BAPAK TIRI
(Bagian 1)Sejak kepergian ayah beberapa tahun yang lalu, akhirnya mama menikah lagi dengan seorang laki-laki yang aku tahu usianya tidak jauh dari usia mama. Mereka tampak bahagia sekali. Akupun ikut merasakan kebahagian itu,dan juga perlakuan ayah tiriku sangat menyayangiku. Segala kebutuhan kuliahku dibelikan.
Kami hanya tinggal bertiga dirumah yang tidak terlalu besar ini.
Suatu malam, mungkin menjelang subuh aku kebelet pipis. Aku keluar dari kamar dan menuju kamar mandi. Letak kamar mandi berada ditengah antara kamarku dan kamar mama. Saat baru keluar kamar aku mendengar sesuatu dari kamar mama. Seperti orang bernafas dengan ceper cepat dan seperti jeritan2 kecil. Aku penasaran, dengan mindik2 aku mencari sesuatu untuk mengintipnya. Tak ada celah sedikitpun. Akhirnya aku hanya mendengar suara2 itu.
Kurasa mereka sedang bercinta, kedengaran suara desah mama dan suara ayah tiriku.
"Papaaah... ooouuuwwhhh...terus masss...dikit lagiii...".
"Iya sayang...aku jugaaa... aaakkkhhh".
Kudekatkan telingaku pada daun pintu agar terdengar lebih jelas.
Tidak berapa lama kemudian suara mama menjerit dan seperti kasur gedebukan...buk...buk...buk
"Paaaah...akuuuu... keluuaar...ssshhh.. aaaaahhhh... aaaawww...".
"Akuuu juga saayyyyaaanng... aahhhh...".
Selanjutnya hening dan sepi. Aku kembali kekamar. Kuurungkan niatku untuk ke kamar mandi. Aku tahan saja sampai subuh.
Aku jadi terngiang-ngiang suara mama dan ayah tiriku. Membuat diriku resah. Apakah aku juga merasakan hal itu.
Saat adzan subuh kudengar pintu kamar terbuka dan suara air di kamar mandi. Aku keluar kamar. Sempat kuintip kedalam kamar mama. Ayah tiriku masih dalam keadaan tidur dengan keadaan telanjang bulat. Nampak sekali batang penisnya.
"Udah bangun juga kamu Ola". Tanya mama saat keluar kamar mandi.
"Aku kebelet pipis ma".
Segera kumasuk kamar mandi dan teringat yang kulihat tadi. Anganku menerawang jauh, berandai-andai, menghayal.
"Shalat sekalian Ola ". Suara mama dari luar.
"Iya ma".
***
Kejadian itu terus kuingat. Semakin penasaran diriku bagaimana caranya bisa mengintip mereka bercinta. Akhirnya terbersit ide, bukankah jendela kamar mama berhadapan langsung kearah taman belakang.
Kudapatkan caranya,dan aku tunggu hingga malam saat mereka mulai bercinta.
Kutunggu malam ini hingga jam 3 tidak ada tanda-tanda mereka bercinta. Bisa jadi malam ini mereka istirahat. Mungkin besok malam. Aku putuskan untuk tidur.
Keesokan malam kembali kutunggu. Saat lampu ruang tengah padam, berarti mereka kekamar untuk tidur. Agak lama aku tunggu. Hingga satu jam kemudian aku mulai mendengar desahan mama. Dengan sangat hati2 aku buka pintu dan menuju pintu keluar yang kearah taman. Kulihat situasi aman. Kudekatkan pada jendela. Pas kebetulan ada celah sedikit diantara gorden yang tak tertutup rapat.
Mataku terbuka lebar,darahku berdesir,dan lututku seakan lemas. Kusaksikan bagaimana mama dengan posisi terlentang dan kedua kakinya dibuka lebar-lebar,sedang ayah tiriku menjilati selangkangan mama. Dari sini terdengar jelas desahan mama.
"Ssssshhh...aaahhh...papaaah...
kenyot yang kenceeeeng....yaaa..
gitu... ooowhh... enaaak paaaahh
teruuuss... aaakhhh ".
Jantungku berdetak lebih kencang. Tak mempercayai apa yang kulihat bagaimana ayah tiriku memperlakukan mamah sedemikian rupa. Membuat mama merasakan kenikmatan. Berikutnya mama menjambak rambut ayah tiriku dan menekannya.
"Udaaah..paaahh...udaaah...Akku
gak tahan lagiii..".
Ayah tiriku menyudahi jilatannya dan menindih mama, mereka saling berciuman dan berganti mama yang sekarang menindih ayah tiriku. Kembali aku terkaget dengan apa yang kusaksikan.
Mama mengulum batang ayah tiriku yang hitam dan besar itu. Dijilatinya dan memainkan lidahnya pada batang ayah tiriku.
Lututku lemas seakan tak kuasa menahan diriku sendiri. Spontan saja tanganku memegang selangkanganku sendiri. Aku merasakan kenikmatan sendiri.
Terakhir kulihat mama duduk diatas ayah tiriku dan menggoyangkan pinggulnya. Aku tak tahan lagi. Segera aku kembali kekamar. Semakin terbayang bayang adegan tadi. Kupegang vaginaku, ternyata ada yang basah. Kuelus2 dgn jariku. Aku merasakan kenikmatan...aku merasakan sesuatu yang belum pernah aku alami. Nafasku semakin cepat. Kututupi wajahku dengan bantal... berikutnya aku menjerit dan mendesah panjang.
Inikah yang dirasakan mama saat vaginanya dijilat ayah tiriku. Tanganku basah dikarenakan cairan yang keluar dari vaginaku. Kulap dengan selimut. Kembali aku teringat. Tak bisa aku buang adegan itu. Hingga aku tertidur, dan terjaga saat langit mulai terang.
***
Bagaimana kisah selanjutnya?
(Bersambung)
