Bersama Arthur

2.9K 127 3
                                    

Setelah perbincangan yang panjang, Javier setuju tinggal bersama keluarga Arsenio, menjadi bungsu keluarga Arsenio.

Sekarang Javier sedang berkeliling mansion bersama Arthur.

Ntah kenapa Javier merasa tertarik dengan Arthur begitupun sebaliknya.

Javier merasa nyaman bersama Arthur, meski Arthur tipe orang yang irit ngomong, wajah datar, dan susah mengekspresikan diri.

Sekarang mereka sedang berada di taman belakang. Mereka duduk di sana karena tadi Javier mengeluh letih mengelilingi mansion yang sangat besar ini.

"Bang?"Panggil Javier yang berada disamping Arthur.

"Hm" balas Arthur tanpa menoleh ke arah Javier.

"Abang gak capek wajah nya gitu gitu aja?" tanya Javier polos

"Emang kenapa?" Tanya Arthur balik.

"Gak papa sih, tapi gw liat nya bosen tau, datar banget tuh wajah udah kayak dinding tembok" Jelas Javier.

Arthur tersenyum samar meski tak terlihat. Arthur lalu melihat ke arah Javier dengan intens.

"Jangan menggunakan bahasa gaul mu itu. Panggil dirimu dengan sebutan adek" peringat Arthur karena sedari tadi Javier menggunakan bahasa gaulnya.

"Kenapa?"Tanya nya penasaran

"Agar terdengar lebih baik, mengerti?" jelas Arthur

"Baik lah, a-adek ngerti"Balas Javier gugup karena menyebut dirinya sendiri adek.

Arthur tersenyum dan itu menambah kegantengan nya.

"Nah gitu dong bang, kan enak liat nya tambah ganteng lagi. Adek suka liat abang senyum. Bisakah abang ketika bersama adek jangan perlihatkan wajah yang kaku" Javier senang melihat Arthur tersenyum dan di akhiri dengan permintaan Javier.

"Baiklah abang akan berusaha mengekspresikan diri ketika bersama baby" Balas Arthur dengan mengusap surai Javier.

"Bang" Panggil Javier

"Yes baby" Jawab Arthur

"kalau adek punya keluarga lagi, apakah kalian bakal ninggalin adek kayak orang tua adek dan kakek?" Tanya dengan wajah lesu.

"Baby tau? dulu ketika abang masih kecil. Abang di tinggal oleh mommy. Mommy janji sama Abang, gak bakal ninggalin Abang, tapi nyatanya mommy ninggalin Abang di depan mata Abang sendiri. Sejak saat itu Abang gak mau terlalu dekat dengan orang lain karena Abang trauma. " jelas Arthur panjang lebar.

Arthur bukan type orang yang banyak ngomong, tapi di dekat Javier, Arthur dapat mencurahkan isi hati nya.

"Adek gak bakal ninggalin Abang"Tegas Javier sambil melihat Arthur disampingnya.

Arthur membawa Javier ke pangkuan nya.

"Abang juga gitu, Abang gak bakal ninggalin baby, apapun yang terjadi, meski baby sendiri yang ingin ninggalin Abang, Abang gak bakal lepasin baby" Ujar nya.

"Janji?" Javier mengangkat jari kelingking nya untuk membuat janji.

"Janji" Arthur menautkan Jari kelingking nya dengan jari kelingking Javi.

~~~~~

Gimana pendapat kalian? gak nyambung ya?

Haloowww
Buat yang muslim, sekarang malam takbiran nih.
Kalian ada rencana gak, city light?

Author cuman mau ngucapin
Mohon maaf lahir dan batin

Besok udh lebaran aj gak kerasa ya

Dipisah kan oleh politik, disatukan dengan war takjil .

Semangat

Makasih buat yang udh baca dan vote

Buat para readers jangan lupa vote, komen, dan Follow ya

Kalau ada typo komen ya

Khob Khun Kha <⁠(⁠ ̄⁠︶⁠ ̄⁠)⁠>

Let's be Friends (⁠≧⁠▽⁠≦⁠)

Javier Baskara ArsenioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang