"Lampiran demi lampiran kertas bertaut dalam perihal rasa yang berdebat dengan hati satu sama lain hingga tertelan keegoisan."
***
Daun-daun menari bersama sepoi angin, saling berjatuhan dan tidak merasakan sakit sedang langit tengah meringkih dengan wajah mendung yang mengundang hujan akan datang. Kalang kabut menghunjam hati yang lirih tanpa bibir mampu mengulum senyum kembali. Tawa kini sirna bersama cinta yang tak bertepi pada gempita rasa. Karsa, pilon bahkan lakuna menyatu menjadi kuasa yang merampas cinta dan senda-gurau dalam tali persahabatan.
Ya, itulah ungkapan hati Fian yang terdalam. Sesak di dada ketika mengetahui Dilan tengah berhasil mencuri hati Hanna walau gadis jutek itu juga selalu menolak hati keduanya. Fian terkalahkan, luka di hatinya sulit di sembuhkan. Alvan kemana? Tentu dia menyerah duluan saat Hanna selalu memaki si musuh buyutan dengan bantuan Dilan hingga Alvan tidak lagi berani mendekati Hanna bahkan bertingkah usil seenaknya.
Fian memang tidak seberani Dilan, tapi hati kecilnya tetap berharap agar Hanna bisa menjadi seorang gadis yang mendampingi hidupnya. Fian sosok lelaki yang apa adanya saat menerima cinta seseorang tapi dia tidak sembarang untuk jatuh cinta. Saat berjumpa Hanna, hati Fian begitu luluh dan tampak memang sangat menyukai Hanna. Alvan datang sebagai penghalang agar Fian tidak bisa mendapatkan Hanna, tapi justru Hanna juga menolak Alvan.
Hari itu Alvan datang untuk mendekati Hanna seperti biasanya dan memang Dilan selalu ada di samping Hanna walau dia tak peduli jika Hanna tetap menolak dirinya mentah-mentah. Akankah ini balasan Dilan tempo hari di supermarket saat menolong Hanna atau memang dia seseringkali mendekati Hanna yang harus melunasi hutangnya? Entah, perasaan hati yang beku akan cinta seketika luluh dan melupakan kedua orang tuanya saat mereka meninggalkan Dilan saat dia masih kecil.
Dilan selalu mengingat Hanna bahkan sempat tak sengaja ketika melihat salah satu kebaikan Hanna yang senang berbagi dengan teman atau adik kelasnya saat membutuhkan bantuan. Gadis yang dianggap red flag itu tidaklah seburuk yang dia pikirkan selama ini. Namun di sisi lain, hal ini membuat Fian makin kian cemburu melihat kedekatan Dilan yang dekat dengan Hanna.
Lantas bagaimana dengan Fian yang cemburuan? Ntah, perasaannya amat kacau antara cinta dan persahabatan. Ucapan-ucapan tempo lalu hanya bagaikan tertiup angin yang tak tentu arahnya kemana. Fian resah lagi, Dilan adalah sahabat kecilnya, dan Hanna adalah gadis yang amat dia sukai secara terang-terangan, namun hal itu membuat Hanna merasa tak nyaman.
Kisah asmaranya terasa kandas dan persahabatan dirinya dengan Dilan terasa berada diujung tanduk. Mereka memang selalu bersikap dingin jika ada masalah yang terjadi, terlebih Dilan seperti lelaki muda dalam kurungan es batu yang amat dingin.
Hengki berusaha tetap menemani Fian, tapi kegalauan hatinya makin hancur. Tak ada semangat di dalam diri Fian saat Dilan duduk bersebelahan dengannya. Tak ada suara, tak ada ekspresi gembira, tak ada canda-tawa atau debat seperti Tom and Jerry yang pada biasanya. Suram dan tanpa saling mengenal seperti dulu.
Jam istirahat pun Fian dan Dilan tak lagi bersama, seperti biasa Dilan mencari Hanna sedangkan Fian bersama Hengki. Ya, siapa lagi kalo bukan sahabat yang berhati baik itu tetap menemani Fian dalam keadaaan apapun, terkadang dia kesal melihat dua tingkah Fian dan Dilan saling jaga jarak.
"Duh, Ya Allah. Coba aja aku bisa nyatuin dua makhluk Tom and Jerry ini agar gak musuhan mulu soal cinta-cintaan yang gak jelas!" batin Hengki dalam hati.
Hari berikutnya, Fian dan Dilan saling tatap nanar lalu buang muka, tanpa ekspresi atau tegur sapa. Mereka berjalan mencari tempat masing-masing. Hengki yang tak sengaja melihat itu hanya bisa menggelengkan kepala, lalu dia mendekati Fian.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kertas, Kita & Serpihan Cerita
RomanceFian Castella, seorang remaja SMA memiliki sifat introvert dan pendiam. Tak banyak orang tahu siapa sebenarnya Fian, tak terkecuali Dilan dan Hengki, dua sahabat Fian. Tetapi, Fian dan Dilan adalah anak yang sering suka bertengkar karena tidak suka...