17. Fakta Mengejutkan

74 15 2
                                    

Aluna baru saja sampai di rumah Liam pukul 5 sore. Rumah di depannya ini sudah seperti rumah kedua bagi Aluna. Seperti permintaan Aluna pada papanya semalam, ia benar-benar berharap bisa sesekali berkumpul di rumah Liam dengan lengkap.

Langkah Aluna terhenti di depan pintu saat teringat sesuatu.

"Gue kan gak bawa baju," Aluna menoleh ke belakang. "Pak Danang udah pergi."

"Kayaknya gue harus nyetok baju buat di rumah ini." Aluna mengangguk yakin.

Aluna lalu membuka pintu, pandangan yang ia lihat pertama kali adalah delapan pasang mata langsung menatap ke arahnya. Kedelapan abangnya itu sedang berada di ruang tamu. Entah apa yang mereka lakukan.

"Assalamualaikum, Aluna pulang!"

"Waalaikumsalam," jawab mereka semua.

Aluna berjalan mendekati abang-abangnya dengan senyum yang tak luntur dari bibirnya.

"Loh, kenapa gak minta jemput kalau mau kesini?" tanya Hayden.

"Aluna mendadak juga sih, soalnya papa baru ngabarin pas otw rumah."

"Kamu diantar siapa?" tanya Bian.

"Sama Pak Danang," jawab Aluna.

"Pak Danang gak mampir?" tanya Liam.

"Udah Aluna tawarin, katanya lain kali aja, Bang."

"Kita pikir tadi siapa," ucap Davian, cowok itu lalu naik ke atas kursi.

"Mau ngapain, Bang?" tanya Aluna penasaran.

"Majang foto keluarga, Lun," jawab Davian. "Tolongin fotonya, Gez," pinta Davian pada Gezan di dekatnya.

"Hati-hati, Bang."

"Iya, Luna."

Aluna memperhatikan foto yang diberikan Gezan pada Davian. Senyumnya terbit melihat foto itu akan dipajang di ruang tamu rumah Liam. Foto berukuran 75x100 cm itu adalah foto saat kelulusan sekolah 3 minggu yang lalu. Kedelapan laki-laki itu sepakat untuk mencetak foto itu agar rumah itu terasa lengkap, meskipun penghuninya tidak berada di rumah yang sama.

Davian kemudian turun setelah foto keluarga itu terpajang di dinding. Pandangan mereka semua fokus ke satu titik.

"Makasih ya, Bang," ucap Aluna tulus.

"Makasih kenapa, Al?" tanya Gezan, mereka beralih memperhatikan Aluna

"Aluna terharu kalian majang foto itu di rumah ini." Aluna tersenyum tulus memandang foto itu.

"Kamu gak perlu berterima kasih, Luna. Kita tuh keluarga bukan orang lain. Rasanya ada yang kurang kalau di rumah ini gak dipajang foto keluarga," ucap Hayden yang diangguki mereka semua.

"Pantesan semalam tidur gue gak nyenyak, ternyata foto keluarganya belum dipajang," ucap Gezan.

Hayden menggeplak bahu Gezan. "Gak gitu konsepnya."

"Liat ntar malam aja, kalau tidur gue nyenyak berarti benar."

"Itu karena ada Aluna disini," sahut Davian.

"Iya juga sih ...," ucap Gezan memperhatikan Aluna yang tertawa kecil.

Shaka fokus memandang wajahnya dalam bingkai foto itu. "Ganteng banget gue disana."

"Gue juga," ucap Leon tidak mau kalah.

"Gue apalagi," ucap Davian.

"Gue paling ganteng," ucap Gezan.

"Gue lah," protes Hayden.

Aluna menghela nafas. "Berantem teros!"

Mereka semua terdiam setelah disindir Aluna.

Seraphic Home | XODIACTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang