Part 3

31 2 0
                                    

"SAH"

Suara itu seperti yang sangat talitha sedikit takuti, hari ini hari jumat yah dirinya terlebih dahulu mengadakan akad nikah juga pernikahan yang dihadiri keluarga besar karena walimah pernikahan akan diadakan hari minggu bertempat di pesantren sang suami. Hei suami yah dirinya baru saja berganti status sejak suara itu terdengar nyaring

Arasya yang berhadapan diambang kasur milik dirinya, memeluk tata dan tersenyum gadis itu memeluk erat lalau berkata

"Selamat ta, gue ikut berbahagia! Inget mulai hari ini loh udh jadi istri orang"ucap arasya terkekeh

Tata mengelingkan mata nya sedih, dirinya masih sedikit tidak terima akan hal ini tapi cara apapun yang ia usahakan nampaknya tidak mengagalkan semua rencana ini

"Ar, sejujurnya gue masih ga tahu harus apa! Setelah ini yang ada dipikiran gue gue ga tahu harus ngapain, gue takut berdosa tapi gue juga belum bisa menerima" ucap talitha dipelukan sahabatnya itu, arasya menarik diri dari pelukan lalu berdiri dan menepuk pundak tata

"Gue ngerti, tapi kan kata loh apapun yang kita lalui itu adalah hal yang bisa kita hadapi. Ayo dong mana nih tata yang biasa nya positif thingking"ucap arasya yang membuat tata menghela kasar

Ini terlalu sulit bagi tata, sulit karena sampai kata SAH terdengar pun hatinya masih milik orang lain. Tata tahu ini salah tapi dirinya tidak bisa secara cepat untuk memutar haluan cintanya kan

Hingga suara sang ibu terdengar membuka pintu dan tersenyum, baju gamis putih dan senyum sumringah dibibirnya menghiasi kebahagiaan yang menyelimuti ibu dari talitha ini

"Tata, ayo turun kamu udah ditunggu. Tata ibu jadi sedih putri ibu jadi istri orang! Ingat yaa kamu harus bisa menempatkan diri kamu mulai kali ini" ucap sang ibu lalu memeluk putrinya. Andai saja ibunya mengetahui kegundahan dalam hati dirinya, tapi melihat kebahagian yang terpancar dari keluarganya tata memilih memendam sendiri, arasya yang berada disampingkan mengangguk lalu ikut mengapit dirinya untuk turun ke bawah.

---------
Atensi kedatangannya dari tangga lagi lagi mengalihkan seluruh keluarga besar 2 belah pihak. Gamis putih dengan corak sedikit digamis nya itu menambah kesan cantik dan elegant secara bersamaan ditambah kerudung yang dia pakai juga menutup dada dan sederhana namun terkesan cantik.

Tata di giring untuk mendekat kearah gus rayyan dirinya datang dengan senyum tipis sedikit. Ini bukan pernikahan yang ia inginkan dirinya belum terlalu mengenal laki-laki dihadapannya

"Ayo talitha kamu menyalami suami kamu" suara bapak penghulu membuat tata segera menyalami gus rayyan dihadapannya. Bertanya seputar perasaan hanya perasaan takut saja yang menghantui gadis itu

Gus rayyan juga menyalami dirinya lalu mengusap kening gadis itu sembari merapalkan doa. Ada rasa sedikit gugup didoakan seperti itu. Gus rayyan juga mencium kening dirinya seperkian detik yang membuat nafas tata sedikit tercekat. Ini masih terlalu asing untuk dirinya

" hannah,"ucap gus rayyan memandang dirinya sedikit berbisik. Tata menatap suami nya tak kalah mata mereka bertemu lalu gus rayyan berbisik

"Terima kasih" ucap gus rayyan lagi lagi kata terima kasih ia dengar juga nama tengah nya yang beliau sebut. Talitha memejamkan matanya lalu menatap arasya yang tersenyum menatap dirinya

Hei apakah salah jika talitha mengharapkan laki-laki dihadapannya yaitu raka. Talitha mengelengkan kepala cepat lalu mengikuti arah dimana dirinya harus melalukan sungkem. bukan saat nya itu ia memikirkan laki-laki yang masih bersemayam di otak dan pikirannya.

-----
Sore harinya, sekitar pukul 15.00 talitha menghela nafas kasar setelah hampir seluruh keluarga besar pamit untuk pulang. Gadis itu sangat pegal untuk sekedar menyapa dan tersenyum kepada keluarga yang hadir

Dirinya diam duduk dikursi balkon tanpa niatan untuk menunaikan salat ashar yang sudah berkumandang. Rayyan? Laki-laki itu masih berada dibawah karena mendapati kedatangan sahabatnya. Tadi tata sempat bertemu namun gadis itu izin menaiki kamar terlebih dahulu karena sudah sedikit lelah untuk acara akad nikah ini

Tata menatap lekat instagram laki-laki itu raka zayden, salahkah jika ia mencintai laki-laki lain yang bukan suaminya

Tata membuka sedikit jarum pentul yang berada di tengah lehernya. Gadis itu tidak membuka hijabnya hanya melongarkan kerudung nya

Hingga suara pintu terketuk membuat tata mengalihkan perhatiannya,

"Masuk gak dikunci kok" ucap talitha menatap ambang pintu yang terbuka.

Gus rayyan. Laki-laki yang beberapa jam lalu sudah paten menjadi suaminya itu masuk lalu berucap

"Assalamualaikum" ucap gus rayyan yang membuat tata segera menutup laman instagramnya

"Walaikumsalam" ucap tata menoleh sedikit lalu kembali menatap pemandangan di balkon

Sejujurnya tata bingung untuk memulai pembicaraan, dirinya terkenal ramah dan gampang bersosialisasi namun dalam tarap sosialisasi dengan putra pemilik pondok dirinya masih bingung untuk memulai pembicaraan

Suara gemericik air terdengar ditelinga tata, gadis itu paham bahwa rayyan pasti akan menunaikan salat ashar bayangan jika suami istri salat bersama membuat tata mengeleng dirinya masih merasa ini mimpi

"Hannah" panggil laki-laki yang membuat pikiran gundah gulana tata terbuyarkan, panggilan hannah yaa mungkin panggilan itu yang akan ia dengar setiap hari saat gus rayyan memanggilnya, tampilan suami nya juga sudah berubah memakai pakaian salat

"Kamu sudah salat?"tanya gus rayyan yang membuat tata mengeleng

"Belum" gadis itu menjawab seadanya, gus rayyan menatap sebentar lalu  mengambil sajadah yang berada di koper miliknya. Sebentar sejak kapan koper asing itu berada dikamarnya

"Saya akan pergi salat di mesjid bersama teman-teman saya. Kamu pergilah salat berjamaah dengan lisa dan kak ayu" ucap rayyan yang berjalan kearahnya lalu memberikan kado yang entah sejak kapan ada disini

"Ini hadiah dari teman saya, saya simpan disini. Kamu boleh membukanya, saya pamit dulu assalamualaikum" ucap rayyan lalu beranjak keluar

Tata menghela nafasnya kasar, melirik kado itu sebentar lalu membuka hijab yang menutupi beranjak untuk wudhu. Tata gadis itu tidak menututi perintah suaminya dirinya dan memilih salat ashar sendiri dikamar miliknya, ralat kamar itu sudah menjadi kamar suaminya. Sudah cukup bagi talitha bercengarama dengan kebahagian yang terpancar di orang sekitarnya namun sejatinya hati talitha terus berontak.

Kamu Yang Terakhir?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang