14

19.3K 45 0
                                    

Haii gimana kabarnya?semoga sehat selalu yaaa
Selamat membaca

AKU SELINGKUH

Aku terbangun dan kudapati diriku masih dibalik selimut putih yang tebal. Disebelahku,pak Rusdi masih tertidur membelakangiku. Kusingkap sedikit selimut,aku masih dalam keadaan telanjang.
Teringat beberapa waktu yang lalu. Bagaimana permainan bercintanya begitu membuatku tak berdaya hingga aku pasrah dalam dekapan saat puncak dari segalanya itu menyeruak segenap urat syarafku.
"Terimakasih Valen sayang...kau telah memberiku segalanya. Hal yang selama ini tak pernah aku rasakan begitu dahsyat ini".
Aku hanya terdiam mendengar bisikannya pada telingaku. Ya,pak Rusdi atasanku sendiri. Aku sendiri tak tahu. Apakah aku sebagai budak sexnya ataukah diriku sendiri yang membutuhkannya.
"Maaf pak. Bila saya telah membebani bapak selama ini".
"Tak usah khawatir, pastinya aku mengerti. Kaupun tentunya mengerti bukan?".
"Iya pak".
Batinku menangis saat itu. Menerima ajakannya untuk menemaninya ke Bandung dengan alasan meeting dengan mitra perusahaannya, yang pada akhirnya aku hanya bisa pasrah.
Aku teringat Andrew, suamiku. Dua bulan terakhir ini ia tak bekerja. Jadilah sekarang aku penopang kebutuhan sehari-hari. Tapi harus kulakukan.
***
Aku beringsut perlahan,takut membangunkan dirinya. Menuju kamar mandi dan membiarkan tubuhku dibasahin guyuran air shower yang hangat.
Ku pejamkan mataku menikmati setiap tetesan air. Tiba2 saja dua buah tangan melingkari perutku. Pak Rusdi sudah berada dibelakangku dan memelukku.
"Koq gak bangunin aku kalo mau mandi?". Diciumnya belakang telingaku.
"Mana sih aku tega membangun bapak lagi tidur".
"Hhhmmmm...lupa ya...".
"Eh iya..mass...".
"Nah gitu dong. Lebih terdengar mendayu ditelingaku. Kita mandi sama2 ya...ataukah...".
Seraya berkata demikian dibaliknya tubuhku dan tentu saja bibirku menjadi sasarannya.
Air shower dimatikannya,berganti dengan cumbua2nya... yang sejujurnya aku menikmatinya. Ia pandai sekali memanjakan diriku saat bercinta seperti ini. Bibirnya merambah pada leherku. Sementara kedua tangannya meraih bokongku dan diremasnya, ditekannya hingga menyentuh penisnya yang sudah mengeras.
"Ssssshhh... aaahhhh...maasss...
lakukan lagi maass... ooowwwhhh
biarkan aku menikmatinya lagi...".
"Valen sayang...aku suka aroma kulitmu sayang...kau begitu... dadamu... pinggulmu...terlebih yang ini...". Jemarinya menangkup pada vaginaku dan dibelainya. Sesekali satu jarinya dimasukkan diantara bibir vaginaku. Aku menyukainya ia memperlakukan aku seperti ini. Secara spontan tanganku meraih penisnya. Kukocok2 dan kupijat2. Setelah puas dengan dadaku,ia berjongkok dan diletakkan satu kakiku diatas pundaknya. Berikutnya adalah bagaimana bibir dan lidahnya berputar-putar diarea vaginaku. Aku hanya berpegang pada kepalanya dan kubenamkan lebih dalam lagi.
"Aaaawww...maassss... sssshhh
aaaaakkkhh...nikmat bangeeeet...
terus maass...yaaa...yang itu... kenyot2 maasss.... aaaaahhhh...".
Dengan segala cara ia terus mengoral vaginaku hingga aku tak kuasa berdiri, lututku tak mampu menopang tubuhku sendiri. Saat tubuhku akan rubuh,ia membopongku kembali kekamar dan diletakkan tubuhku. Kubuka kedua pahaku lebar-lebar. Kembali ia pada aksinya tadi. Beberapa kali pinggulku terangkat dan terbanting... menggeliat kesamping...tanganku mencengkram seprei dan kutarik... kututupi wajahku saat untuk kesekian kalinya aku menjerit panjang.
"Aaaaaawww...gila kamu maaass
...akkk..akkuuu... aaakkhh...udah
maaasss....udaaaahhh....". Kujambak rambutnya berusaha kujauhi wajahnya...namun detik berikutnya adalah kutarik kembali dan kutekan lebih erat seraya kujepit dengan kedua pahaku. Tubuhku bergetar...kaku mengejang...nafasku tersengal-sengal.
Ia hentikan permainan lidahnya dan menindih.
"Aku terpesona dengan vaginamu Valen sayangkuuuuu...jangan kau berikan pada siapapun ya..".
"Suamiku gimana dong...?".
"Hhhmmmm....". Diciumnya bibir dan lehernya.
"Cepetan masuukiiin...aku dah gak tahan..".
"Pegangin dong...". Pintanya dengan nada manja.
Kuraih penisnya dan kuarahkan menuju vaginaku... perlahan namun pasti... bleeesss...
"Nnnggghhk... aaakkkhhh...dorong lebih dalam maass...".
Sejenak ia diam dan menatapku.
"Kau cantik Valen... menggairahkan...kau tahu...aku tergila-gila padamu...".
Pinggulnya mulai bergerak maju mundur. Matanya terus menatapku. Aku tahu arti tatapan matanya. Sesekali diciumnya bibirku. Kuimbangi dengan gerakan pinggulku naik turun seirama dengan gerakannya.
"Ssssshhh... aaahhhh...masss....
enaaak bangeeet... ooowwwhhh".
"Mau ganti posisi?".
"Mas mau gimana? Aku diatas apa dari belakang?".
"Aku suka kamu diatas".
Ia cabut penisnya dan merebahkan tubuhnya. Sedangkan aku sendiri berjongkok diatasnya dan menggenggam penisnya... kembali penis itu terbenam dalam vaginaku.
Aku mulai menggerakkan pinggulku maju mundur secara perlahan. Dadaku menjadi sasaran tangannya, sesekali putingnya dipelintir. Ia bergeser ketasi dengan bersender pada kepala ranjang dengan alas dua buah bantal. Dengan posisi ini,ia lebih mudah menjilati buah dadaku.
"Valen sayang... aaahhh... mmmm
puaskan dirimu...saat ini aku pasrah dalam permainanmu...".
Aku sendiri merasakan bagaimana penisnya seakan membongkar seluruh isi vaginaku.
"Ssssshhh... aaaahhhh...masss...
kenyot dadaku masss...aawww..".
Ia menuruti permintaanku dan langsung saja dadaku terdapat beberapa bekas merah gigitannya.
Keringat yang keluar dari pori-pori kulitku tak luput dari jilatannya. Kusodorkan ketiakku.
"Aaaahhhh...kamu apaiiiiin...aku maasss...".
"Valen sayang...".
"Maaaasss...aku belum ngemut punyamu...aku mauuuu...".
"Iyaaa... sesukamu Valen sayang "
Gerakanku semakin cepat. Kurasakan klimaksku sebentar lagi sampai. Tiba2 pada detik-detik itu,aku mencengkram dadanya, tubuhku bergetar. Kujepit lebih dalam penisnya...detik selanjutnya tubuhku roboh menindihnya.
Untuk beberapa saat aku terdiam dan kemudian aku lepaskan penisnya,dan sekarang aku telah pada posisi siap mengulum penisnya. Batang kecoklatan dan berpadu dengan warna merah itu tentu saja menjadi bahan oralku.
Kujilati... kukenyot2 kepalanya dan ludahku berputar2 pada area kepalanya.
"Oooowwwhhh... Valen sayangkuuuuu...aku tak bisa menahan lebih lama kali kamu giniin...terus sayang...nikmat sekaliiii... aaakhhh...".
Aku sendiri tak bisa melepas kenikmatan ini. Aku menyukainya...aku menikmatinya setiap jenjang batangnya yang berurat, terlebih dengan kepala helmnya. Sesekali aku lesakkan hingga dasar kerongkonganku kemudian kutarik hingga lepas dan kemudian aku ulangi beberapa kali. Detik2 berikutnya saat aku yakini bahwa semburan itu datang,aku kenyot sedalam dalamnya. Benar saja, beberapa kali tembakan maninya menyemburkan cairan kental putih dan hangat. Sebagian aku telan,sebagian lgi kubiarkan turun disela sela sudut bibirku. Beberapa kali batang penisnya yang berlumuran lendir itu aku usapkan pada wajahku.
"Gila bener sayangku...".
"Mas suka?".
"Bukan suka lagi... permainan lidahmu memberikan kenikmatan sampe keubun ubun...".
"Mani mas juga enak koq... hhhmmmm.."
***
Menjelang pulang ia mentransfer dalam rekeningku.
"Sudah aku transfer ya. Ingat ini bukan bayaran ya..ini jasa perjalanan dinasmu. Jangan kau salah artikan".
Didekapnya tubuhku dan dikecupnya keningku.
"Terimakasih mas...aku tidak berharap kamu memberikan sesuatu seperti itu padaku".
Namun tetap saja dalam perjalanan pulang aku merasa telah menjual tubuhku. Aku telah khianati suamiku. Telah kutuangkan noda dalam perkawinanku.
Bukan itu saja,aku melakukan berulang...dan berulang kali...
(Tamat)

Obsessed with sex 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang