4.

8 8 0
                                    

Ketiga gadis itu pun telah tiba di kediaman mereka yang sangat tenang, aman dan damai itu.

Tak lupa Joxcy pun menyambut kedatangan mereka bertiga. Satu persatu keluar dari mobil dan memberikan salam perpisahan kepada Bintang.

"ti ati kalo dijalan" ucap sang adik kepada kakak laki lakinya. Bintang pun mengacungkan ibu jarinya kepada sang adik. Dirinya pun langsung menjalankan mobilnya keluar dari perumahan.

"cape banget co any*ng, kaki ku mati rasa pake hak tinggi" ucap Reyca sambil memijat pergelangan kakinya yang terlihat memerah.

"sama woy, tau gitu aku pake sneakers aja daripada hak tinggi" tambah Pius. Reyca pun mengangguk setuju.

"kakimu ga sakit li?" tanya Reyca yang masih memijat pergelangan kakinya. Prilly pun menggelengkan kepalanya.

"udah biasa aku pake hak tinggi" balasnya dengan singkat sambil mengikat rambutnya.

"ya ga shock si kalo Prilly ga ngerasa sakit kalo pake hak tinggi" ucap Joxcy yang sedang membantu memijatkan kaki Pius.

Prilly pun hanya tertawa lalu masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Setelah semuanya telah membersihkan diri, mereka berempat pun duduk di ruang tamu sambil bercerita tentang kegiatan mereka dari yang Prilly, Pius dan Reyca berada di restoran dan Joxcy yang bersenang senang sendiri di rumah.

.
.
.

Pagi pun telah tiba, rumah terasa sepi karena ke empat gadis itu belum ada yang bangun dari tidurnya. Terdengar alarm dari 4 kamar yang tidak berhenti berbunyi.

TOK !!
TOK !!
TOK !!

Terdengar suara ketukan pintu dari ruang tamu. Mereka berempat pun tidak kunjung bangun dari tidurnya.

"DEK !!" teriak seseorang dari luar rumah. Lagi lagi tak ada satupun yang bangun untuk membukakan pintu.

"DEK !!" teriaknya lagi.

Dipanggilan kedua ini salah satu dari mereka pun bangun, yaitu Prilly. Prilly pun keluar dari kamarnya untuk membukakan pintu.

"siapa ya?" tanya nya sambil membuka pintu, Ia dapat melihat Pria berbadan besar dan tinggi itu dihadapannya. Dirinya pun mengenali Pria itu.

Pria itu mengacak rambut Prilly lalu berjalan masuk ke dalam rumah.

"selamat pagi Prilly" ucapnya lalu duduk di sofa dan mengambil ponsel di saku celananya.

"pagi juga kak, Reycanya masih tidur, mau di bangunin?" tanya Prilly yang masih sedikit berantakan karena baru saja bangun tidur. Pria itu pun menggelengkan kepalanya.

"biar kakak aja yang bangunin" balasnya sambil menaruh ponselnya di meja lalu berjalan ke atas. Prilly pun mengangguk lalu berjalan ke arah dapur untuk membuatkan minuman.

Pria itu pun sudah berada di depan pintu Reyca, lalu dirinya pun mengetuk pintu Reyca. Namun tak ada jawaban dari sang pemilik kamar.

Lagi lagi pria itu pun mengetuk kamar Reyca dan lagi lagi tak ada jawaban.

"astaga ni anak" gumamnya sambil mencoba membuka pintu kamar Reyca, pas sekali pintunya tidak dikunci, dirinya dapat melihat kamar sang adik yang sangat berantakan.

Banyak baju berserakan, buku pelajaran yang tergeletak dimana mana dan bungkus makanan ringan yang tidak dibuang ditempat sampah.

"jorok amat ni anak" ucapnya sambil berjalan ke arah kasur sang adik. Dirinya melihat Reyca yang masih tidur nyenyak, wajahnya yang di baluti oleh masker wajah.

MY FRIEND S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang