Haiii aku kembali
Selamat membaca
BU DE PECEL AYAM
(Bagian 2)Sejak phonesex pertama itu,Bu de sering chat aku saat suaminya tak ada dirumah. Entah itu sekedar ngobrol biasa ataupun curhatan dirinya.
"Bu de... ketemuan yuk". Aku memberanikan diri untuk mengajaknya.
"Emang mau saya kemana mas?".
"Ya jalan2 aja naik motorku".
"Gimana ya,saya susah nyari waktunya. Lagian nanti kalo suami saya nelpon gimana dong".
"Hhhmmmm...gimana ya...ya udah deh gak apa-apa kalo Bu de gak bisa".
"Kita mau ngapain kalo ketemuan mas?".
"Ngbrol2 aja".
"Cuma ngobrol2 aja?".
"Mmmm...".
"Ayooo... mikirin itu yaaa...".
"Iyaa...Bu de gak mau ya?".
"Aku mau mas,tapi waktunya sedikit. Gak bisa lama2".
"Aku tunggu sampe Bu de sempet aja deh".
Obrolan kali itu dilanjutkan dengan kudengar lagi desahan nafasnya hingga ia mencapai klimaksnya.
***
Keesokan hari ia chat aku lagi.
"Mas,hari Selasa besok ya. Diatas jam 10 sampe jam 2 saya bisanya,jam 3saya persiapan buat buka warung".
"Iya bude,gak apa-apa".
Aku tak peduli bolos ngantor hari itu demi kemolekan tubuhnya.
Tepat waktu yang ditentukan,aku jemput dia didepan sebuah mini market. Dari jauh kulihat ia menjinjing sebuah tas plastik. Rupanya jajanan. Sebenarnya aku telah memesan hotel lewat aplikasi.
Didalam kamar walau masih malu-malu, kupeluk dirinya.
"Maass...mas gak kerja hari ini?"
"Demi Bu de aku bolos kerja".
"Koq gitu sih,ntar potong gaji dong".
"Cuma sehari koq".
Ia melepaskan kerudungnya. Rambutnya yang hitam panjang tergerai saat karet pengikat rambutnya juga dilepaskannya. Leher putihnya membuatku semakin bergairah. Kupeluk dirinya dan perlahan kucium bibirnya. Pintar sekali ia membalas ciumanku. Tanganku merayap pada dua buah dadanya.
"Lepas ya?"
Ia membalikkan tubuhnya dan membiarkan tanganku menarik resleting belakang gamisnya. Kuusap punggungnya dan kuraih pengait bra-nya yang berwarna coklat. Selanjutnya ia melepaskan seluruhnya. Aku terkesima dengan bentuk tubuhnya yang padat berisi dengan buah dadanya yang besar.
"Mas koq diam? Gak suka ya?".
"Bukan itu aku kagum aja dengan Bu de".
Kutindih tubuhnya. Sekeliling lehernya kujilati.
"Mas buka dong bajunya".
Aku turun dari ranjang dan melepaskan semua pakaianku. Penisku yang sejak tadi sudah tegang menjadi perhatiannya.
"Iiiihhh...maasss... kontolnya...".
Kembali aku peluk dirinya dan kembali kami berciuman.
"Hhhmmmm...Bu de...".
"Iya maass...".
Mataku tertuju pada buah dadanya yang selanjutnya kuremas dan kujilati.
"Tetek Bu de... hhhmmmm".
Kujadikan satu dan kubenamkan wajahku diantaranya.
"Ssssshhh... aaahhhh...maasss..".
Didekapnya kepalaku, sesekali diarahkan pada ketiaknya. Aku kenyot2 dan kugigit hingga meninggalkan bekas warna merah. Setiap lekuk tubuhnya tak ada yang terlewatkan dari serangan bibir dan lidahku.
"Ooouuuwwhhh...maaaasss...eee
naaaak masss.... aaaakkkhhh.....
semuanya maass...".
Tinggal tersisa celana dalamnya yang belum terlepas. Aku melorotkan... hhhmmmm...aku bergumam dalam hati... bulu bulu tipis berbentuk segitiga menghiasi belahan vaginanya. Dibuka kedua pahanya lebar-lebar memberikan aku jalan. Dia sudah tau apa yang selanjutnya aku lakukan. Kudekati wajahku...dan selanjutnya kujulurkan lidahku... mengusap setiap sudut bibir vaginanya. Tersentak pinggulnya sedikit terangkat dan bergelinjang kesamping.
"Aaaawww...yang atas mas...ya itu... kenyot yang keras masss....".
Aku turuti yang ia mau. Tentu saja dengan senang hati kujilati klentitnya yang sudah mengeluarkan lendir beningnya yang licin. Kutambah lagi sodokan
jariku.
"Maaasss...mas koq pinter siiihh...
aaahhhh... enaaaak masss... ooouuuwwhhh....teruuusss...".
Detik2 selanjutnya dadanya terangkat membuat buah dadanya terguncang hebat. Kepalaku dijepit dengan pahanya dan tangannya menekan kepalaku untuk lebih dalam menjilati vaginanya.
Tiba2 saja ia menarik ku. Dipeluknya tubuhku dan dilingkarkan kedua kakinya diatas pinggulku, tubuhnya mengejang membuat pelukannya semakin erat.
"Maaaasss... oooowwwhhh...enak
bangeeeet...peluk sini dulu...".
Kuciumi lagi bibir dan lehernya.
"Gemes banget gigitin memek Bu de...".
"Emang enak ya jilatin punya saya?".
"Iyaaa...kenyel2".
"Sambal pecel ayam saya enak gak mas".
"Ya enak dong..".
"Tau gak apa-apa yang bikin enak?".
"Apa tuh?".
"Ulekannya...mau saya ulek2 gak?"
"Mau..".
Ia melepaskan pelukannya dan kini ia diatasku. Diciuminya dadaku...hingga terus kebawah menuju selangkanganku, sasarannya adalah...penisku langsung saja dilahapnya...dijilat dan dikenyotnya...puas dengan hal itu, selanjutnya ia mengambil posisi untuk segera mengarahkan penisku kedalam vaginanya. Ia menjerit sebentar saat perlahan penisku memasuki liang vaginanya.
"Ssssshhh... aaaawww... nnnggghhk...".
Sejenak ia diam mengatur nafas dengan mendongakkan wajahnya keatas. Dengan kedua tangannya bertumpu pada dadaku. Ia mulai menggerakkan pinggulnya...maju mundur... diselingi dengan berputar...buah dadanya yang besar itu ikut terguncang guncang saat tubuhnya naik turun tak ketinggalan aku remas-remas sesekali aku pelintir2 putingnya.
"Bu deeee... oooowwwhhh...".
Kali ini aku yang gantian merasakan kenikmatan itu. Penisku serasa dijepitnya..ada kalanya seperti tersedot lebih dalam.
"Gimana..enak ulekkan saya?".
"Enaaak..bangeeeet Bu Dee.. ssshhh.. aaaaahhhh...".
Selanjutnya tubuhnya roboh menindihku,namun pinggulnya masih terus bergerak naik turun. Aku imbangi dengan menyodokkan keatas kebawah.
"Oooowwwhhh...maasss...yaa gitu.. ssshhh..aaahhh... nnnggghhk...terus maaasss...dikit lagiii...".
Ia menyodorkan buah dadanya untuk aku jilati. Tak selang berapa lama, tubuhnya mengejang kaku.. diiringi dengan jeritan panjang... penisku seakan ikut tersedot kedalam... membuat akupun tak mampu menahan semburan maniku.
"Aaaaaawww...aku keluar...aku keluuuaaarrrr...maassss... ssssshhh aaahhh... oowwhhh...".
Beberapa kali tembakan maniku dalam vaginanya tumpah ruah.
Keringat didadanya tak lepas dari jilatanku. Tubuhnya lemas terkulai menindihku.
"Mas Tio... hhhmmmm".
"Kenapa Bu de...?".
"Aku belum pernah merasakan senikmat ini selama ini".
"Dengan suami Bu de?".
"Dia gak pernah jilatin memek saya. Cuma pake jari. Begitu udah basah langsung dimasukin".
"Ntar ketagihan lho..". Godaku.
"Biarin selama dengan mas terus".
"Gak dilepas kontol aku?".
"Ntar dlu masih senut2 memek saya..".
"Iya sih kontol aku serasa disedot sedot memek Bu de...".
***
Dikarenakan waktu yang tidak terlalu lama,aku hanya sempat dua kali menikmati vaginanya. Kulakukan lagi dikamar mandi dengan siraman air shower yang hangat. Dengan posisinya yang nungging menghadap tembok,aku lesakkan penisku dari belakang.
Sesuai permintaannya,ia mengulum penisku saat detik2 klimaksku datang.
"Nnnggghhk... mmmmmm.....".
Didorongnya pantatku hingga penisku menyentuh kerongkongannya... crreeeet... crreeeet... crreeeet...sebagian ditelannya sebagian lagi tertumpah keluar. Diusapkan pada wajahnya penisku yang basah oleh maniku.
"Hhhmmmm...". Ia bergumam dan tersenyum saat penisku diusap2kan pada wajahnya.
"Enak Bu de...".
"Saya suka banget mas...kentel...
dan anget...".
Kami mandi bersama sebelum cek out.
***
Itulah kisah pertamaku dengan Bu de pecel ayam. Entah sudah berapa kali hal itu kami lakukan.
(Tamat)
