46. Limerance
[ sudut pandang orang pertama ]
25 September.
Aku masih mengingat jelas hari itu. Hari dimana langit berwarna biru cerah, matahari yang tidak terlalu terik dan angin yang berembus pelan menggoyangkan dedaunan.
Hari itu hari yang indah. Salah satu hari yang membuatku tersenyum setelah murung beberapa minggu karena cuaca buruk.
Tapi bukan hanya itu yang membuatku bahagia pada hari itu, tapi pertemuan pertamaku dengan kesayanganku. Mungkin terdengar hiperbola, tapi begitu faktanya.
Di hari yang cerah itu, aku memulai hidup baru di tempat yang baru. Setelah Bunda meninggal satu bulan yang lalu, Ayah membawaku untuk pindah ke tempat kelahirannya. Meski rasanya sedih karena harus meninggalkan tempat yang sudah terpenuhi dengan segala macam kenangan disana, aku tetap menurut, karena bagaimanapun kali ini aku hanya punya Ayah. Tak hanya itu, Ayah juga mendaftarkanku di sekolah baru, ia berharap aku dapat melanjutkan mimpiku disana.
Dari sinilah, ceritaku dan 'kesayanganku' dimulai.
Setelah memperkenalkan diri di depan teman sekelasku, aku menatap seluruh penjuru kelas ini dan menemukan seseorang yang duduk sendiri di pojokan dengan kesibukannya.
Dia nampak tidak peduli dengan kedatangan murid baru (re;aku) dan hanya fokus pada pena dan bukunya.
"Terimakasih perkenalannya, semoga kamu bisa berteman baik dengan teman-teman sekelasmu. Silahkan, kamu boleh duduk menempati kursi kosong yang ada di pojokan sana."
Wali kelasku menunjuk kursi kosong disebelah laki-laki yang sedari tadi mencuri perhatianku. Ia menatapku khawatir, "Kamu gak keberatan kan duduk sama laki-laki?"
Aku memasang senyumanku, "Gak sama sekali bu, terima kasih,"ujarku kemudian langsung menuju kursi yang ditunjukkan.
"Baik kalau begitu, silahkan lanjutkan tugas kalian sembari menunggu guru mata pelajaran datang ya, jangan gaduh!"
Setelah wali kelasku keluar, kelas kembali berisik seperti saat aku hendak memasuki kelas. Aku mengedarkan pandang sebentar lalu mulai berdiri di samping meja laki-laki tadi. Dengan hati-hati aku menatap laki-laki itu, "Permisi.."ujarku lirih.
Ia menoleh, menatapku tanpa ekspresi. Aku memasang senyuman canggung, "Aku.. boleh duduk disini?"
Laki-laki itu melirik kesana-kemari seolah ingin mencari tempat lain agar bisa mengusirku, namun karena tidak menemukannya ia kembali menatapku lalu mengangguk mempersilahkan.
Masih dengan senyuman, aku duduk disampingnya, kuulurkan tanganku ke depannya. "Aku [yourname], pindahan dari SMA Lima."
Ia menatap tanganku lalu menyambut uluranku singkat, "Shinyu."
Aku mengangguk, "Nama kamu unik."
Dia tak merespon, malah kembali berkutat dengan buku dan penanya. Dapat kulihat dari sudut mataku, Shinyu tengah mencoret-coret bukunya. Yang pasti bukan sembarang coretan, kulihat garis-garis pena itu menjadi sebuah karya yang indah.
Shinyu tiba-tiba menoleh ke arahku, lantas aku cepat-cepat mengalihkan pandang. Mungkin ia tahu bahwa aku baru saja memperhatikannya, maka dia menggeserkan bukunya dan menyamping menutupi bukunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝖨𝖬𝖠𝖦𝖨𝖭𝖤 - 𝖿𝗍. 𝖪-𝗂𝖽𝗈𝗅𝗌
Fanfictionyour idol as . . . a story about you and your idols⚘