Meet

4.5K 194 0
                                    

~HAPPY READING~

Kini jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi, yang mana artinya Javier sedang menjual koran nya di lampu merah.

Tok~Tok~Tok~

Javier mengetuk jendela mobil seorang pengendara. Pengendara tersebut adalah pria yang sama mengintai nya kemaren. Apakah ini kebetulan?

"Om korannya" ucap Javier dengan senyum manis nya hingga menampilkan dimple yang membuat wajahnya semakin menggemaskan.

"Berapa?" tanya pria tersebut.

"6.000 aja om" seru nya dengan senyum khas nya.

Pria tersebut mengeluarkan uang berwarna merah dan memberikannya pada Javier."kembalian nya untukmu"

"Hah!?" Javier menampilkan raut wajah bingung dan itu sangat menggemaskan.

"Untukmu"timbal pria tersebut.

"Wah....Makasih om"Javier merasa senang dan menyimpan uang tersebut.

"Papai om" Javier berlalu pergi sambil melambaikan tangan pada pria tersebut.

Pria tersebut tersenyum tipis sangat tipis hingga tidak terlihat, menggemaskan batinnya.

~~~~~

Hari Minggu pagi, Javier kini libur menjual koran. Siapa yang memberi libur? Tentu saja dia sendiri yang memutuskan.

Saat ini, Javier berada di taman, sendiri tanpa ada teman atau biasa disebut me time. Javier duduk di tempat yang sudah tersedia di taman. Melihat sekeliling taman. Banyak anak anak yang bermain di sana bersama orang tua mereka. Melihat itu menerbitkan senyum nya.

Andai orang tua nya masih hidup, pasti ia masih bisa bersenang-senang bersama orangtuanya. Pikiran itu muncul dibenak nya.

Yah, orangtuanya pergi meninggalkan ia sejak ia bayi. Tentu saja, ia ingin merasakan kasih sayang dari orangtuanya, tapi takdir berkata lain. Bagi seorang anak pasti ingin mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya. Meskipun begitu ia tetap bersyukur bisa mendapatkan kasih sayang dari kakek nya, walau pada akhir nya kakeknya juga meninggalkan nya sendiri.

Suasana hatinya sedih mengingat orang tua nya yang telah tiada. Bahkan sekarang cuaca menjadi mendung, seakan akan mendukung suasana hati nya.

Hujan mulai turun, Javier masih tetap berada di tempat nya, sedangkan orang orang yang berada di taman sudah mencari tempat berteduh.

Tubuhnya basah, tanpa ia sadari air matanya mengalir bersama dengan turunnya air hujan ke bumi. Ayah, ibu, kenapa kalian ninggalin aku sendiri di dunia ini, batinnya sambil menatap langit.

Setelah beberapa saat ia beranjak pergi dari taman, hujan sudah mulai reda lebih tepat masih gerimis.

Ia berjalan menuju rumah kontrakan nya. Taman yang Javier kunjungi sedikit jauh dari rumah. Ia tidak membawa motornya, walau ia suka balapan tapi kadang harus jalan kaki juga biar sehat sekalian joging. Pikir nya saat ia akan pergi ke taman.

Javier berada di lampu merah ingin menyeberang untuk sampai ke rumah nya. Tapi sayangnya ia tak lihat kiri kanan dan juga lampu lalu lintas tersebut juga menunjukkan warna hijau. Hingga Javier yang tak melihat kiri kanan, tertabrak oleh sebuah mobil hitam dan orang orang yang melihat kejadian tersebut langsung berkerumun untuk melihat apa yang terjadi.

Pengendara yang menabrak, langsung turun dari mobil lebih tepatnya asisten. Dan penumpang alias Bos dari asisten tersebut ikut turun juga. Asisten tersebut langsung mengecek keadaan Javier. Untung nya Javier tidak luka parah. Tapi tetap saja harus dibawa ke rumah sakit.

"Kita bawa ke rumah sakit" Ujar pria tersebut pada asisten nya.

"Baik, tuan Gavi" Asisten nya langsung mengangkat tubuh Javier yang sudah tak sadarkan diri. Tapi kemudian diambil alih oleh Gavi alias bosnya.

Gavi langsung membawa Javier ke dalam mobil. Lucas mengikuti tuannya dan membukakan pintu belakang mobil dan Gavi masuk ke dalam mobil. Dan pintu pun ditutup oleh Asistennya.

Gavi membiarkan Javier berada di pangkuan nya sekarang. Entah kenapa Gavi melakukan hal tersebut, biasanya ia tak akan melakukan nya pada siapapun. Cantik, imut , menggemaskan, batin Gavi. Ntah kenapa pikiran nya seperti itu.

Asisten pria tersebut menutup pintu mobil dan melajukan kendaraannya menuju rumah sakit.

Setelah beberapa menit, mereka sampai di rumah sakit.

Gavi langsung keluar mobil dan masuk kedalam rumah sakit.

Para suster yang melihat Gavi langsung mengambil brankar, kenapa tidak rumah sakit tersebut adalah milik keluarga nya.

Gavi yang melihat brankar didepan nya langsung meletakkan tubuh Javier di atas nya.

"Cepat periksa dia" Ucapnya tegas pada para suster.

"Baik tuan" Balas salah seorang suster.

Para suster langsung membawa Javier ke ruang UGD. Dokter yang di kenal dengan nama Dave tersebut masuk ke dalam ruang UGD tersebut untuk memeriksa Javier.

Setelah Beberapa saat, Dokter Dave yang memeriksa Javier keluar dari UGD.

"Bagaimana?" Ucap nya dengan wajah serius menatap dokter tersebut.

"Ia syok dan luka luar yang di alami nya juga sudah di obati. Anak tersebut perut nya kosong sehingga asam lambungnya kambuh. Pola makannya harus teratur. Oh ya satu lagi anak itu juga menderita asma, Tuan boleh masuk setelah anak itu dipindahkan ke ruang rawat."Dokter Dave menjelaskan tentang keadaan dan kondisi tubuh Javier.

"Baiklah, terimakasih" balas Gavi

Dokter Dave menunduk sebagai rasa hormat nya pada Gavi dan berlalu pergi untuk mengecek pasien lain.

~~~~~

Javier sudah dipindahkan ke ruang rawat. Gavi menatap wajah Javier yang belum sadarkan diri.

Ada rasa khawatir yang terbesit di hatinya. Padahal Gavi adalah orang yang tidak peduli dengan orang lain. Kenapa aku merasa khawatir pada nya? Batinnya.

~~~~~

Gimana part ini?
Nyambung gak ?

Kalau ada typo komen ya

Hayo tebak Gavi siapa?
atau jangan jangan Gavi sama pria yang sebelumnya sama lagi?

Di usaha kan untuk cepat up yaaa~

Don't forget to vote, comment, and follow (⁠◠⁠‿⁠◕⁠)

Thank you for support

Let's be friends (⁠≧⁠▽⁠≦⁠)

Javier Baskara ArsenioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang