9. Staycation (2)

61 12 2
                                    

Setelah melakukan aktivitas masing-masing, siang ini mereka kembali berkumpul di kamar Aluna. Sembilan orang itu duduk membentuk lingkaran karena akan bermain game. Mereka akan bermain game truth or dare.

Di tengah mereka sudah ada botol minum yang sudah kosong. Tangan Gezan mulai memutar botol itu. Semua pasang mata memperhatikan botol itu hingga berhenti. Ternyata ujung botol itu berhenti di depan Hayden.

"Udah lo setting tuh botol, kan?" tanya Hayden pada Gezan, bermaksud bercanda.

Melihat raut kaget Gezan membuat yang lainnya tertawa.

"Sembarangan!"

Hayden mengangguk. "Yaudah, buruan, lama banget."

Shaka menggelengkan kepala heran. "Yang ngulur waktu siapa."

"Truth or Dare?" tanya Gezan.

"DARE!"

Davian tertawa pelan. "Semangat amat, Bang."

"Gue suka tantangan," sahut Hayden.

Satu sudut bibir Gezan terangkat. "Biar gue yang kasih tantangan."

Hayden memicingkan matanya menatap Gezan. "Curiga gue sama lo."

Gezan menghela nafas sabar. Lihat saja, ia akan memberi Hayden tantangan diluar kemampuan cowok itu.

"Apa dare nya?" tanya Bian penasaran.

"Push up seratus kali dalam waktu satu menit."

Tantangan dari Gezan membuat mereka semua tertawa, kecuali Hayden yang menatap Gezan tidak percaya. Sepertinya Gezan ingin mengerjai Hayden.

"Gila lo? Lo punya dendam apa sama gue?" tanya Hayden tidak sadar dengan perlakuannya selama ini.

"Banyak."

Bukan Gezan yang menjawab, melainkan Shaka.

"Gak ada," jawab Gezan santai.

"Kalau gak sampai seratus?" tanya Leon.

"Aegyo 5 gaya!" sahut Aluna semangat.

"Aegyo apaan?" tanya Shaka, mewakili semuanya.

"Ekspresi lucu, imut, kekanak-kanakan, yang gemesin pokoknya," jawab Aluna, ia menyengir.

Hayden menggeleng cepat. "Dih, Amit-amit, geli."

Bibir beberapa dari mereka berkedut menahan tawa. Bisa-bisanya Aluna memberi hukuman yang paling dihindari Hayden.

Gezan menjentikkan jarinya. "Mantap, cocok banget buat Hayden."

"Gue setuju sama Aluna," ucap Leon.

"Sejak kapan di dalam dare ada hukuman? Sama aja gue dapat dua dare!" protes Hayden.

"Kalau aturan main sama kita ada," ucap Gezan yang diangguki semuanya.

"Lo gak bilang dari awal." Hayden masih berusaha menolak.

"Permintaan Aluna, turutin aja," celetuk Liam.

Hayden menatap Aluna dengan wajah memelas. "Jangan itu, Lun. Bang Hayden geli. Ganti, apa aja deh abang turutin."

Aluna tersenyum tipis. "Maaf, Bang. Dalam permainan gak ada yang namanya persaudaraan."

Perkataan Aluna sontak membuat mereka tertawa. Shaka langsung merangkul Aluna bangga seraya mengangkat jempolnya.

"Di dalam permainan, lawan adalah musuh. Sekalipun itu keluarga," lanjut Davian.

Gezan mengangguk setuju. "Bener!"

Seraphic Home | XODIACTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang