2

103K 137 2
                                    

PERTEMUAN
(bagian 1)

Mas Drajat mengarahkanku untuk terlentang pada sisi ranjang. Ia sendiri bersimpuh diatas lututnya dan mengarahkan dirinya menghadap selangkanganku yang terlebih dahulu kedua kakiku diyekuknya keatas. Dengan posisi demikian tentu saja vaginaku terbuka lebar menyembul di awah rerimbunan bulu lebat. Saat kusadari kumis tajamnya menusuk2 area bibir vaginaku,aku tersentak,ingin berontak namun tangannya kokoh memegangi kakiku. Pada akhirnya aku terima perlakuannya pada vaginaku. Sapuan lidahnya menyusuri belahan vaginaku. Aku pasrah dengan membuka belahannya dengan kedua tanganku.
"Maaaaassss... ooouuuwwhhh...
Atasnyaaa...yaaa....ituuu...ssshhh.... aaakkkhhh...enaaak...maaass".
Kutekan lagi wajahnya agar lebih dalam ia menjilat vaginanku. Bukan itu saja,dua jarinya seakan mengorek orek bagian dalam vaginaku dan lidahnya tak lepas dari kelentitku. Aku semakin liar, pinggulku terangkat dan terhempas. Sesekali aku meremas payudaraku sendiri yang telah basah oleh keringatku. Mas Drajat masih terus dengan permainan lidah dan bibirnya. Aku tak kuasa menahan saat klimaksku datang. Tubuhku mengejang,kujepit kepalanya dengan dua pahaku.
"Maaaasss...uudaaahhh...aakkuu
gak tahaaan...lagiii...udah maasss
... aaaaakkkhh...". Kujambak rambutnya.
Ia menghentikkan dan mengambil posisi siap menghujamkan penisnya. Kulihat penis itu tegak berdiri,menjulang dengan kepala helmnya yang mengkilap kemerahan. Sekilas ia tersenyum seraya menepuk2 penisnya pada bibir vaginaku lalu digesek2an kepalanya...dan pada akhirnya...perlahan namun pasti...
sleeeeeep... kejantanan itu tenggelam dalam vaginaku. Aku menjerit kecil sedikit menahan sakit,walau selanjutnya yang aku rasakan adalah kenikmatan yang luar biasa.
Ia mendorongkan maju mundur pinggulnya perlahan. Mata kami saling bertatapan.
"Maasss... hhhmmmm...".
"Iyaaa...kenapa...mmhh...enak?".
"Hhhmmmm...".
Aku tak menjawab. Mataku terpejam. Aku ingin menikmati setiap sentuhan kulit penisnya dalam vaginaku. Tangannya kurasakan meremas kedua payudaraku.
Selanjutnya ia merubah posisiku dengan menyilangkan kedua kakiku. Dengan demikian seakan vaginaku lebih menjepit lagi penisnya.
"Sssshhh... aaakkhh...terus maass
dorooong lagii... aaahhhh...".
Suara2 decak pertemuan lendir kental memenuhi ruangan kamar.
Plaaaak... plaaaak... plaaaak...
"Sriii... hhhmmmm...jepit lebih keraaas... oooowwwhhh..."
"Iyaaa...maaasss... oooowwwhhh
Mmmaaaaasss...aakuu...akuuu...
mmaaauu... kkeeelluuar...aaahhh
maaaasss..... aaaawww....aku... keluuuaaarrrr.... aaaakkkhhh....".
Seketika itu kan juga seluruh otot tubuhku mengejang. Terlebih vaginaku seakan menyedot lebih dalam penis mas Drajat. Hingga beberapa saat setelah itu goyangan pinggulnya semakin cepat. Aku tau sebentar lagi iapun mencapai klimaksnya.
Benar saja... sentakkan terakhir yang lebih dalam diiringi semburan air hangat dalam vaginaku. Kurasakan sebagian meleleh keluar membasahi pahaku.
Mas Drajat roboh diatasku dengan nafasnya yang masih tersengal.
"Mas puas gak?". Tanyaku sedikit menggodanya.
"Tentu saja Sri sayang...aku harap kau pun demikian".
"Aku juga mas...".
"Hhhmmmm...".
Kubiarkan dirinya tetap diatasku. Sesekali diciumnya bibirku.
"Udah belum...cabut ya...". Tanyanya.
"Jangan dulu dong...aku masih ngerasa cenut2..sebentar lagi ya".
"Mau lagii..?".
"Iyaa...".
"Istirahat dulu ya..".
"Iya mas".
Dicabut penisnya yang mulai mengkerut. Mas Drajat rebahan disisiku. Kubelai bulu halus di dadanya. Ya, mas Drajat lekaki yang sudah hampiri setengah tahun ini aku mengenalnya. Mengisi kekosongan diriku. Mengisi kesepian hatiku. Juga menuntaskan segala birahiku.
Walaupun kusadari ia masih beristri dan mustahil bagiku untuk memilikinya.
(Bersambung)

Obsessed with sex 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang