10 - Bazaar

281 28 8
                                    

Kelompok 8

carel
anak cewek di mana?

nayya
beli sarapan bentar, rel
lagi di minimarket depan sekolah

carel
bareng siapa aja? semuanya ikut lo, nay?

nayya
iya, kecuali ana
lagi sarapan di kantin bareng kak arga

jehan
makin hari, gue liat makin nempel bareng abang gue @you

wendy
bukan nempel lagi, kayaknya udah jadian 😚

kirana
kiw kiw
sikat na, selagi kosong 🤣

you
gue tabok ya lu pada

kak naja
jehan mana?
ketua kelompok kumpul dulu
ada arahan dari bang marka

jehan
di mana, bang?

kak naja
di aula
yang sarapan cepetan ya
30 menit lagi sebelum bazar dibuka

kirana
na, kami samperin lu ke kantin ya

carel
lah pada mau ke kantin?
gue ikut deh

you
yok, sini ke kantin
mumpung sepi

"Lo makan mie lagi, Na?" tanya Arga dengan curiga. Pasalnya, perempuan itu selalu membeli mie instan untuk persediaan bila Arga menemaninya ke minimarket.

Ana mengangguk sambil mengetik pesan di grupnya. "Biar hemat, Kak," sahutnya dengan meletakkan ponselnya lalu meminum air putihnya. Sarapannya pagi ini telah habis dia makan.

Arga selalu mengajaknya sarapan. Ana ingin mengganti uang yang Arga pakai untuk dirinya, tapi lelaki itu selalu menolaknya. Seringkali Ana memaksa, lelaki itu tetap tak menerimanya. Jawabannya, "simpan aja buat tabungan lo, Na. Selama bareng gue, lo nggak perlu keluar duit."

Sebenarnya, Ana merasa tak enak hati pada Arga yang selalu berbuat baik padanya, sementara perempuan itu belum bisa membalas kebaikannya.

"Dalam seminggu ini udah berapa bungkus mie yang lo makan, Na?"

Ana berpikir sejenak, di otaknya dia menghitung jumlah mie yang dia makan. Dalam sehari, dia bisa memakan mie dua bungkus. "Sekitar 12 bungkus kayaknya, Kak."

"Itu gila banget, Na! Apa-apaan 12 bungkus?"

Ana menghela napasnya. Bila soal kesehatan, sepertinya Arga maju paling depan. "Kak, kamu lihat aku. Aku nggak sakit, aku baik-baik aja."

"Tapi 12 bungkus itu terlalu banyak, Ana. Lo bisa kena usus buntu."

"Aku bakal baik-baik aja, Kak."

Kali ini, giliran Arga yang menghela napas. Dia benar-benar sakit kepala mendengar jawaban Ana. Kemudian, tangannya mengambil tangan Ana dan menggenggamnya dengan lembut, membuat perhatian Ana tertuju padanya. "Na, lo bilang sama gue kalau lo hemat demi biaya rumah sakit Mama lo. Tapi, lo juga harus pikirin kesehatan lo, Ana. Mama lo bisa sedih."

Ana terdiam sambil menatap pada Arga yang menasihatinya. Sejak pulang dari pasar malam, Arga jujur padanya bahwa lelaki itu mencari tahu tentang dirinya. Mulai dari tentang mamanya, mantannya, dan alasan dia pindah ke Jakarta. Arga juga terang-terangan mengatakan bahwa dirinya sedang menyelidiki tentang kasus mantannya. Ana memang mempunyai bukti, tapi bukti yang dia dapatkan tak cukup kuat untuk menjebloskan Juan ke penjara. Arga membantunya untuk mencari tambahan bukti kuat.

ArganaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang