Beginning

4.1K 153 5
                                    

Langkah kaki kecil itu berjalan dengan riang.

Walau penampilannya begitu sederhana, itu tidak mengurangi sedikitpun kecantikan pemuda dengan mole di pipi kirinya itu.

"Vel"

Pemuda itu berbalik ketika mendengar Suara Sahabat kecilnya

"Nut".

Nut atau biasa dipanggil Supanut mendekati sahabat cantiknya dengan langkah kaki ringan.

"Kau datang pagi sekali".nut tersenyum sambil merangkul sahabat karibnya itu

"Tentu saja!!kau tau bahwa Dia akan berkompetisi hari ini kan?".

Nut menghela nafasnya lelah.

"Vel,harus dengan bahasa apalagi aku memperingatkan mu,duniamu dan dia itu berbeda,dia tidak akan melirikmu".

"Tak apa Nut,selagi dia ada dalam jarak pandangku itu sudah sangat membuatku bahagia".Vel bicara sambil menatap kedepan

Dia sudah tau dirinya sama sekali tidak punya kesempatan

Tapi dia ingin setidaknya dekat dengan pujaan hatinya itu.

"Terserahlah,yang penting aku sudah memberikanmu peringatan".

Keduanya lalu berjalan menuju Ruang kelas masing masing

Nut mengambil manajemen sementara vel mengambil jurusan seni dan perfilman.

Suara Sorak sorak dan tendangan serta semangat begitu memekakkan telinga

Kali ini tim Engineering melawan Tim Bahasa

Sepak bola tidak lagi penting,karena mayoritas penonton justru terpaku pada siswa engineering yang pendiam tapi sungguh berkharisma.

"Tin".

Pemuda itu menoleh dan melihat anggota timnya mendekat dengan bola di kakinya.

Tin segera bersiaga dan membantu mengiring bola itu menuju gawang

Pemuda itu terlihat tenang tapi dengan penuh kepastian dia mampu memberikan gol penentuan untuk jurusannya.

"Pemenangnya adalah Tim Engineering".

Tim tersenyum simpul saat pengumuman pemenang sudah di umumkan,
Dia ditarik menuju lapangan dan begitu banyak orang yang menyoraki dan memberikan banyak pujian untuknya,
Ini biasa tapi cukup menyenangkan untuk pemuda tenar itu.

Di sisi lain pemuda manis itu diam diam memberikan coklat kepada tin melalui teman baiknya.

"Ayolah Archen bantu aku memberikannya pada Tin".

"Ckk,baiklah tapi kau harus menepati janjimu untuk mentraktirku makan siang nanti".

"Iya kau tenang saja,aku baru mendapatkan gaji bulanan ku hari ini".

"Oke,kita sepakat".

Vel bersembunyi saat Archen mendekati Tin dan memberikan coklat kepadanya.

"Hei Tin,Ini temanku menitipkan coklat untukmu".

"Archen?,Baiklah Terima kasih".Tin tersenyum senang lalu menerima coklat itu dengan senang hati.

Archen mengangguk singkat lalu pergi dari sana,
Dia tidak sabar di traktir oleh teman baiknya itu.

Perlahan senyuman Tin perlahan memudar,
Dia memandang jijik ke arah coklat itu.

"Murahan".

Dengan ringan Tin membuang Coklat itu ke tempat sampah,
Tanpa menyadari dirinya telah menyakiti hati seorang pemuda cantik yang kini menitikkan air matanya.

Tin melangkahkan kakinya ringan meninggalkan lorong itu dengan berbagai hadiah mahal di tangannya.

Vel mengelap air matanya lalu berjalan ke tempat sampah itu

Itu memang coklat yang tidak begitu mahal,tapi Vel menabung cukup lama untuk memberikannya pada Tin.

Vel mengambil coklat itu lalu pergi dengan hati yang semakin retak setiap harinya.

You Wish{Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang