adakan akhir pekan ini. "Engga Fen, gue sama Muthe aja". Memang akhir-akhir ini Shani sudah tidak di tempeli laki-laki itu lagi, Mike sedang mengincar salah satu juniornya,anak fakultas kedokteran semester satu. " Sepertinya dia terobsesi sama anak FK deh Shan. " Shani mengiyakan kalimat sang sahabat, karena apa yang di katakan Feni itu benar, sebelum mendekati Shani, dia beberapa kali pernah berpacaran juga dengan anak FK. Dan menurut Shani itu hal yang sangat baik, dia ingin benar-benar tidak lagi berhubungan dengan laki-laki itu.
Zee tidak menyentuh makananan yang ada di depannya sama sekali, dia lebih fokus mengutak-atik ponselnya, berharap sang kekasih membalas pesannya atau menghubunginya. "Ajiji kenapa gak maem sih?" Muthe yang dari tadi memperhatikannya terlihat bingung, karena gadis itu biasanya selalu bersemangat jika urusan makanan. "Lagi marahan ya Zee sama Macha? " Chika terlihat bersemangat, karena setahu Chika mereka jarang sekali berantem. "Yang sabar nak, ini ujian". Anin menepuk pundak gadis di sampingnya. Gracia dan Gita sibuk mendiskusikan sesuatu,mungkin Gracia menjelaskan tentang permasalahan Zee. Karena bagaimanapun Gita juga sudah menganggap Zee sebagai adik kandungnya. Sisca baru saja datang bergabung dengan teman-temannya karena dia baru selesai latihan, dia di tugaskan menjadi MC untuk acara ulang tahun Universitas.
Feni datang bersama Shani, dia menyapa junior-juniornya tersebut. Meski mereka sudah jarang duduk makan bersama akhir-akhir ini. "Hey para cabeee" Feni mengguncang bahu Sisca. "Lo yang cabe kak Fen, kita mah anak bawang keles". Shani tersenyum melihat Feni yang malah di goda para juniornya itu. " Eh ci Shani jangan senyum donk! " Kini Chika yang berbicara "kenapa emang? " Muthe kebingungan mendengar Chika yang melarang cici nya tersenyum. "Karena senyum mu mengalihkan duniaku, Ci". Kini Anin ikut menimpali. Mereka semua tertawa melihat wajah malu Shani. Sedangkan Gracia hanya melirik sekilas ke arah ex never she had nya itu. " Gabung sini aja deh kalian, kasian cuma berdua". Sisca mengambil kursi untuk kedua kakak seniornya.
Gracia tidak tahu harus bersikap seperti apa sekarang di hadapan kakak senior yang masih membawa sebagian hatinya itu. Sedangkan Shani juga merasa canggung jika harus bertemu Gracia. Dia juga sebenarnya sangat takut jika gadis berambut bondol itu akan mulai menjalin hubungan dengan orang lain nantinya, mengingat bagaimana teman-teman Shani juga kadang ingin mencari tahu tentang Gracia melalui dirinya.
"Eh Gre..ada yang mau minta kontak lo by the way. " Anin terlihat mengetikkan sesuatu di ponselnya.
"Siapa? " Malah Gita yang lebih tertarik. "Flora, anak hukum,mantan adik kelas gue SMA dulu." Chika teringat sesuatu "eh.. yang imut itu bukan sih?" Anin mengangguk semangat, "ya katanya lo juga pernah nolongin dia waktu ulang tahun bokapnya Flo. " Semua orang melihat ke arah Gracia yang malah mengangkat sebelah alisnya tanda tidak tahu siapa yang mereka bicarakan.
Dia malah melirik ke arah Gita, seperti meminta jawaban, dan gadis itu hanya menggeleng tanda dia juga tidak mengetahuinya. Gita sebenarnya ingin mengatakan pada Gracia bahwa tiada salahnya jika mencoba untuk mulai membuka hati, tapi karena ada Shani, dia juga tidak enak dengan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Shani [END]
General FictionPerjuangan seorang Shania Gracia untuk meluluhkan priness ice yang bernama Shani Indira.