Charlie.

919 59 18
                                    

Tin mengusap lembut punggung Vel yang kini gemetar hebat,
Vel terus menerus menyebut nama Charlie dengan nada yang begitu sedih.

"Apa yang sebenarnya terjadi?siapa Charlie dan mengapa kau begitu sedih Vel?apapun itu aku tidak suka melihat air mata di matamu itu".Tin berbicara dalam hati sambil mengusap lembut air mata Vel.

Vel terus menangis dan itu ikut membuat tin juga merasakan kesedihan

"Ada apa baby?apa kau mimpi buruk?Siapa Charlie?".Tin bertanya dengan begitu lembut sambil mendekap erat tubuh Vel.

Vel menggelengkan kepalanya
Dia juga tidak tahu,
Tapi dirinya begitu sedih saat mendengar nama itu.

"Aku tidak tahu tin,Tapi hatiku sakit saat mendengar nama itu,Aku merasakan kerinduan yang begitu besar pada sosok yang bahkan aku sendiri tidak tahu bagaimana rupanya, aku lupa aku tidak bisa mengingat siapa dia dan apa perannya di hidupku tin".Vel bicara pelan sambil mengeratkan pelukannya pada tin.

Tin terdiam tapi dia kembali mengusap lembut punggung Vel

"Siapapun dia,dia pasti sosok yang penting bagimu Vel,kau begitu sedih Karena sepotong ingatan tentangnya,tak apa suatu hari nanti kau pasti akan mengingatnya dan aku pastikan aku akan ada disana untuk menemanimu ".Tin berucap lembut sambil memegang pipi Vel.

Vel menatap tin yang kini tersenyum lembut kepadanya,
Rasa sedih dan tidak nyaman di dadanya perlahan hilang begitu melihat tatapan lembut yang diarahkan tin padanya.

"Terima kasih tin".Vel berucap pelan lalu mengecup pipi tin singkat

Tin membeku dan perlahan memerah

"Ah kau curang sekali Vel,aku baru saja terbakar api cemburu dan kau langsung memadamkannya dengan ciuman manismu itu dasar kucing nakal".Tin berucap pelan sambil mengecupi wajah Vel.

Vel tertawa saat tin mulai menciumi wajahnya

"Apa kau sudah tenang sekarang?,Dome sudah menunggu dibawah jadi baby,ayo kita temui pengacara muda itu dan biarkan dia melakukan pekerjaannya".Tin menghentikan serangannya lalu mulai meraih vel kedalam gendongannya.

Vel mengangguk lalu melingkarkan tangannya ke leher tin erat

"Aku baik baik saja tin,aku hanya sedikit terlalu terbawa suasana saja tadi".Vel berkata pelan sambil menyandarkan kepalanya ke bahu tin.

Tin mengangguk pelan lalu keluar dari kamarnya bersama Vel

Di ruang tamu
Dome menunggu dengan album foto ditangannya,
Dia seketika tersenyum melihat Vel datang bersama dengan Tin.

Tin menatap Dome yang begitu sumringah melihat kedatangan Vel,
Dia merasa darahnya mendidih
Dia jadi ingin menendang Dome tapi dia harus menahannya,
Dia membutuhkan bantuan pengacara muda itu
Jika semua ini selesai dia berjanji akan menyulitkan pengacara itu untuk mendapatkan lee,
Walau tenang tin adalah seorang pendendam.

"Bisakah kau mengontrol raut wajahmu itu,Atau kau ingin aku yang mengubahnya".Tin berbicara tajam dan membawa Vel duduk jauh dari Dome.

Dome Seketika menurunkan senyumnya dan menatap tin dengan tatapan jengah,
"Berhentilah cemburu padaku tin,Aku hanya girang karena bertemu dengan Vel,sudah lama aku tidak melihat wajahnya".Dome bicara pelan sambil menatap lembut Vel.

Tin segera menyembunyikan Vel dibalik tubuhnya

Melihat reaksi tin dome refleks memutar kedua matanya malas,
"Baiklah baiklah aku berhenti, aku kemari membawa sebuah album foto, dan ini mungkin akan memicu ingatan lama Vel ". Dome menyerahkan album foto itu ke tin.

You Wish{Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang