PERTEMUAN
(Bagian dua)Siang itu sepenuhnya aku enggan sekali untuk kembali ke kantor. Tanggung juga sih sudah jam 3 sore. Sampai sana juga pas jam pulang. Kuputuskan untuk meneruskan perjalananku dalam busway ini menuju arah Grogol. Saat melewati daerah Senayan,ternyata sebuah pameran perumahan. Aku pikir masih terlalu siang juga untuk kembali kerumah. Akhirnya kuputuskan untuk sekedar melihat2 saja tidak ada salahnya kan.
Dalam gedung pameran sudah ramai sekali pengunjung. Aku sendiri tak tahu kemana arah langkah kakiku. Berjalan saja kemana kakiku melangkah.
Tiba2 saja seseorang mendekatiku. Seorang lelaki paruh baya dengan setelan kemeja berdasi. Nampak rapih dengan senyumnya.
"Selamat sore ibu. Silahkan mampir Bu untuk sekedar liat2 kawasan perumahan kami".
Entah aku menuruti dan menerima beberapa lembar brosur rumah yang menurutku terlalu mewah untukku.
"Silahkan ibu baca2 dulu. Selama pameran kami ada diskon dan hadiah langsung Bu. Ada mesin cuci, AC,kitchen set dan pemasangan gratis instalasi WiFi".
"Waaah..seru ya banyak banget hadiah langsungnya".
"Iya ibu, mumpung promo pameran Bu. Ini kartu nama saya".
Seraya ia menyerahkan sebuah kartu nama. Maaf,bila ibu tidak keberatan, silahkan mengisi daftar tamu kunjungan. Sebagai data kami aja koq".
Aku mengisi list daftar tamu dan dilanjutkan dengan obrolan sekitar prospek property pada kawasan perumahannya. Ditawarkan juga untuk kunjungan lokasi.
"Waduuh...maaf,terlalu jauh buat saya. Lagipula saya tidak ada kendaraan buat kesana".
"Jangan khawatir Bu. Bisa saya jemput koq. Free...gratis...paling buat ngopi aja...". Selorohnya becanda
"Aaah...bapak bisa aja".
"Beneran koq Bu...saya sendiri yang akan menjemput ibu. Kebetulan saya manager marketing disini". Ia meyakinkan diriku.
"Baik pak. Nanti saya lihat2 dulu ya".
"Baik Bu terimakasih atas kunjungannya. Sampai berjumpa besok".
Aku meneruskan untuk melihat2 stand yang lain. Menjelang malam aku pulang.
***
Minggu pagi ponselku berdering. Kulihat nomor yang tak kukenal.
Rupanya pak Drajat, marketing yang dua hari lalu bertemu pada pameran. Dengan sedikit rayuan marketingnya akhirnya aku bersedia dijemput untuk melihat lokasi. Biarlah,toh akupun hari ini tak kemana mana. Hitung2 jalan2 gratis.
Itulah awal perkenalanku dengan pak Drajat. Pertemuanku dengannya semakin sering walaupun aku berniat untuk membeli properti disana. Entah mengapa pula lama kelamaan aku memanggilnya Engan sebutan "mas Drajat". Ia pun tak keberatan.
Kuketahui akhirnya ia sudah beristri dengan dua orang anak yang sudah besar2. Orangnya ramah dan mampu membuatku merasa ada yang mengisi kekosonganku selama ini. Lambat laun kami sudah mulai terbuka masalah pribadi masing-masing.
"Apalah aku ini mas,aku hanya seorang janda tua yang sudah tak menarik lagi".
"Aku tak berpikir sejauh itu Sri. Kau pribadi yang menyenangkan. Aku merasa seolah kau telah menemaniku lama sekali".
Digenggamnya tanganku dalam mobilnya. Aku yang berusaha menarik tanganku,ia tahan dan mempererat genggaman tangannya. Akhirnya kubiarkan tanganku dalam genggamannya.
Malam hari pada sebuah pantai Utara Jakarta,ia berhasil mencium bibirku. Tanpa penolakan dariku. Kunikmati kecupan bibirnya.
"Maass...jangan diteruskan".
Rangkulannya begitu kuat melingkari bahuku. Sejujurnya aku mendambakan seorang lelaki menyentuhku,memelukku,membelai seluruh jiwaku. Aku merindukannya selama ini.
Ciumannya semakin menjalari leherku.
"Mas sudah...". Aku menolak tubuhnya. Ia pun melepaskan dekapannya.
"Kau menginginkannua bukan...?".
"Tidak mas...".
Walaupun pada akhirnya kini diriku kembali dalam pelukannya pada sebuah kamar hotel.
Kami sudah dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelai benangpun. Aku tak dapat memungkiri. Belaian tangannya yang menyusuri setiap lekuk tubuhku membuatku tak berdaya. Yaaa...aku merindukan hal ini.
"Maaasss... ooowh...".
Kembali desahan nafasku saat aku berada dalam pangkuannya. Payudaraku menjadi sasaran bibir dan lidahnya.
"Sriii... hhhmmmm...kau begitu menggairahkan... biarkan aku mencumbui seluruh tubuhmu...".
"Lakukan maass...lakukan untukku...".
Mas Drajat membimbingku menuju ranjang dan direbahkannya tubuhku. Sedangkan dirinya tepat berada diatasku. Kumis lebatnya seakan menusuk pori2 kulitku. Membuatku semakin bergairah... tubuhku bergelinjang. Tanganku mencari2 batang keperkasaannya. Setelah kudapatkan, kurasakan betapa besar dan kerasnya.
"Hhhmmmm..keras banget sih..".
Bisikku pada telinganya.
"Kau pasti suka Sri ".
"Pastinya mas".
Aku tersentak sejenak saat jemarinya mendarat pada vaginaku. Diremasnya dan diselipkan saru jari kedalam lubang vaginaku.
"Hhhhmmm...masih kenyal banget... aku gigit ya..".
"Hhhnnghh...".
Belum sadar apa yang terjadi berikutnya. Tiba2 kurasakan kumis tebalnya telah menusuk2 vaginaku.
"Aaaawww...pelan pelaan...kumisnya tajam maaasss... ssssshhh...aaahhh...".
Bukan saja kumisnya. Lidahnya menyeruak belahan vaginaku disertai dengan isapan2 pada area
kelentitku. Vaginaku yang sudah mulai basah mengeluarkan suara2 saat bibirnya mengisap vagina dan pangkal pahaku. Tubuhku terangkat untuk kesekian kali menerima serangan bibir dan lidahnya.
"Maaassss...akuuu... aaahhhh...".
Seketika itu juga aku tarik dirinya dan membiarkan ia kembali menindihku. Aku tidak mau tergesa-gesa memulai permainan ini. Kutarik terus dirinya ,hingga kini ia menduduki payudaraku, sedangkan penisnya yang coklat kemerahan itu aku jepit diantara payudaraku. Ia menyeringai kenikmatan dan selanjutnya kutarik penisnya dan aku isap serta kujilati paa helm merahnya.
"Sriii... oooowwwhhh... kenikmatan apa lagi ini... hhhmmmm...".
"Gemes aku liat otongmu ini mas... hhhmmmm...".
Ia hanya tersenyum kemudian menarik penisnya dari mulutku. Selanjutnya diarahkan menuju vaginaku. Perlahan sedikit demi sedikit dengan kuimbangi dengan goyangan pinggulku akhirnya penisnya telah tertanam dalam vaginaku. Aku menjerit merasakan saat telah berada didalam hingga kedasar vaginaku. Bagaimanapun juga,aku sudah lama vaginaku tidak dimasukin kejantanan laki2 yang membuat lubang vaginaku kembali rapat.
"Aaaaaawww...periiih maass...pelan2... aaaahhhh...".
"Udah rapet lagi ya...".
"Iyaaa...udah lima tahun lebih maasss... aaaakkkhhh...".
"Udah...? Aku goyangin ya...".
"Iyaaa...pelan pelaan tapinya...".
Mas Drajat mulai menggoyangkan pinggulnya maju-mundur. Terasa sesak sekali vaginaku. Awalnya perih,lambat laun hal itu hilang dengan sendirinya berganti wngan suatu kenikmatan yang bertahun-tahun aku idamkan. Kuimbangi dengan pinggulku yang naik turun.
"Sriii... sssshhh... aaahhhh...goyanganmu... hhhmm
...nikmat sekali Sri... ooowwhhh...".
"Mas suka...?". Ia hanya mengangguk.
"Mau yang lebih enak?".
"Iyaaa...".
Aku dorong tubuhnya hingga penisnya terlepas dan kini aku dalam posisi nungging. Ia yang berada dibelakangku segera saja mengarahkan penisnya,dan...sleeep...kembali penisnya merangsek masuk. Gerakannya yang maju mundur aku imbangi dengan goyangan pinggulku. Akupun merasakan hal yang lebih nikmat dengan posisi ini. Ditepuknya pantatku, sesekali diremasnya.
"Maaasss.... ssshhh... aaakkhh...lebih dalam lagi maass
... enaaaak maasss..".
Hujaman penisnya membuatku merasakan klimaksku semakin dekat, yang paa akhirnya tubuhku tak kuasa menahan, tubuhku tengkurap,ia masih terus menghujani vaginaku dari belakang. Kumiringkan sedikit tubuhku. Dengan posisi ini jepitan vaginaku semakin rapat.
"Mmmaaaaasssss...akuuu...sampaaaiii...akkuu... kkeeelluuar.... aaaawww....".
Dibarengi dengan tubuhku yang mengejang,terasa kaku disusul dengan dirinya. Paa sentakkan terakhir kurasakan hangatnya semburan air kental dan hangat.
Iapun roboh diatasku. Nafasnya cepat an keringat kami bercampur.
"Sriii...aku tak menyangka sebelumnya betapa nikmatnya memekmu...".
"Iiihhh..maaass...aku apalagi...sudah bertahun-tahun aku tak merasakan seperti ini..".
Tubuhnya masih tergolek lemas diatasku.
Itulah pertama kali aku bercinta dengan mas Drajat. Hari2 berikutnya saat kesempatan itu datang,kami selalu mereguk bersama kenikmatan itu. Hingga mencoba dengan situasi berbeda-beda. Dihalaman parkir mall yang sepi ataupun pada teras belakang pada sebuah villa hingga kolam renang.
(Tamat)
