DUKUN CABUL
(Bagian 1)Lastri mengenakan pakaian kembali disaksikan Ki Broto yang masih nampak kelelahan diatas ranjang. Punggung putihnya yang sebagian tertutup oleh gerai rambutnya yang hitam panjang. Diusap2kan jarinya pada rambut Lastri yang panjang terurai itu
"Bagaimana? Sudah agak baikan?".
"Iya Ki,badan saya agak enakkan. Kepala saya yang seminggu ini sakit banget udah gak pusing2 lagi".
"Syukurlah kalo begitu. Jangan lupa ramuan yang saya berikan nanti kau campurkan dalam setiap minuman suamimu atau menjelang tidur,kau juga harus meminumnya juga. Niscaya suamimu akan kembali lagi dan mencintai dirimu lagi.
"Iya Ki, terimakasih ya".
Ki Broto bangkit dari tidurnya dan duduk disamping Lastri. Direngkuhnya dagunya dan kembali dicium bibirnya.
"Hhhmmmm... wanita secantik kau sayang sekali jika disia2kan seorang laki-laki. Terimalah penyembuhan terakhir dariku".
Dilumatnya bibir Lastri untuk kesekian kalinya. Lastri hanya terdiam,sama sekali ia tak mampu menolaknya. Terlebih ciuman Ki Broto semakin ganas. Namun akhirnya Ki Broto mengakhiri aksinya. Terlihat wajah penuh kepuasan terpancar dari raut wajahnya.
"Sudahlah, sekarang kau boleh pulang".
"Baik Ki, terimakasih ya Ki. Ini ada sekedar sedikit rejeki buat aki". Seraya menyelipkan amplop pada lengan Ki Broto.
"O iya,ada satu lagi. Bila kau mempunyai teman yang kira2 butuh bantuan. Bawa saja kesini. Saya siap membantu".
"Iya Ki,saya pamit ya".
Lastri keluar dari rumah Ki Broto dengan perasaan senang karena sakit kepala yang beberapa hari yang lalu ia derita seakan tak ia rasakan lagi. Ia menghilang dalam kegelapan malam. Atau ia tak menyadarinya bahwa ia telah dirasuki oleh pengaruh jampi2 Ki Broto.
***
Siang itu Lastri baru saja pulang dari pasar. Didapatinya suaminya,Aceng. Tengah duduk diatas bale2 teras rumah.
"Akang udah pulang?".
"Darimana kamu?". Bertanya dengan acuh tak acuh.
"Dari pasar. Neng buatin kopi ya".
Aceng tak mengindahkan Lastri dan terus asik dengan rokoknya.
Didalam dapur Lastri telah menyiapkan kopi dan tak lupa ia campurkan ramuan pemberian Ki Broto dalam kopinya.
Disuguhkan dihadapan suaminya.
"Kopinya kang".
Tanpa sepatah kata Aceng segera menyeruput kopi dan merasakan kesegaran dalam kopi itu.
"Kopinya enak,lain daripada yang kemarin. Kopi dari mana?".
"Kopi biasa beli di warung teh eroh".
"Masa sih. Enak banget. Lebih wangi".
Ia mengeluarkan beberapa lembar uang dan diserahkan pada Lastri. Lastri pun sedikit terkejut,sebab tak biasa suaminya memberikan dirinya uang bila ia tak meminta duluan. Ia teringat ramuan Ki Broto.
"Alhamdulillah kang,udah dua bulan sekolah Munah belum bayaran dapet rejeki ya kang".
"Iya kamu pegang aja duitnya".
Hingga malam hari sikap Aceng membuat Lastri senang karena merasakan diperhatikan dan memang tak biasanya.
"Neng,buatin kopi lagi atuh. Aku jadi pengen ngopi lagi".
"Iya kang, sebentar ya".
Didapur, Lastri tak lupa dengan ramuannya dan disuguhkan didepan Aceng. Ia begitu menikmati kopi itu hingga menghabiskan beberapa batang rokok.
Menjelang tidur Lastri sengaja hanya mengenakan kain sebatas dadanya hingga terlihat buah dadanya yang menonjol keluar.
Ia berpura-pura tidur menghadap tembok dengan ia singkapkan kain sebatas pahanya. Ia ingin mengetahui reaksi Aceng.
Sementara itu Aceng yang telah menghabiskan kopinya masuk kamar dan didapati istrinya sedang tidur tertelungkup. Darahnya berdesir, matanya seakan tak percaya. Bagaimana tidak. Dilihat posisi tidur istrinya dengan paha putihnya yang terbuka, apalagi hanya terbalut sehelai kain.
Didekati istrinya dengan rebahan disisinya. Dirabanya tubuh Lastri dari punggung hingga kakinya.
"Neeeng...udah tidur...?". Bisiknya pada telinga Lastri.
Lastri menggeliatkan tubuhnya dan berbalik menghadap Aceng. Seketika itu juga ikatan kain itu terlepas hingga dadanya yang besar itu seakan menyembul keluar. Ia berusaha menutupinya lagi dengan kain.
"Hhhmmmm...akang...belum. Neng nunggu akang".
"Neng cantik sekali malam ini...".
"Iiih...akang mah kitu...".
Tanpa berkata lagi dilumatnya bibir Lastri. Kemudian ditindihnya. Dengan rasa tak sabar dilepaskan ikatan kain,dan dilemparkan ke lantai. Tubuh Lastri yang memang memiliki tubuh yang montok dan putih ditindihnya. Iapun ternyata telah dalam keadaan telanjang bulat. Bibir dan lidahnya menyusuri bibir Lastri,leher,hingga dadanya.
"Kaaang... neng kangen akang...".
"Iya neng...akang jugaaa...".
Buah dada yg besar itu diisapnya... diremasnya... Lastri pun mulai mendesah. Bagaimanapun ia merindukan belaian tangan suaminya. Ia mencintainya walaupun ia tau suaminya mempunyai wanita lain. Namun dengan bantuan Ki Broto lewat ramuannya,ia merasakan suaminya telah kembali. Ia membalas ciuman suaminya.
"Ssssshhh...aaahhh...pelaan pelaaann kaaaang...aaahhhh...".
Aceng yang semakin bernafsu terus menciumi tubuh Lastri dan terhenti pada satu titik area selangkangannya. Area vagina yang ditumbuhi bulu-bulu lebat tak ayal menjadi sasaran bibir dan lidahnya. Lastri beberapa kali menggeliat dan seakan meronta melalui pinggulnya.
"Ssssshhh... aaahhh... hhhmmm
...terus kaaang...enaaak... ooowhh... aaaaahhhh...".
"Memek kamu wangi...akang jilat lagi ya..".
"Iyaaa...kaaang...".
Ia tak menyangka bahwa ramuan itu begitu besar efeknya. Ia merasakan kenikmatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Semua urat syarafnya seakan bergetar. Untuk beberapa saat pinggulnya terangkat saat klentitnya diisap Aceng.
"Aaaaawww...akaaang...udah kaang...neng udah gak tahaaan... cepetan...". Diremasnya rambut suaminya dan ditekan kepalanya kemudian ia jepit dengan kedua pahanya.
Menyadari istri untuk segera memulai aksi berikutnya. Ia buka lebar2 kedua pahanya dan dilesakkan penisnya... bleeesss...
akhirnya penisnya tertanam seutuhnya dalam vagina Lastri.
"Nnnnngghhk... aaaawww...pelan
pelan atuh... ssshhh...aaahhh...".
"Jepit ya neng... hhmmm... ssshhh.. aaakkhh...nah kitu...".
Selanjutnya ia mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur.
Lastri hanya bisa pasrah... ditariknya sprei hingga berantakan tak karuan. Wajahnya terangkat memperlihatkan lehernya yang putih. Walaupun udara dingin,namun tak mampu membendung tetesan keringat yang keluar dari pori pori tubuhnya. Ia imbangi dengan goyangan pinggulnya naik turun. Membuat Aceng pun merasakan kenikmatan itu. Tak disangka bahwa istrinya pun mampu memberikan kenikmatan yang luar biasa. Tak kalah dengan Mirna,janda muda yang seliimi menjadi wanita simpanannya.
Gerakannya semakin cepat. Ia menyadari bahwa sebentar lagi klimaksnya akan datang.
"Neeeng...akang mau keluuuaaarrrr...".
"Iya kang...neng juga... aakkhhh".
Disaat yang bersamaan itu juga tubuh mereka mengejang. Lastri memeluk erat tubuh Aceng dengan kuku2nya. Diangkatnya kedua pahanya dan dijepitnya diatas pinggul suaminya. Dirasakan beberapa kali semburan cairan hangat dan kental memenuhi vaginanya.
Tubuh Aceng terkulai lemas diatas Lastri. Ia merasakan tak biasanya ia begitu menikmati tubuh istrinya itu. Dibelai kening istrinya.
"Neng...akang puas neng".
"Hhhmmmm...akang hebat sekarang. Bikin neng kelojotan..".
"Neng bisa aja...nanti lagi ya...".
"Iya dong... neng kan belum ngemut pisang akang..".
Dalam istirahat itu, pikiran Lastri kembali pada ramuan Ki Broto. Ia tak menyangka begitu dahsyat pengaruhnya pada diri suaminya.
Suaminya yang beberapa minggu ini yang berubah sikap. Ia mendengar beberapa selentingan tentang suaminya yang mempunyai simpanan seorang janda muda. Ia menyadari bahwa pekerjaan suaminya sebagai supir truk yang sering bepergian keluar kota berhari hari. Tentu banyak godaan. Atas saran temannya ia disarankan menemui sosok yang sering dibilang orang pintar oleh penduduk desa sebelah.
Lamunannya buyar setelah ia rasakan suaminya telah memulainya lagi.
Hingga pagi menjelang, mereka melakukan empat kali bercinta. Hal yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya.
***
Bagaimana kisah selanjutnya hubungan Lastri dengan Ki Broto?
(Bersambung)
![](https://img.wattpad.com/cover/362819522-288-k442980.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed with sex 2
FantasíaYang mau akun ini boleh dm ig baru ku yaa @mywaffil