24

437 50 14
                                    

First
.
.
.
.
.


























Senandung kecil terdengar. Giri berjalan pelan menyusuri taman istana besar ini. Di jam sepuluh malam, suasana tampak sunyi. Hanya ada penjaga di beberapa sudut area pekarangan rumah. Dirinya baru saja kembali dari dapur utama untuk mencari makanan. Ia lapar dan malas memasak. Apalagi mendapatkan kabar dari tuannya bahwa dia akan pulang larut karena sebuah pesta. Dan hal inilah yang membuat kaki Giri beberapa kali menghentak kesal.


"Dasar majikan menyebal-" Giri baru saja membuka pintu kediaman. Kata yang akan terlontar ia telan kembali melihat tuannya ternyata sudah pulang dan sedang duduk di sofa menatap persis ke arahnya.

"Tuan?" Giri menutup dan mengunci pintu. Ia berjalan perlahan mendekat. Cukup heran kenapa tuannya tak juga memberikan respon atas kehadirannya. "Tuan kenapa sudah pulang? Aku kira akan pulang dini hari."

Tak ada jawaban apapun. Giri melangkah lebih dekat dan kini berdiri persis didepan tuannya yang sejak tadi menatapnya dengan intens. "Tuan baik?"


"Duduk sini." Feral menepuk kedua pahanya. Tangannya menarik pinggang Gemini untuk mempercepat gerakannya dan membuatnya duduk dipangkuan membelakanginya. "Kama mandi jam berapa hmm? Masih harum gini?"



Enghh
Lenguhan pelan akhirnya lolos saat tengkuknya diendus dan dicium halus. Giri memiringkan kepalanya kekanan dan bergerak menyamankan duduknya. Tangannya meremat lengan Feral yang kini mengelus halus pinggang dan perutnya. "Tuan bau alkohol."


Kekehan pelan mengalun halus di telinga Giri. Tubuhnya merinding saat tangan dingin tuannya merayap masuk perlahan. Menyingkap kemeja putih yang ia gunakan lalu kembali mengelus pelan perutnya dan sedikit meremasnya. "Tuan~"



Giri mulai merengek manja. Kecupan ditengkuknya mulai merambat ke area telinga dan dagu. Ia memejamkan mata menikmati sensasi menyenangkan yang sedang dirinya alami. Kakinya mulai merapat menahan rangsangan yang tuannya berikan.



"Tuan~ mau cium~" Giri memutar wajahnya kebelakang. Tatapan mata sayu dan bibir sedikit terbuka disambut Feral dengan senang hati. Dua bibir itu akhirnya bertemu. Saling mencicipi dan mengulum satu sama lain.




Ehmmmpttt
Giri kembali melenguh. Kali ini dia membawa badannya ikut memutar, memposisikan diri duduk menyamping. Tangannya ia bawa mengalung erat di leher tuannya dan menariknya guna memperdalam ciumannya.



Feral memutus paksa cumbuannya. Ia sedikit menjauhkan wajahnya dan tersenyum hangat saat Giri mencoba kembali mendekat. " Uhh~ Tuan?"



"Pelan-pelan sayang." Feral mengusapkan tangannya pada kaki Giri yang masih tertutup celana panjangnya. Ia kemudian membenarkan duduk Giri yang sedikit merosot kebawah. "Kenapa manyun gitu?"



"Mau cium lagi~" Feral tertawa pelan. Ia kembali mendekatkan wajahnya dan menghela Giri kedalam ciuman panjang.




Semua berjalan begitu saja. Giri bangun dengan posisi masih dipeluk tuannya. Tubuhnya di dekap erat dari belakang. Ia bisa merasakan napas tuannya menghembus pelan di area tengkuknya.



"Tuanku~" Giri berusaha bergerak untuk keluar dari jeratan tuannya. Feral yang tidurnya terusik akhirnya terkekeh. Ia semakin mengencangkang rengkuhannya di area pinggang Giri.



"Tuaann~ mau pipis." Giri mulai merengek. Ia tidak tahan ingin segera pergi ke kamar mandi.



Gerakan Giri yang semakin memberontak membut Feral mau tak mau melepaskan jeratannya. Giri yang sadar segera bangun dari kasur dan berlari ke kamar mandi.





AAAAAAAHHHH




"KENAPA?"



"AKU TIDAK PAKAI BAJU!"



Feral yang awalnya ingin berlari menyusul akhirnya mengurungkan niatannya. Ia tertawa terbahak-bahak mendengar Giri yang mendumel di dalam kamar mandi.









To be continued 💜

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SANG DOMINAN // FOURTHGEMINI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang