5 - His Eyes

344 33 13
                                    

"Halo, semuanya!" sapa Ana. Di atas panggung, dia hanya sendiri, tak ada band yang menemaninya. Ana mengandalkan intrumen dari lagu yang akan dia nyanyikan. Jadi, dia akan memasukkan instrumen lagu tersebut di sebuah folder yang sudah dia siapkan di laptop. Laptop itu sudah terhubung dengan sambungan bluetooth. Ana selalu menyiapkan lagu-lagu yang akan dia nyanyikan satu hari sebelumnya. Ribet memang, karena pada saat sesi request dia akan mencari instrumen lagu tersebut di saat itu juga. Namun, Ana sudah terbiasa dengan hal itu.

"Gue, Geraldine Anandita. You, guys, can call me, Ana. Gue akan menghibur kalian semua hingga jam 11 nanti. Oke, gue sudah siapin beberapa lagu untuk kalian selagi kalian menikmati makanan dan minuman kalian. Nanti gue juga buka sesi request. The first song, gue akan mulai dengan lagu 'Life's Too Short' dari aespa. Ini adalah salah satu lagu favorit gue dari semua lagu aespa. Ada dua versi, yang bakal gue nyanyiin yaitu English version. So, enjoy, guys!"

All of this discussion
Talking about nothing
You would ever say to my face
You think your words are Gospel
But they're only trouble
I ain't got the time to waste

You need to get a life
Cause life's too short
You must be bored out your mind
You should really take that nonsense
somewhere else
Cause you've got to realize

"Waw, suara Ana bagus banget," puji Kirana. 

"Dia nyanyiin dengan versi dia yang enak banget," sahut Wendy.

Nayya mengangguk setuju dengan pernyataan teman sekelompoknya. "Agree! Dia udah cantik, pekerja keras, suara bagus. Yang dapatin Ana beruntung banget, sih."

I'm doing me regardless
And I don't care
what you say about it
And it don't matter
if you like it or not
I'm having all this fun so
Why would I ever stop

Doing me regardless
No I don't care
what you say about it
And Imma do it any way
that I want
I'm having all this fun so
Why would I ever stop

Suasana kafe terlihat ramai. Semua pelanggan merasa terhibur dengan suara Ana. Mereka tersenyum sambil menikmatinya. Mata Ana menelisik satu persatu pelanggan dengan tersenyum. Ana tak merasakan gugup sama sekali, karena sedari kecil mamanya selalu melatih rasa beraninya di atas panggung. Ya, Ana sering mengikuti lomba menyanyi dari umurnya 5 tahun dan itu menjadi kebiasaannya sekarang berada di atas panggung. Entah, Ana merasa ketika berada di atas panggung, sejenak dapat menghilangkan beban pikirannya.

Namun, saat matanya tiba berada di meja Arga. Dia melihat tatapan Arga mengarah padanya. Mata mereka pun bertemu. Arga menatapnya begitu dalam, yang Ana tak tahu apa maksudnya.

Some people are so mean
All behind a phone screen
When we're tryna live our lives
Why you gotta be so vicious
Be about your business
'stead of getting up in mine

You need to get a life
Cause life's too short
You must be bored out your mind
You should really take that nonsense
somewhere else
Cause you've got to realize

"Gila! Suara Ana bagus banget, anjir!" puji Jeri tak hentinya. 

Rafael mengangguk setuju. "Kalau dia jadi penyanyi, kayaknya dia bakal laku, sih."

"Tipe vokal dia nih kayak masuk ke semua lagu, walau emang nadanya emang nggak tinggi kayak penyanyi lain. Tapi, dia bisa bikin lagunya enak dengan versi dia," komentar Naja.

Arga hanya terdiam. Telinganya memang mendengarkan apa yang mereka bicarakan, namun matanya terus menatap Ana yang begitu indah menyanyi di sana. Hingga saat mata mereka bertemu, Arga tetap pada tempatnya menatap Ana. Lelaki itu menangkap ada tatapan bingung di sana, mungkin Ana bingung mengapa Arga terus menatapnya. 

ArganaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang