Jangan lupa vote dan komentarnya❤️
Spam 🥀
♡
"Ego manusia itu tidak memiliki telinga"
♡
Wangi kuah kaldu yang keluar dari panci besar berhasil membuat Naura meneguk saliva-nya tak tahan. Matanya terus mengikuti gerak tangan seorang lelaki tua yang sedang membuat pesanan. Hingga tak sadar ia berdecak saat mangkok yang ia kira miliknya itu ternyata adalah milik orang lain.
Selena mengelus punggung tangan Naura sambil tertawa kecil. "Lap iler lo. Netes dari tadi." Goda Selena.
"Udah berapa abad kita nggak makan disini ya, Sel? Setelah mengikuti jejak dietnya Bunda Selena - gue nggak pernah lagi makan makanan terenak sedunia ini." Perkataan berlebihan Naura membuat Selena memutar bola matanya jengah.
"It's only been a year since we ate here, Nau."
"Tetep aja, lama kan? Biasanya orang itu makan bakso tiap weekend tau!"
Kening Selena mengernyit. "Mana ada orang makan bakso seminggu sekali."
"Ada. Tetangga gue tiap sabtu habis ashar atau habis magrib pasti order bakso. Mana wanginya kemana-mana lagi tuh kaldu bakso, sialan." Naura menutup mulutnya saat kalimat itu tanpa sadar terucap. "Padahal kan nggak boleh ya bau makanan kita tuh sampai ke cium sama tetangga - terus dia nggak ngasih. Harusnya dia ngasih gue baksonya nggak sih, Sel? Menganggu ketentraman orang lain juga kan itu namanya."
Hiperbola. Lagi.
"Dia tahu kalau lo lagi diet makanya dia nggak ngasih lo baksonya." Sahut Selena asal.
"Ya kalau dia tahu gue diet harusnya dia nggak order bakso dong." Ujarnya menggebu-gebu sementara Selena mengerutkan keningnya tak mengerti. "Iya kan gara-gara wangi bakso dia gue jadi terganggu, jiwa gue terganggu Sel - antara harus cheating atau tetap diet. Ini namanya mengganggu hak asasi orang diet."
Selena menghela napas frustasi sambil tangannya meraih gelas berisi air itu dan meminumnya hingga tersisa setengah.
Pertemanan antara dirinya dan Naura memang memberikan warna yang terang didalam hidupnya. Namun tak jarang juga perempuan yang berusia sepantaran dengannya itu bersikap layaknya seseorang yang berusia jauh dibawahnya. Tetapi seakan tahu bagaimana watak Naura - Selena selalu menanggapi gurauan itu dengan anggukan kepala seolah setuju akan kegilaan sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FINE
RomansaDan akhirnya selalu ada batas dalam setiap perjalanan, dan selalu ada kata selesai untuk sesuatu yang dimulai.