16

13.9K 22 0
                                    

TANTE
(Bagian 2)

Dengan perlahan dan hati2 aku menaiki ranjang. Aku berbaring disebelahnya tertidur membelakangiku. Kusingkap sedikit selimutnya, ternyata ia sudah dalam keadaan telanjang. Punggungnya yang putih dan mulus itu kusentuh dengan ujung jariku. Memang kulitnya begitu mulus dan halus. Padahal bila kutaksir usianya sudah berkepala empat. Ia menggeliat.

"Ayoo...iseng ya...gangguin orang tidur...".

"Hhmmhh...aku tau koq kalo tante enggak bener2 tidur".

Kupeluk dirinya. Ia menolehkan wajahnya dan mencium bibirku.

"Bisa aja deh kamu nyenengin aku ya...tunggu dulu apa nih yang ganjel2 dipantatku...".

Seraya meraih penisku yang memang sedari tadi sudah mengeras dan kutempelkan pada pantatnya. Dikocoknya penisku. Selanjutnya kubuang selimut dan kutindih tubuhnya.

"Sekarang giliran aku ya. Tante diem aja loh. Gak boleh ngelawan".

"Apa yang akan kamu lakukan Leo?".

Aku tak menjawabnya. Dengan sigap kulumat bibirnya. Ciuman yang panjang dan permainan bibirnya benar2 menggairahkanku. Kuusap rambutnya dan kutatap matanya. Ia hanya tersenyum.

"Koq diem sih. Tante tunggu nih".

"Tante Silvi cantik banget sih...?".

"Hhhmmmm... rayuan gombal banget sih kamu Leo".

Namun kurasa ia senang dengan perkataanku tadi. Dibelainya kedua pipiku.

"Puaskan tante Leo sayang...Tante pasrah dalam cumbuanmu".

Kembali kucium bibirnya lembut. Lehernya yang jenjang tak lepas dari sergapan bibir dan lidahku.

"Tanteee Silvi sayaaaang...".

"Teruskan Leo... teruskan...".

Ciumanku beralih pada dua buah dadanya. Kuremas...kujadikan satu ditengah dan kubenamkan wajahku diantara bukit itu. Sesekali bergantian yang kiri dan kanan. Merambah pada ketiaknya.

"Ssssshhh... aaahhhh...yaaa....
yang itu leoooo...tante suka....
aaaaaawww...".

Kembali ia menyodorkan buah dadanya untuk kujilati lagi. Ditekannya wajahku dengan kedua tangannya.

"Tantee... hhhmmm...mana lagi?".

"Semuanya sayang... ouuuwwhh".

Satu tanganku menjalari tubuhnya hingga berhenti pada sebuah belahan daging yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Kumasukkan jariku. Lembab dan basah.

"Aku mau yang ini Tan....".

"Iya sayang...milikmu semuanya...
puaskan akuuu... aaaaahhhh....".

Bibirku terus menjalari seluruh lekukan tubuhnya. Selanjutnya kubalikkan,dan saat ini ia dalam posisi tengkurap.
Aku duduk diatas pantatnya dan ku pijat2 punggungnya. Sesekali kugesek2an penisku pada belahan pantatnya.

"Aaaawww... ssssshhh aaahhh...
leoooo...pinter banget kamu manjain Tante... ooowh...nikmat sekali pijitanmu... mmmmmm...".

"Gemes aku dengan tubuh tante".

Kualihkan dengan menciumi seluruh bagian belakang tubuhnya hingga pada area pantatnya. Kuremas2 dan kumainkan jariku pada selangkangan bagian dalam. Ia menggeliat dengan perlakuanku. Tak puas dengan itu. Kujilati pangkal pahanya dan sesekali aku kenyot2. Pinggulnya terangkat dan menggeliat kesamping diiringi dengan lenguhan panjang.
Kubalik lagi tubuhnya. Seketika itu juga kulebarkan kedua pahanya...belahan vaginanya itu serta Merta menjadi sasaran bibir dan lidahku. Kuusap dengan lidahku dari bawah hingga keatas bibir vaginanya. Membuat ia menjerit.

"Aaaaaawww...kamu apain memek Tante sayaaaaaang... aaaaahhhh...".

Wajahku semakin basah terkena lendir bening dan licin itu. Sasaranku selanjutnya adalah klentit merahnya. Dengan ujung lidahku kumainkan daging kecil itu.
Kembali punggungnya terangkat.

"Yang itu sayaang...Tante sukaaaa
.... aaaakkkhhh...leeeeooo.... nnnggghhk...tante gak kuuaaat..".

Tiba2 tubuhnya mengejang terasa kaku. Ia menutupi wajahnya dengan bantal dan kudengar jeritannya lagi.

"Udaaah sayang...udaaah... cepetan...ouuuwwhhh...ayooo...".

Aku tak tega melihatnya dan kuhentikan aksiku. Dengan mengambil posisi ancang2, secara spontan ia buka kakinya lebar-lebar dan tentu kuarahkan penisku. Perlahan penisku telah ditelan vaginanya.
Aku diam sejenak. Kuusap rambut dan kening yang basah oleh keringat.

"Udah masuk belum...?". Tanyaku.

"Udah sayangkuuuuu... mmmmhhh...pinter banget sih kamu sayang".

"Apa iya,kan belum selesai".

"Tante yakin koq".

Perlahan aku gerakkan pinggulku maju mundur dengan menindihnya. Akupun merasakan kenikmatan itu. Penisku seakan dijepitnya.

"Sssshhh... aaahhhh... hhhmmmm
...pelan pelan dulu yaa.. leeooo..".

Matanya terpejam dan wajahnya terangkat keatas memperlihatkan leher putihnya. Saat itu juga menjadi sasaran bibirku. Dipeluknya tubuhku erat. Semakin cepat goyanganku ia imbangi dengan mengangkat pinggulnya seirama.

"Tanteeee...goyangan Tante....mau ganti posisi gak?".

"Udah gini aja. Gini aja Tante udah ngerasa nikmaaat.. bangeeeet sayaaang.... ooouuuwwhhh...".

Buah dadanya basah oleh keringat. Gerakannya semakin liar...desah nafasnya semakin cepat...dan selanjutnya tubuhnya mengejang... dadanya terangkat diiringi dengan lenguhan dan jeritan panjang.

"Aaaakkkhh...leeooo...tantee... sampeeeee... aaaawww... tante... oooowwwhhh...aduuhh.... sayaaaaaang...".

Akupun merasa hal yang sama. Hingga pada detik berikutnya. Sentakkan terakhir lebih dalam dan saat itu juga semprotan maniku dalam liang vaginanya. Kembali ia berteriak. Kedua kakinya disilangkan diatas pinggulku dan dijepitnya. Hingga tembakan terakhir aku masih dalam dekapannya. Kujilati lehernya...dadanya yang penuh dengan keringat.
Tubuhku terkulai diatasnya. Senyum kepuasan pada bibirnya.

"Tante puas..?". Tanyaku.

"Iya Leo sayang...".

"Udah belum? Cabut ya".

"Jangan dulu. Masih cenut2 didalam".

Kuusap keningnya dari keringat.

"Leo...".

"Iya tante Silvi sayaaaang".

"Jangan tinggalkan Tante ya...jangan ada wanita lain selain Tante".

"Kalo pacarku gimana dong?".

"Ya itu gak apa-apa".

"Aku janji gak bakalan ninggalin Tante Silvi koq".

***
Kisahku masih terus berlanjut bersama Tante Silvi.
(Bersambung)

Obsessed with sex 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang