Katya
Gue berjalan melewati koridor yang penuh. Murid-murid bergerombol di sini, habisnya guru-guru masih pada rapat. Yang pacaran mojok berduaan, yang jomblo ngobrol haha-hihi di bangku semen di samping koridor, yang introvert baca buku di kelasnya, yang cowok-cowok sibuk modus, dan masih banyak lagi.
Lah, gue masuk kategori mana? Pacar punya tapi enggak mojok. Idih lagian juga ogah gue mojok ama SE-THAN.
Sethan? Boleh, tuh. Cakep jadi panggilan sayang gue buat Nathan.
Bete gue. Setan emang itu orang. Gue lagi ngobrol sama Kai, eh tiba-tiba nongol, pakai acara rangkul-rangkul segala. Orang kita kan pacarannya cuma mainan, masa dibawa serius. Gue kan juga berhak deket sama cowok lain.
Gue berblok, dan masuk kelas hanya untuk melihat Eriska lagi sama Eza. Ck, semua aja pacaran.
Gue nyamperin meja Kai, dan menyelipkan buku itu di kolong mejanya. Ya Tuhan, Kai pakai parfum sebotol, ya? Kok sampai mejanya aja masih wangi banget gini.
"Woy, Kat!" panggil Eriska.
Gue menoleh, "Apaan?"
"Habis dari mana lo? Itu buku apa? Jangan-jangan lo mau nembak Kai, ya? Wah enggak boleh gitu, enggak bisa dibiarin nih. Lo kan cewek! Enggak boleh agresif gitu dong!" cecarnya.
Sotoy banget. Gini-gini gue masih cewek normal yang punya gengsi kali. "Apa sih? Jangan ngaco deh ya Ris."
Eza, yang duduk di samping Eriska, mendadak angkat suara. "Kai?" Cowok itu mengangkat sebelah alis. "Bukannya lo sama Nathan, ya?"
Sialan emang. Kenapa semua orang ikut campur banget sih?
"Ehehehe.. enggak kok, Za. Eriska mah enggak usah didengerin, ya. Suka enggak jelas dia mah," komentar gue.
"Ih apaan? Lo kan-" Gue dengan cepat menyumpal mulut Eriska pakai kertas, kalau enggak bisa beber deh tuh gue sama Nathan jadiannya taruhan. Gue kan nggak mau, kelihatan konyol dan dianggap kurang kerjaan sama orang-orang karena mau-mau aja di ajak taruhan sama Nathan.
"WOY WOY WOY! BU ANIK DATANG " Seisi kelas mendadak rusuh. Semua orang berlomba-lomba balik lagi ke kursinya.
"Gue ke kelas ya, Ris. Belajar yang bener. Dadah," kata Eza sambil melambaikan tangannya.
"Dahhh." Eriska melambaikan tangan. "Itu tadi buku apaan, Kat?"
Gue menyambar jus alpukat milik Eriska, lalu meminumnya. "Tahu tuh si Kai, nitip sama gue."
"Wih, kemajuan dong. Seenggaknya dia tau kalau lo itu ada."
"Jahat banget!" Gue mendorong bahunya. "Dari dulu juga Kai tahu kali bahwa seorang Katya itu ada di muka bumi ini. Masa bidadari kayak gini enggak keliatan sih?"
Eris ketawa. "Apa lo kata dah."
Pelajaran berlangsung dengan hening. Kebanyakan murid tidur, karena demi apa pun juga ini bikin boring. Bu Anik cuma ngejelasin pakai suara datar yang lambat-lambat, bikin gue sendiri pengin tidur. Ngantuk parah, sumpah. Enggak kuat.
Tiduran bentar enggak apa-apa kali ya.
Gue merebahkan kepala di meja, ditutupin pakai buku cetak biar enggak keliatan kalau gue tidur. Bu Anik kan pakai kacamata tebal, kali aja kagak keliatan. Kan lumayan jatah bobo siang.
Eh, tapi Kai lagi apa ya di ruang OSIS? Ada acara apa lagi ya? Kok belum ada pengumumannya?
Ya ampun, sumpah enggak tahu lagi gue harus mendeskripsikan Kai kayak apa. Dia tuh udah perfect, sempurna banget kayak Ken di film Barbie. Serba bisa. Waketos, ganteng, cool, pinter, jago futsal, dan enggak playboy kayak Nathan. Pokoknya perfect banget, apalagi kalau disandingkan sama gue. Dunia serasa milik berdua, yang lainnya ngontrak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Romance
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP] [TELAH TERSEDIA DI TOKO BUKU] Nathaniel Adriano wirasetya adalah seorang cowok yang hobi banget bikin rusuh seantero sekolah. Mulai dari hal sepele kayak telat, bikin kerusuhan, sampai tawuran. Parah? banget. Tapi statusnya seba...