ABG
Teman2ku pernah bilang kalo mau nyari ABG dateng ke mall ****** disana banyak pada nongkrong dekat bioskop. Penasaran juga aku tentang hal itu.
Sabtu sore aku sudah berada dalam mall. Aku mulai berburu kira2 yang mana yang bisa kudekati. Aku tertuju pada sosok gadis berkulit putih dengan bodi yang boleh dibilang montok untuk seumurannya dan juga memiliki dada yang besar. Lama kuperhatikan dirinya dengan curi2 pandang. Lambat laun ia pun menyadari bila aku perhatikan. Ia mulai senyum2 saat pandangan mata bertemu. Kudekati dirinya.
"Haii...". Sapaku saat sudah dekat dengannya.
"Halo om".
"Mau nonton ya?".
"Gak juga. Cuma liat2 aja".
"Ama siapa?".
"Ama temen. Tapi dia lagi pergi sebentar".
"Jalan yuk".
"Kemana om?".
"Ya jalan aja. Cari makan kalo enggak".
"Temen saya gimana dong?".
"Bilang aja kamu pulang. Lama sih ditungguin".
Dari sikapnya ia menyenangkan saat kuajak ngbrol. Sesekali aku melirik dadanya yang besar itu. Lama kelamaan ia tau kalo aku perhatikan dadanya.
"Kenapa om?".
"Enggak. Enggak apa2 koq".
Setelah kuajak makan pada sebuah resto ayam,aku ajak keliling mall.
"Ke mobil aku yuk".
"Emang ada apa di mobil om"?
"Gak ada apa. Cuma capek aja jalan. Ok?".
"Terserah om aja".
Kugandeng tangannya dengan menggenggam jemarinya. Sesekali aku eratkan genggamanku. Ada respon darinya.
Sesampainya dalam mobil. Aku jalankan mobil menuju parkiran lantai paling atas yang kuketahui disitu memang sepi dan sedikit gelap.
Setelah kulihat sekelilingku aman. Kugenggam tangannya lagi dan mencoba mencium bibirnya. Ia membalasnya. Tanganku yang tadi menggenggam tangannya selanjutnya adalah memegang buah dadanya yang besar itu.
"Ooom.. hhhmmmm".
"Tetemu bikin gemes aku aja...".
"Om suka..?".
"Iya dong...".
Kutesupkan tanganku melalui bawah kaosnya dan mendapati buah dadanya dibalik bra. Aku remas-remas. Ia merespon dengan menaikkan kaosnya sebatas leher, hingga nampaklah buah dadanya. Aku jilati dengan nafsu.
"Ssssshhh... aaaahhhh...ooomm".
Puas dengan meremas payudaranya tanganku merambah pada selangkangannya.
"Oom... yang ini jangan ya... Mia masih perawan".
Aku sedikit kaget dengan pernyataannya.
"Beneran kamu masih perawan".
"Iya om...pegang yang atas aja ya".
Sebenarnya aku sedikit kecewa karena aku tak bisa mengekploitasi lebih jauh.
"Iya gak apa-apa. Tapi kamu mau nyepongin aku..?".
Ia mengangguk perlahan. Kutuntun tangannya menuju penisku. Perlahan kubuka sedikit celana dengan menurunkan hingga batas lutut dan kurebahkan sandaran jok agar aku bisa rebahan.
Ia mulai mengocok penisku,dan tak lama kemudian dikulumnya penisku. Dengan gerakan lembut dan permainan lidahnya pertanda ia sudah sering melakukan hal itu.
"Hhhmmmm...enak seponganmu Mia...kamu pinter...".
Tanganku tak lepas dari buah dadanya. Iapun mendesah mendapat perlakuan dariku.
"Kontol om enak jadi jugaa...keras,legit. Kepalanya gede banget sih om...mmmmm".
"Kamu suka?"
"Banget". Dilanjutkan lagi isapannya hingga kepala penisku berasa mentok kerongkongannya.
Aku imbangi dengan gerakan pinggulku yang naik turun.
Saat gerakanku semakin cepat iapun tau bahwa sebentar lagi penisku akan memuntahkan maniku.
Saat momen itu tiba aku sentakkan lebih dalam pada mulutnya... crreeeet... crreeeet... crreeeet...ia malah lebih menekannya dan membiarkan semburan maniku memenuhi rongga mulutnya. Dijilatinya dari batang hingga kepala penisku,sebagian mungkin tertelan dan sebagian lagi tumpah pada selangkanganku.
Diambilnya tissue dan dibersihkan sisa2 maniku dan pada bibirnya.
"Banyak banget om muncratnya".
"Enak ya?".
"Hehehe....". Ia hanya menyeringai.
"Padahal aku juga mau lho jilatin memek kamu...".
"Om gak jijik?".
"Gak. Kamu pernah dijilatin memeknya?".
"Belum. Mia takut. Takut kalo keterusan".
"Takut kalo perawan kamu sobek ya?"
"Iya om. Mia maunya sebatas dada aja" .
"Tapi boleh gak om jilatin memek kamu?".
"Hhhmmmm...gak tau deh...".
Aku ciumi lagi bibir dan buah dadanya. Ia kembali mendesah dan membiarkan bibir dan lidahku menyusuri dua buah daging yang kenyal itu.
"Aku janji deh cuma cium2 aja memek kamu. Gak sampe dimasukin koq..". Aku mencoba meyakinkan dirinya.
"Ooomm... ssssshhh... aaaahhh".
"Boleh gak..?".
"Gimana entar aja deh...tapi jangan dimasukin ya om...Mia takut".
Tangannya dengan sendirinya menyentuh penisku yang masih tidur. Dikocoknya hingga perlahan kembali mulai mengeras.
"Tuh om ...udah keras lagi ..".
Ia kembali mengulum penisku yang tentunya kali ini lebih lama. Pada akhirnya iapun kelelahan sendiri saat kembali penisku menyemburkan air kental dan licin dalam mulutnya.
***
Sebelum berpisah aku berikan beberapa lembar uang berwarna merah. Tidak lupa aku dapatkan nomer WhatsAppnya jika suatu saat ingin bertemu lagi
(Bersambung)
![](https://img.wattpad.com/cover/362819522-288-k442980.jpg)