chapter thirty-two

1.2K 86 2
                                    

Tandai typo

Happy reading 💫

__________________________________________________________

Huek...

Huek....

"Bueh...,gila! Kenapa tuh mobil bau banget sih" kesal Ella setelah keluar dari dalam mobil orang yang telah menculiknya, dia langsung saja mengeluarkan seluruh isi perutnya kerena tidak menyukai bau dari dalam mobil tersebut

"Enak aja...biar begini, tuh mobil belinya pakai uang bukan pakai daun" sarkas pria itu yang membuat Ella mendelik tak suka.

"Ihhh, om ini kalo mau pembunuhan berencana pakai cara yang estetis dikit kali, masa pakai Stella jeruk. Gak elit banget." Cibir nya dengan muka yang di teluk

"Anda saja yang lebay, orang wangi gini." Ucapnya untuk meneruskan perdebatan yang tak ada habisnya itu

Perdebatan pun terus terjadi, orang-orang yang menculik Ella tadi pun hanya bisa menonton perdebatan mereka dan tak berniat untuk melerai sama sekali

"Ehemm..."

Mendengar suara deheman yang cukup keras, membuat mereka berhenti berdebat dan menoleh ke sumber suara. Disana terlihat seorang pria paruh baya berdiri memandang kearah mereka dengan tatapan bingung

"Ada apa?." Tanyanya sambil menaikan sebelah alisnya tanda bertanya

"A-anu t-tuan." Orang yang sedari tadi berdebat dengan Ella pun seketika menjadi gugup melihat orang yang berdiri di depan itu

Pria paruh baya itu mengerutkan keningnya, ia menatap tajam anak buahnya yang berbicara dengan gagap di depannya. Melihat itu ia seketika panik dan dengan cepat menjelaskan

"T-tuan! Kami membawa nona muda." Katanya dengan cepat

Orang yang di panggil tuan itu pun mengangguk dan menatap Ella dari atas sampai bawah, jika dilihat saat ini penampilan Ella seperti gembel saja sehabis  muntah

"Nona Muda!." Sapa nya sambil menunjuk hormat kepada ella. Membuat Ella yang melihatnya menjadi bingung dan seketika menjadi linglung

"N-nona m-muda?" Tanyanya sambil menunjuk dirinya sendiri, sekarang giliran Ella yang menjadi gagap

"Benar sakali anda adalah Nona muda disini!. sekarang tuan besar sedang menunggu anda."

"Benarkah?."

"Tentu, silahkan! Saya akan mengantarkan anda." Ucapnya yang di balas anggukan kepala oleh Ella

Setelah itu mereka masuk ke dalam mansion mewah yang hampir sama mewahnya dari milik Cakra. Ella pun baru menyadari kalau mereka berhenti di depan sebuah mansion, gara-gara rasa mual yang menderanya ia sampai tak memperhatikan sekitarnya

Saat ini mereka tiba di ruangan yang sepertinya itu merupakan ruang keluarga yang ada di mansion mewah itu. Dapat Ella lihat di salah satu sofa yang ada di sana terdapat seorang pria paruh baya, mungkin seumuran dengan orang yang menuntun dia keruangan itu.

"Permisi tuan."

"Hmm, bagaimana?." Tanya pria paruh baya itu belum menyadari keberadaan Ella karena dia duduk membelakangi mereka

"Saya sudah membawa pulang, nona muda. Tuan."

Saat mendengar bahwa asisten nya itu telah membawa pulang orang yang sangat dia nanti kepulangan nya, dia pun segera berdiri dari duduknya dan berbalik untuk melihat sosok yang sangat dia rindukan kehadiran. Sementara asisten dari pria it atau orang yang mengantarkan Ella ke ruangan itu sudah pergi dari sana entah kemana hanya tuhan yang tau

Pria Paruh baya itu terpaku melihat Ella, begitupun sebaliknya. Namun, pikiran Ella agak lain

"Ck, Ck, ini mah spek sugar Daddy impian gue." Batin Ella menjerit-jerit

Pria paruh baya itu perlahan mendekat kepada Ella dan berancang-ancang ingin memeluk nya, tetapi Ella yang sok jual mahal pun menghindar.

"S-sayang." Panggil orang itu dengan mata berkaca-kaca. Ella yang salah tanggap saat mendengar panggilan 'sayang' untuknya pun jadi salah paham

"Gilee, dah manggil sayang-sayang aja nih Om-om. Belum aja gue terima tawarannya jadi sugar baby." Begitu kira-kira isi pikiran Ella

"K-Kenapa yah o-om?." Tanya Ella gugup dengan memilin ujung bajunya, ia bersikap seolah seperti seorang gadis yang polos-polos namun bangsat

Pria paruh baya yang melihat Ella menghindari nya pun sedih." Nak..., ini papa." Ucap pria paruh saya itu dengan ekspresi dramatis. Ella membeku di tempatnya dengan pandangan yang lurus ke depan yang dimana pria paruh baya yang mengaku sebagai ayahnya itu berdiri di depannya sambil meneteskan air mata

"P-papa?." Ucapnya dengan linglung, rasanya Ella ingin menangis saat itu juga saat menerima kenyataan bahwa pria yang di dambakan nya untuk menjadi Sugar Daddy nya itu ternyata adalah papa nya sendiri

"Iya, ini papa, sayang." Sahut pria paruh baya itu tersenyum haru saat putrinya memanggil nya dengan sebutan 'papa'. Pria paruh baya itu ingin mendekat sekali lagi pada ella namun Ella malah menjauh dan bertanya dengan ekspresi datarnya

"Apa buktinya tuan?." Ella bertanya dengan nada suara dingin dan datar

Pria paruh baya yang diketahui bernama Mario Wijaya itu pun segera mengambil sesuatu dari atas meja yang ada di ruangan itu

"Ini, kamu bisa membacanya!." Ucap nya sambil menyerahkan selembar kertas kepada Ella

"Apa itu?."

"Hasil tes DNA."

Ella yang penasaran pun segera mengambil dan membaca isi nya dengan teliti. Setelah membaca ke seluruhan yang tertera di dalam surat itu Ella bergumam dengan lirih

"Jadi dia adalah ayahnya Ella." Gumamnya dengan pelan tetapi masih bisa di dengar oleh Mario kerena kondisi ruangan yang sepi

"Benar sayang!. Ini papa." Kata Mario dengan senyuman yang tidak luntur dari wajahnya yang masih tampan walau sudah hampir berumur 40 tahunan. Dia mendekat Ella untuk yang ketiga kalinya dan langsung membawa Ella kedalam pelukannya, kali ini Ella tidak menolak dan tidak juga membalas pelukan tersebut. Pikirannya sedang mencerna kejadian yang menimpanya hari ini

Setelah lama memeluk Ella, Mario pun melepaskan pelukannya dan memandang Ella dengan pandangan penuh kerinduan. Ella yang sudah berhasil mencerna kejadian yang ada pun segera bertindak

"Tapi kenapa baru sekarang papa mencari Ella?." Tanya ella dengan suara bergetar menahan tangisannya

"Maafkan papa nak, papa baru bisa  sekarang untuk menemukan mu, maafkan papa, papa salah. Kau bisa menghukum papa." Ucapnya dengan nada penuh penyesalan

"Apakah papa tau, selama ini Ella hidup dengan susah dan papa hidup dengan enak disini. Ella bahkan dimasukkan ke rumah sakit jiwa karena tekanan dari orang-orang yang selalu membully dan mengina Ella." Ella mengeluarkan semua unek-unek nya, entahlah mungkin perasaan pemilik tubuh yang asli

Mario yang mendengar keluh kesah yang di keluarkan oleh anaknya itu pun merasa sangat bersalah, dia berlutut dihadapan putrinya sambil menunduk dan mengucapkan berulang kali kata maaf dengan lirih

Ella yang tak tega pun memilih memaafkan ayahnya itu dan membantunya untuk berdiri

"Ella maafin papa kok, jadi papa jangan gitu lagi, Ella gak suka. Walaupun agak terlambat, Ella senang kok bisa ketemu papa." Ucap Ella sambil menghapus air mata ayahnya itu

"Makasih ya sayang, udah mau maafin papa." Kata Mario sambil memeluk kembali putrinya itu tak lupa melabuhkan ciuman penuh kasih sayang di dahi Ella

"Iya papa." Sahut Ella sambil membalas pelukan hangat itu...


________________________________________________________
Bersambung.....

See you in the next chapter all✨

novel transmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang