11

245K 11K 1.3K
                                    

Kiara mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja, menunggu sampai nada sambung di teleponnya berubah jadi suara Aura.

"Aura?" sapanya.

Gadis di seberang sana bergumam dengan malas. "You better have a good reason to wake me up this early."

Kiara menarik napas. "Gue mau berhenti," katanya. Gadis itu menatap kosong air yang tenang di kolam renang rumahnya.

"Apa?"

"Gue mau berhenti ngelakuin ini," ujar Kiara. "Gue mau berhenti jadi kacung lo, berhenti ngikutin apa yang lo suruh. I'm done, Ra.

"Semuanya enggak akan berhasil. Nathan enggak cinta lo lagi, kayak apa yang Alvin rasakan. Gue saranin lo menyerah, Ra. Cinta bukan sesuatu yang bisa dipaksakan. Mau lo ngelakuin apa juga, kalau hatinya udah kecantol di tempat lain mah ya mana bisa."

Aura tertawa sarkastis. "Whoa, jadi, kalau lo menyerah? Gue juga harus menyerah?" tanyanya. "Sori aja ya, Ki, gue enggak selemah itu. Gue enggak akan ngelepasin Nathan gitu aja."

"Terserah, Ra. Yang jelas, you won't get any help from me anymore. And I won't ask you for one." Kiara menutup teleponnya.

Gadis itu menghela napas lagi. Tentu saja, ini sudah waktunya untuk melepaskan apa yang bukan miliknya. Sudah waktunya mengikhlaskan, bahwa dia dan Alvin hanya ditakdirkan untuk bertabrakan dalam perjalanan mereka.

****

"What?! Jadi lo ga jadi putus?!"

"What should i say, Ris?? He's deeply in love with me," ucap Katya percaya diri sambil mengedikkan kedua bahunya. "Like, OMG. Seorang Nathan Wirasetya bisa juga serius sama cewek?"

Eriska mengaduk-aduk jus alpukatnya. Mereka berada di kantin, duduk menghadap satu sama lain, dengan Katya yang terus-terusan tersenyum.

Tak bisa dijelaskan bagaimana bahagianya Katya. Dia telah menjadi perempuan beruntung yang berhasil mengubah Nathan Wirasetya, dan juga menahannya tetap di sisinya.

Katya tersenyum simpul.

"Hm, senyam-senyum aja lo. Padahal tadi marah-marah mukul mukul meja," sindir Eriska.

"Jangan bongkar aib di sini deh ya, Ris."

"Hm, ya udah, traktir yah? PJ, kan?"

Katya lagi-lagi tertawa. "Ya udahlah, gue bayarin." Katya menyanggupinya.

Eriska meninggalkan Katya sendirian di meja untuk memesan bakso, sementara Katya menatap gelas berisi strawberry smoothies yang sudah habis setengahnya.

"Katya ...?" panggil seseorang dari belakangnya.

Katya menahan napasnya. Yang berada bersamanya saat ini adalah seseorang yang benar-benar tidak dia harapkan muncul pada saat mood-nya sedang bagus seperti ini.

"K ... Kiara? Kenapa?" Katya berusaha keras untuk tetap terlihat ramah meski dia dongkol setengah mati.

"Boleh ngomong sebentar?"

"Boleh, mau ngomong apa?" Mata Katya mengikuti gerak Kiara yang duduk di bangku di sebelahnya.

"Gue ..., maafin gue ya?" ujarnya. "Buat semua yang udah gue lakuin. Maaf gue jadi bitchy banget ke lo."

Katya tertawa. "Oh, itu .... Enggak pa-pa kok, Ki. Serius."

"Well, I'm glad that you forgive me."

Bad RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang