"KATYAAA!!!"
Seorang gadis berambut panjang memekik, berlari ke arah temannya yang sedang makan.
"Aduuuh ... apaan sih, Ris? Gue lagi makan, nih!"sahut Katya cuek sambil terus menyuap lontong kari ke dalam mulutnya. Eriska, gadis yang memanggilnya, terengah-engah.
"Itu ..., Nathan ..., Nathan ngegebugin anak SMP lagi! " seru Eriska, yang tanpa permisi langsung meminum es jeruk milik Katya.
"Lagi?!" Katya langsung bangkit dari kursinya.
"Iya! Ayo cepet! " Eriska menarik lengan Katya menuju bagian belakang sekolah, tempat Nathan dan dua kacungnya, Rio dan Leon, nongkrong.
Katya menggeram kesal saat melihat Nathan sedang memukuli seorang anak berseragam SMP. Katya tidak mengerti apa lagi yang harus dilakukan untuk menghentikan sikap semena-mena Nathan. Iya sih, dia cucu pemilik yayasan. Namun bukan berarti kelakuannya bisa seenak jidat begini.
Selain semena-mena, Nathan juga bisa diblilang playboy cap gayung. Kerjaannya mainin cewek kayak boneka. Dideketin, kemudian kalau ceweknya suka, ditinggalin. Katanya cowok tulen, kok mainnya kayak main boneka? Nggak cowok banget.
"NATHAN!" teriak Katya nyaring nan melengking, mungkin mengalahkan speaker sekolah. Nathan menoleh, dan langsung menyeringai saat melihat Katya.
"Anjir, ganteng banget," bisik Eriska yang langsung dihadiahi tatapan maut oleh Katya.
"Jangan fangirling-an di sini!" ujar Katya ketus.
"Eh ..., elo lagi. Kenapa? Kangen ya sama gue? " sambut Nathan diiringi senyum miring mengejek.
Katya berdecak."Elo ...," dia melirik kepada anak SMP malang yang jadi korban. "Mending pergi dari sini."
"Eh, gue belum selesai ya sama dia!" protes Nathan.
"Well, urusan elo sama dia sekarang selesaikan sama gue aja!" tantang Katya sambil menatap Nathan tepat dimata.
Nathan mendengus meremehkan. "Yakin lo?"
"Yakin, lah. Berantem tuh sama yang sepantaran kali, Nath. Kok, sukanya sama bocah? Elo pedofil, ya?"
"Ck, emang elo sepantaran?" dengus Nathan.
"Ya ...,enggak, sih. Tapi gue pengin tau aja, elo berani ngasarin cewek? Udah macem-macemin bocah, terus ngasarin cewek. Malu kali Nath, elo cowok apa bukan?"
"Enggak usah banyak bacot, deh! Langsung aja!" Nathan mengepalkan tangannya, siap memberikan pukulan kepada Katya.
"Weits, Nath, woles. Dia ini cewek. Kalau elo jotos-jotosan di sini, terus dia pingsan, berabe," kata Rio sambil menahan tangan Nathan. Leon yang berdiri di sampingnya mengangguk setuju.
"Dengerin, tuh! Masa elo enggak malu, sih, temen elo aja masih dipake otaknya," ujar Katya dengan nada mengejek. Nathan sudah hampir kalap kalau Rio dan Leon tidak cepat-cepat membawanya pergi dari sana. Mungkin, kalau tidak ada mereka, Katya sudah jadi pepes sekarang.
"Awas lo, ya!" ucap Nathan geram.
"Yeee ..., beraninya ngancam doang!" dengusnya kesal.
"Kat, itu Kai!" ujar Eriska, yang seketika membuat Katya mengalihkan pandangannya. Kai sedang berjalan dikoridor mengenakan jas OSIS, bersama sekumpulan siswa dengan yang jas yang sama.
Namanya Kaindra. Kaindra Javier. Wakil ketua OSIS, ganteng, charming, pintar, pokoknya, segala yang dicari Katya Elshadira dari seorang cowok. Plus, Kai baik dan merupakan sosok yang sangat gentle.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Romance
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP] [TELAH TERSEDIA DI TOKO BUKU] Nathaniel Adriano wirasetya adalah seorang cowok yang hobi banget bikin rusuh seantero sekolah. Mulai dari hal sepele kayak telat, bikin kerusuhan, sampai tawuran. Parah? banget. Tapi statusnya seba...