Brak
Sebuah buku arasya letakkan tepat didepan talitha yang duduk dimeja perpustakan kampus. Kalian tahu kan pagi ini kosong jam kuliah karena pergantian mata kuliah lusa sore dadakan. Yah seharusnya mereka bisa tertidur tenang senin pagi ini. Namun talitha memilih untuk menemui bapak dosen killer itu berharap diberikan keringanan
"Lagian loh kemana aja talitha hah. Sesibuk apa loh disana? Gue rasa emang bener pergerakan loh semenjak menikah semakin susah. Tal kita 2 semester lagi loh kata loh mau ningkatin IPK? Mana talitha yang ambis" gerutu arasya yang membuat talitha menengelamkan muka diantara lipatan tangannya
Kuliah reguler seperti ini memang terkadang membuat siapa saja kesal dengan IPK yang naik turun sebab pula IPS semester yang naik turun. Ibarat kalau kalian turun IPS semester ini maka siap siap lah kalian harus bisa memperoleh IPS besar disemester selanjutnya walau yang akan ngaruh ke IPK hanya beberapa persen
"Ar, gue pas itu lagi pengajian gue ga sempet buka handphone dan ngga tahu" jelas talitha menatap arasya sebentar lalu menghela nafas kasar
"Lagian ya loh gue yakin banget nih loh mau datengin pa feru sampai bawa limosin juga ga akan ngaruh apa apa yang ada malah loh kena amuk! loh tahu kan gimana keras kepalanya beliau"ucap arasya lagi lagi mengomel lalu terduduk dibangku tepat hadapan talitha
"Yang penting gue coba kesana dulu! Loh tunggu disini ar" ucap talitha yang membuata arasya menatap sang sahabat penuh cemas. Hey dirinya sangat yakin bahwa talitha pasti akan berakhir kena amuk buka diterima pengumpulan tugasnya.
---
Hingga hampir 45 menit yang lalu decitan pintu perpustakan membuat arasya segera terbangun menatap talitha dan cakha yang berjalan berdampingan. Raut talitha tidak terbaca oleh arasya. Hingga gadis itu menatap talitha penuh pertanyaan"Beliau ngga nerima tugas gue ar"ucap talitha yang membuat cakha juga mengangguk mengiyakan
"Mending kita duduk dulu disana!"perintah cakha diikuti ketiganya
"Jadii?"tanya arasya penuh selidik saat sudah duduk dihadapan talitha dan cakha memilih berdiri ditengah tengah mereka
"Tadi gue ke ruangan beliau kebetulan ada cakha habis nyimpen tugas dari bu ani! Beliau udah gue temuin pas pas an keluar dari ruangannya dan katanya beliau ga bisa nerima susulan tugas gue"ucap talitha menatap arasya tersenyum sayu
Arasya tahu sahabatnya sejak semester 1 sangat sangat protek pada yang namanya penugasan
"Tapi ngga papa lain kali gue jadiin ini pelajaran"sambung talitha lalu bergerak mem wa seseorang
"Tal, gue yakin loh lagi ada masalah kan?"todong cakha yang membuat arasya melotot ke arah sang sahabat. Hei apakah sang sahabat akan berkata jujur
"Dia lagi ada masalah organisasi juga! Loh di tanyain ketua lo kan"bukan talitha yang menjawab tapi arasya. Cakha yang mendengarkan berdecak lalu duduk tepat disamping kiri talitha menghadap sang sahabat
"Sejak awal gue udah bilangin kalau lo lebih baik tanpa organisasi aja"gerutu cakha yang membuat talitha menghela nafas kasar
"Tenang cak ar, gue bisa kok hadapi dia! Ada keyfan juga! Btw sekarang gue mau nemuin chandra ditemuin keyfan!"ucap talitha yang membuat ia membenahi tatanan kerudungnya
Cakha menatap khawatir begitupula dengan arasya walau dicampuri perasaan kesal
"Lo udah beres kelas kan cak? Lo juga ar! Mending loh istirahat aja yaa"ucap talitha yang kini diangguki keduanya
Walau keduanya itu mengkhawatirkan talitha. Mereka lebih baik mengalah talitha sudah mengatakan ia akan baik baik aja berarti dia sudah memutuskan hal apa yang akan diambil.
----
"Gue minta maaf chan, belakangan ini gue bener bener lagi disibukin sama masalah internal keluarga gue"ucap talitha menatap seseorang yang kini menatapkan datar tak berekpresi
Chandara Aiden. Ketua organisasi itu nampak mengangguk ngangguk mendengar penjelasannya"Harusnya si lo lebih bisa membagi tugas keduannya tanpa melupakan salah satu"balas chandra yang diangguki mengerti oleh talitha
Sudah tahu kan dari balasan laki-laki itu yang mencerminkan peragainya. Kadang talitha juga hampir dibuat menangis menjadi jadi awal saat chandra menjabat
"Sorry"ucap talitha yang kini mendapat helaan nafas dari keyfan tepat disampingkan
Kalau chandra yang mungkin bisa dikata otoriter, berbeda dengan keyfan yang nampak sangat netral dan penengah
"Yang penting loh buktiin tal! mingdep acara sidang tengah akan dimulai! Loh mulai persiapan aja yaa sama elang! Kami ga bisa mengharapkan dia makanya loh satu satunya yang juga harus sedikit bisa memahami! Kalau loh ga bisa siapa yang bisa kita harepin"ucap keyfan memberi pengertian
Talitha mengangguk menatap kedua nya penuh maaf. Benar apa yang keyfan katanya. Elang ketua komisi divisi nya itu kuliah di 2 universitas kesibukan yang karena mengambil 2 jurusan terkadang membuatnya jarang menghadiri acara organisasi. Namun satu hal yang membuat talitha salut laki-laki itu bahkan kebal dengan amukan chandra dan bisikan bisikan anggota lain
Talitha sebenarnya tipikal sangat mengerti elang. Bahkan tak jarang gadis itu menggantikan kewenangan ketuanya juga menutupi kesalahan sang ketua yang memang kalaupun sibuk kuliah di univ lain setidaknya datang menghadiri
"Gue bakal coba hubungin dia! Sekali lagi sore chan key"ucap talitha yang diangguki chandra
"Buktiin aja apa yang lo ucapin"jawab chandra yang lagi lagi diangguki talitha. Lebih baik berkata iya iya saja dihadapan ketuanya itu jangan sampai beradu argumen
"Oke ta, lo belum pesen apa apa! Mau pesen?" Tanya keyfan membuyarkan suasana dingin dan canggung ketiganya selepas tata meminta maaf
Dalam hati tata lagi lagi merutuki kenapa mahasiswa semua malah memilih chandra yang memimpin organisasi saja otoriter dan sudah mengerti orang. Andai saja pada saat KPU ketua DEMA keyfan tidak kalah suara beberapa persen mungkin gadis itu tidak akan berhadapan dengan laki-laki otoriter dihadapannya.
Haloo minal aidzin wafaidzin semuaa dari author yang baru update lagi!
Maaf yaa baru ngucapin dihari 2 lebaran. Btw selamat idul fitri bagi yang merayakan.Jangan lupa vote komen and share guys
Agar author semangat ngetik
Babay
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Yang Terakhir?
SpiritualThalita Hanna Ranisa gadis cantik yang masih kuliah semester 4 ini tiba-tiba dijodohkan oleh orang tuanya dengan seorang Gus yang sebelumnya tak pernah terpikir di otak kecilnya Ini bukan soal talitha yang tidak menghargai bahkan membenci rayyan cal...