15

531 50 5
                                    

Ternyata memang galak!
.
.
.
.
.






Punya tubuh kecil memang menyebalkan. Dia terus di ejek. Bibirnya mengerucut beberapa senti kedepan, tanda dia sedang kesal. Giri orangnya. Yang membuat kesal tentu saja sang tuan tampan yang ia puja. Kalau boleh, ia ingin mengetuk wajah menyebalkan itu sedikit saja. Bolehkan?


"Lamban sekali? Kerjakan dengan benar!" Giri semakin bersungut kesal. Katanya mau mengajarinya berkuda? Tapi nyatanya dia malah dijadikan babu untuk membersihkan pelana. Dia memang babu sih, tapi kan ini bukan kesepakatan awalnya. Sungguh kesal!

"Tuan! Sudah! Aku capek!"

Feral tertawa terbahak. Para pelayan disekitarnya hanya berdiri diam menyaksikan orang yang baru kali ini mereka lihat tertawa lepas. Entah pikiran mereka takjub atau malah takut. "Tuanku yang tampan. Nanti aku tambah kurus kalau disiksa begini."

"Kurang ajar! Mana ada aku siksa. Baru juga segitu."

"Wahai tuanku yang tampan dan aku sayangi. Aku capek! Ingin istirahat! Ingin minum! Ingin makan!" Giri berkata sedikit menyebalkan dan menaikkan satu oktaf nada suaranya. Bukannya marah, Feral malah semakin terbahak menyaksikan wajah yang menurutnya semakin lucu jika merah padam.


"Kamu ini! Lihat! Harusnya pelayan patuh seperti disekitarmu!" Giri menatap sekeliling. Melihat beberapa pelayan saling berbisik membuatnya semakin mengerucut kesal. Masalahnya, sudah tiga jam lebih dirinya hanya membersihkan pelana. Tidak apa jika berat. Ia hanya bosan menatap warna coklat dan hitam.

Feral menggeleng pelan. Ia mendekati Giri yang sedang berjongkok beberapa meter didepannya. "Jadi istirahat tidak?" Tatapan malas Feral dapatkan serta anggukan setuju. Feral terkekeh pelan. Tangannya ia ulurkan untuk mengangkat tubuh kurus Giri dan memanggulnya seperti karung beras dipundak.

"Aaaaa turunkan aku!"

"Tuan! Turuuuun~"

Plaakkkk

Aduuuhhhhh

"Diam! Atau aku pukul lagi pantatmu!"


"Tuan! Pegang-pegang itu tidak boleh!"

Plaakkkk

"Issshhhhh.... Sakit tau!"


"Tidak boleh? Katanya kau istriku? Terserah aku!"


"Lihat saja! Nanti aku balas!" Giri bersungut pasrah. Tubuhnya terhuyung ke kiri kanan. Dia juga malu ditatap para pelayan dan menjaga saat mereka lewat. Memangnya dia karung beras? Kalau mau gendong kan bisa ala koala atau bridal style. Hehehe






***



"Pssssttttt.... Tuan Giri!"

Merasa terpanggil, Giri menoleh. Ada beberapa pelayan yang berdiri sambil berbisik dan mencoba menyuruhnya mendekat. Giri yang sedang tidak ada kerjaan akhirnya bergosip bersama para pelayan Feral di taman dekat kediaman.

"Kamu itu kenapa bisa jadi pelayan disini?"

"Aku diminta tuan Feral."

"Kamu cuma pelayan?"

"Aku maunya jadi istrinya!"

Pembicaraan terus berlanjut. Berisi tentang galaknya sang tuan muda dan juga tentang kebucinan Giri terhadap sang tuan. Giri tak menyangka bahwa para pelayan cukup tau banyak soal situasi istana ini. Besok-besok dirinya harus sering mengobrol dengan mereka.








.
.
. To be continued 💜
.

SANG DOMINAN // FOURTHGEMINI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang