“Halaman-halaman ini semakin berbagi cerita dalam kisah yang baru, aroma persahabatan semakin kuat dan bertambah seiring berjalannya waktu dalam bentuk versi cerita kita masing-masing yang bersatu di dalam album yang tak pernah berhenti mengukir setiap alur kisah di masa putih abu-abu.”
***
Acha menceritakan lagi maksud dirinya mendekati Dilan, semakin jelas ketika gadis dari kelas IPS yang bersebelahan dengan kelas mereka berdua menjelaskan hubungan dia dengan Dilan. Saking asyiknya bercerita, Fian dan Dilan lupa dengan hukuman mereka berdua.
“Oke deh, makasi, ya, Cha. Kamu udah mau bagi cerita ke aku walopun Dilan juga suka merahasiakan ini ke aku,” jawab Fian.
“Ya, sama-sama, Fi. Pokoknya jangan sampe deh Dilan suka main rahasia-rahasiaan lagi tuh!” lirik Acha ke arah Dilan.
“Ih, apa? Kok aku?” ujarnya tidak mau mengaku.
“Udahlah, gara-gara kamu gak jujur ya Fian jadi salah sangka tau!” kata Acha.
“Ya, deh, ya. Aku salah, aku emang selalu gak pernah cerita tentang hal yang gak ada urusannya dengan Fian atau siapapun,” jawabnya nyeleneh. Acha sangat syok, Fian kesal lagi.
“Kalo yang namanya sahabat, apapun itu bentuk rahasiamu, ya kamu harus cerita dong! Lagian, kamu sama Fian udah kenal banget. Jadi, aku saranin ke kamu jangan sampe lagi mengrahasiakan sesuatu dengan sahabatmu sendiri. Paham?” tegur Acha.
“Nggih, nggih. Chaznella,” balas Dilan dengan bahasa Jawa-nya.
“Ih, jangan panggil aku kayak gitu! Acha aja!”
“Iya, ya, Acha aja,” Dilan ketawa dengan diikuti Fian. Acha makin sebal kayak anak kecil, tawa mereka makin tak terhentikan.
Suara tawa itu di dengar oleh Pak har dan teman-teman yang lain sedang belajar.
“Ada apa ini diluar ribut-ribut?” tanya Pak Har meenghampiri mereka.
Seketika mereka bertiga dikagetkan oleh suara Pak Har dari depan pintu kelas. Buru-buru mereka berhenti tertawa dan saling menunduk.
“Gak, Pak. Gak ada apa-apa, tadi Fian salah pegang telinga tapi malah masukin tangan ke saku celana,” sangkal Dilan.
“Dasar ya kalian berdua!” seru Pak Har, lalu guru tersebut melihat ada Acha.
“Loh, kamu akan anak IPS 2. Kenapa bisa ada disini?” tanya Pak Har.
“Oh, betul,Pak. Saya di suruh Bu Harnijah untuk mengumpulkan tugas teman-teman di kantor guru,” balas Acha yang memang sedang membawa banyak buku tugas dari kelasnya.
“Terus kenapa kamu menghampiri 2 anak nakal ini?” sergah Pak Har ke arah Fian dan Dilan.
“Tadi kami ...,” Fian belum selesai bicara, Acha melirik Fian seakan tau bakal bilang apa lalu gadis itu buru-buru memotong.
“Kenalan, Pak!” sangkal Acha.
“Kenalan? Yakin kamu?” tanya Pak Har.
“Iya, Pak. Saya yakin terus kami saling ketawa bareng karena asyik kenalan,” kata Acha gugup setengah mati karena berbohong dengan Pak Har.
“Iya, Pak. Betul itu!” lanjut Fian sambil menoleh ke arah Dilan, sebuah kode agar Dilan mengiakan. Lalu,anak itu mengangguk setuju.
“Kalian pasti bohong,ya?” tunjuk Pak Har ke arah ketiga anak tersebut sehingga mereka saling tatap linglung.
“Kan, ketahuan bohongnya. Pasti udah saling kenal,ya?” tebak Pak Har.
Mereka pun saling tunduk malu, salah satu diantara mereka angkat bicara.
![](https://img.wattpad.com/cover/363594487-288-k667599.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kertas, Kita & Serpihan Cerita
RomanceFian Castella, seorang remaja SMA memiliki sifat introvert dan pendiam. Tak banyak orang tahu siapa sebenarnya Fian, tak terkecuali Dilan dan Hengki, dua sahabat Fian. Tetapi, Fian dan Dilan adalah anak yang sering suka bertengkar karena tidak suka...