21

2.3K 71 0
                                    

°°°

Seminggu berlalu. Kini deril dan adara akan mengantarkan ayahnya ke bandara, Karna wijaya sudah harus kembali ke luar negeri. Dan Kini Mereka terlihat sedang di halaman rumah.

"Emang harus balik ke sana lagi apa, yah." Rengek adara.

Wijaya mengusap lembut pucuk kepala gadisnya. "Iya dong, sayang, masih banyak tugas yang harus ayah selsain"

"Emang ga bisa di undur minggu besok aja kesananya." Ucap Adara kesal.

Wijaya terkekeh. "Ya ga bisa dong, sayang."

"Ck, pasti pulangnya lama."

"Sebulan sekali ayah bakal pulang kok."

"Kamu gak usah ikut anter ayah ya, ra." Ucap deril.

Adara langsung menatap kakaknya. "Pokoknya Adara mau ikut!"

"Emang udah izin sekolah?"

"Tadi adara udah bilang sama fara suruh ngizinin."

"Yaudah iya, yok kita berangkat sekarang, mumpung masih pagi, ntar keburu macet."

Mereka pun langsung masuk ke dalam mobil. setelah itu Deril langsung menancapkan gas dan langsung pergi meninggalkan halaman rumah.

°°°

Pagi ini arhan terlihat sudah rapi dengan seragam sekolahnya. ia tidak sabar untuk ke sekolah, sudah satu minggu ia tidak masuk sekolah, karna setelah tiga hari berlibur di bali, bram langsung mengajak untuk berlibur di tempat lain.

Selama satu minggu, arhan tidak menghubungi adara sama sekali, Karna arhan ingin mengetes apakah adara akan merindukan dirinya atau tidak.

Selama satu Minggu tak henti-hentinya arhan memikirkan sosok adara. Arhan sangat tidak sabar ingin bertemu adara.

Arhan pun langsung keluar dari kamar dan langsung melangkah menuju ruang makan.

°°°

Di ruang makan sudah ada bram dan anita. Arhan pun langsung menghampiri mereka dan langsung duduk bergabung dengan ayah dan bunda nya.

"Buset, wangi amat." Ucap bram.

"Komen mulu." Saut arhan ketus.

"Pasti udah ga sabar mau ketemu gebetan nya."

"Apa sih, masih pagi loh ini, ga usah ngajak ribut." Ucap Arhan kesal.

Bram terkekeh. "Gitu aja sensi amat."

Arhan langsung mengambil roti lalu memakan nya. "Pantes dulu bunda nolak ayah, orang ayah nyebelin gini."

"Jangan gitu, nanti kalok kamu nembak gebetan kamu, terus di tolak sama dia, baru tau rasa." Ucap bram.

Arhan langsung menatap tajam ayahnya. Sedangkan bram hanya terkekeh. Anita hanya menggeleng sembari tersenyum melihat suami dan anaknya pagi-pagi sudah adu mulut.

"Udah-udah, makan jangan sambil ngobrol." Ucap anita.

Arhan langsung beranjak dari tempat duduknya. "Arhan berangkat sekarang, bun."

"Loh, gak mau Sarapan dulu?"

"Udah ga mood, gara-gara ayah." Ucap Arhan ketus.

"Halah, Bilang aja udah ga sabar mau ketemu gebetan nya." Saut bram.

Arhan menghela nafas kasar. Setelah itu ia langsung mencium punggung tangan anita dan bram.

"Arhan berangkat, Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsallam."

°°°

10 menit kemudian, arhan telah sampai di area sekolah, arhan langsung memarkirkan motor sportnya. Setelah itu ia langsung berjalan menuju ke kelas untuk segera menemui adara.

[POSESIF BROTHER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang