"Menjalin hubungan memang selalu ada sepak terjal yang terjadi. Sekarang kuatlah, kalau kita adalah hal yang berharga sepanjang waktu dan tidak bisa terpisahkan."
***
Keadaan kembali normal setelah mereka semua saling mengakui, Hnegki sangat terharu dan dia mencetak salah satu poto persahabatan mereka waktu itu dan menaruhnya di atas meja belajar di kamarnya.
Fian juga memajang poto yang sama begitupun dengan Dilan. Acara makan bersama di rumah Fian memang begitu hangat dan ceria, keluarga Dilan bertemu dengan kedua orang tua Fian. Mereka adalah sahabat lama yang sudah saling mengenal. Tali yang nyaris putus itu kini bisa disambungkan lagi dengan kedekatan hati yang hangat dan penuh semangat.
Fian dan Dilan kembali bersahabat walau sikap tempramen bak Tom & Jerry masih melekat di diri mereka berdua. Kemarin saat makan crimbilini, Fian merebut milik Dilan. Tapi, Dilan tidak setuju, mereka saling berebutan dan nyaris digigit oleh Fian.
Hal kebiasaan ini tak bisa dilepas, koneksi mereka berdua benar-benar akrab oleh hal-hal yang tidak terduga. Terhubung oleh kedua orang tua mereka, pertemuan masa kecil dibangku SD hingga akrab sampai saat ini.
Fian dan Dilan kembali menikmati suasana sungai dengan wajah langit yang memukau dari hangatnya senja. Matahari terbenam memancarkan cahaya jingga kemerah-merahan.
"Fian?" panggil Dilan.
"Apa?" jawabnya singkat.
"Gak ada, manggil doang." Dilan santai dengan balasannya yang menyebalkan, bibir itu mengulum senyum bersama bingkai senja bertaut jingga kemerah-merahan. Fian belum pernah melihat Dilan tersenyum lebar seperti itu.
"Cih, apa sih? Gak jelas banget!" jawab Fian menyempitkan matanya.
"Rasakan ini!" tiba-tiba Dilan menyerang Fian dengan percikan air sungai. Fian kaget dan tak terima, mereka beradu basah-basahan dari percikan air. Sekali lagi, masa kecil itu kembali dengan nuansa bermain air disungai. Mereka tampak semangat dan bergembira saat bermain bersama ditambah mereka akan segera lulus dari bangku SMA.
Setelah puas bermain, mereka duduk di tepi sungai yang berbatuan sambil menikmati sisa-sisa senja yang akan segera kembali ke ufuk barat.
"Kau basah banget, ya?" ejek Dilan.
"Ini agara-gara kaulah, Dil. Tiba-tiba nyerang pake air," jawab Fian.
"Aku senang waktu itu kau masih aja inget kenangan kita waktu kecil. Embun pagi yang aku ceritakan padamu," kenang Dilan tiba-tiba membahas kejadian saat itu.
"Tentu dong, mana mungkin aku lupa? Apapun yang terjadi semua yang udah terekam dalam ingatanku apalagi itu kenangan kita berdua, aku sama sekali gak pernah lupa!" balas Fian dengan semangat.
"Gitu ya? Aku juga gak lupa kalo kita pernah melihat embun pagi itu setiap pagi dan mencari-cari makna buat cocokin tentang persahabatan kita," sambung Dilan sambil menatap senja yang masih terlihat indah.
Fian tersenyum dengan suara tawa yang begitu menggembirakan. Mereka berdua menikmati senja dan pulang bersama.
***
Pengumuman kelulusan dari mereka telah terpajang di papan informasi. Anak-anak dari seluruh siswa kelas 12 sangat merasa puas dan senang atas kelulusan mereka semua. Acara yang dinanti-natikan pun segera dimulai. Dilan tidak lupa tugasnya sebagai penyanyi vokal di atas panggung nanti. Lagu yang dibawakan olehnya adalah sebuah lagu perpisahan.
Lima hari setelah persiapan menghias panggung dan sekolah, kini tiba puncak acara perpisahan dari JB High School. Beberapa sambutan dari pihak sekolah pun telah usai, kini giliran para pentas tari, dan terakhir penutupan dari lagu Dilan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kertas, Kita & Serpihan Cerita
RomansaFian Castella, seorang remaja SMA memiliki sifat introvert dan pendiam. Tak banyak orang tahu siapa sebenarnya Fian, tak terkecuali Dilan dan Hengki, dua sahabat Fian. Tetapi, Fian dan Dilan adalah anak yang sering suka bertengkar karena tidak suka...